Kenalan Dengan e-KYC: Pengertian serta Keunggulannya

Kristiyanto . December 10, 2020

Berkembangnya fintech di seluruh belahan dunia membuat sebagian besar negara menetapkan aturan baru mengenai Know Your Customer (KYC). KYC sendiri merupakan proses yang menentukan identifikasi dan memeriksa prosedur penilaian risiko untuk menganalisis klien.

Saat ini, kebanyakan pelanggan yang yang sudah paham dengan dunia digital akan menggunakan ponsel pintar untuk bertransaksi keuangan secara real-time agar lebih menghemat waktu. Maka dari itu, ketika pelanggan Anda harus melakukan validasi hanya untuk melakukan verifikasi dengan mendatangi kantor Anda, tentu hal ini akan membuat mereka berpindah ke aplikasi lainnya yang lebih sederhana. Dengan perkembangan zaman yang terus berjalan, kini KYC telah bertransformasi menjadi eKYC.

Apa itu e-KYC dan apa saja keunggulannya? Jangan beranjak karena artikel ini akan mengulas mengenai keduanya.

Apa itu e-KYC?

Ketika sebuah instansi seperti bank atau perusahaan telekomunikasi perlu memverifikasi pelanggan mereka, penyedia layanan yang dimaksud pertama-tama harus memiliki lisensi dari UIDAI (Unique Identification Authority of India) yang memungkinkan mereka mengakses eKYC API. Setelah organisasi bisa mendapatkan lisensi, ada pengaturan keamanan dasar yang disetujui oleh pemerintah yang perlu diterapkan oleh perusahaan sebelum mereka dapat mulai menggunakan eKYC API.

Apa Saja Keunggulan e-KYC?

Dengan sejumlah teknologi yang diadaptasikan pada e-KYC, tentunya proses ini memiliki sederet keunggulan dibandingkan KYC sebelumnya, seperti:

Real-Time

Seperti dari namanya, Layanan eKYC dilakukan sepenuhnya dengan cara online. Artinya, data KYC dapat ditransfer secara real-time tanpa perlu intervensi manual. Proses KYC yang dilakukan secara manual dapat memakan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu untuk diverifikasi, tetapi proses eKYC hanya membutuhkan beberapa menit untuk melakukan verifikasi.

Mendapatkan Pelanggan Baru

Perbankan saat ini dihadapkan dengan tekanan untuk meningkatkan tingkat akuisisi mereka dengan cara  proses boarding digital. Hal ini bertujuan  untuk menciptakan simpati dan menarik nasabah baru yang setia dengan bank.

Menurut The Digital Banking Report (2017), 43% masyarakat merasa tidak puas dalam proses pembukaan rekening baru. Hal ini menunjukkan bahwa mereka yakin atau bisa berpindah bank karena harus memasukkan informasi lebih dari satu kali, apalagi ketika instansi tersebut tidak bisa melakukan proses verifikasi real-time dan akurasi yang rendah.

Mengurangi Penipuan

Faktanya adalah bank selalu dihadapkan pada keharusan untuk mengatasi kurangnya pendapatan karena aktivitas penipuan, mereka saat ini menghadapi tantangan besar dalam menangani penipuan digital sistematis secara efektif, terutama ketika mereka harus bekerja dengan sisa-sisa sistem lama yang lama.

Karena transaksi perbankan telah bergeser ke platform yang lebih digital dan seluler, penipuan berbasis digital banyak bermunculan. Seiring kemajuan teknologi, bank akan memiliki lebih banyak sumber daya yang berkembang untuk membantu mereka memerangi penipu seperti eKYC dalam proses orientasi digital untuk bank.

Alih-alih hanya mengautentikasi pengguna pada saat masuk ke akun, sistem terus memantau akun dan memverifikasi bahwa pengguna tidak berperilaku aneh. Salah satu cara untuk mengkonseptualisasikan bagaimana otentikasi berkelanjutan dapat bekerja adalah melalui sistem penilaian “yang mengukur seberapa yakin bahwa pemilik akun juga yang menggunakan perangkat”. Teknologi ini mencakup OCR, pengenalan wajah, deteksi keaktifan, dan deteksi penipuan. Cara ini membantu bank meningkatkan keamanan sistem mereka dan mengurangi penipuan dalam proses orientasi digital.

Baca juga: Mengapa Industri Perbankan Harus Menerapkan e-KYC?

Meningkatkan Pengalaman Pelanggan

Di dunia perbankan, onboarding adalah cara paling langsung untuk menggambarkan kepada pengguna jenis pengalaman pelanggan yang dapat diharapkan di bank Anda. Menurut laporan Signicat (2019) menunjukkan bahwa 40% konsumen meninggalkan proses onboarding perbankan dikarenakan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan KYC.

Proses verifikasi identitas untuk eKYC, akan mendorong lebih banyak aplikasi. Lebih 55% responden mengatakan mereka akan lebih tertarik untuk mendaftarkan diri mereka apabila proses verifikasi lebih cepat. Bahkan, sekitar 52% responden mengatakan akan akan membeli layanan tambahan jika proses veridikasi berbasis kertas tidak diperlukan. Ini menunjukkan bahwa eKYC dalam proses digital onboarding membantu bank untuk meningkatkan pengalaman nasabah. Sebagian besar masyarakat ingin beralih ke digital, untuk dapat memverifikasi identitas mereka secara online dan mempercepat proses onboarding.

Akses Layanan Lebih Cepat dan Fleksibel

Saat pandemi seperti ini, situasi dan kebiasaan di bank sedang berubah. Proses eKYC menghentikan pertemuan langsung di cabang. Penyedia layanan bank sekarang dapat menggunakan biometrik.

Untuk memverifikasi identitas pelanggan - bahkan dari jarak jauh, gunakan konferensi video. Oleh karena itu, waktu untuk melaksanakan proses onboarding menjadi lebih singkat, tidak hanya memberikan kemudahan kepada nasabah tetapi juga bank.

Perlu Anda ketahui bahwa Penerapan e-KYC sendiri bisa beragam. Mulai dari panggilan video, mengirimkan foto wajah, memanfaatkan data kependudukan lewat KTP Elektronik yang kini telah terintegrasi dengan data unik seperti sidik jari dan retina, hingga menggunakan tanda tangan digital. Namun, penerapan e-KYC ini juga membuktikan bahwa saat ini Indonesia bergerak maju dan bertransformasi menjadi negara yang berbasis digital. Untuk mempelajari   lebih dalam lagi dan berdiskusi dengan para ahli e-KYC, anda dapat mengunjungi di tautan berikut ini https://www.identifai.id/

Share :

Kristiyanto

PT Nodeflux Teknologi Indonesia