Rugi Triliunan, Ambisi Metaverse Mark Zuckerberg Berakhir Pahit

⁠Adimas Herviana . December 08, 2025

Foto: Reuters

Teknologi.Id - Pada Oktober 2021, CEO Facebook Mark Zuckerberg mengumumkan bahwa nama perusahaan akan diubah menjadi Meta. Pengumuman ini bukan sekadar rebranding, tetapi juga rencana besar untuk menjadikan metaverse sebagai masa depan interaksi digital. Dunia virtual yang diciptakan Zuckerberg dimaksudkan untuk menjadi tempat baru di mana orang dapat berinteraksi satu sama lain, bermain game, dan bekerja.

Namun, proyek metaverse ini menghadapi masalah besar sejak awal. Platform Horizon Worlds, yang dimaksudkan untuk membuka pintu ke dunia virtual Meta, mendapat kritik karena grafisnya yang kaku dan pengalaman penggunanya yang tidak menarik. Horizon Worlds hanya menunjukkan kekurangan teknologi VR saat ini daripada mengarah pada revolusi digital.

Meskipun Meta telah menggelontorkan lebih dari US$60 miliar sejak 2020, hasilnya masih jauh dari yang diharapkan. Investasi besar itu belum berhasil menciptakan lingkungan metaverse yang menarik bagi investor dan pengguna. Sebaliknya, prospek realitas virtual sebagai platform utama interaksi digital diragukan lagi oleh proyek ini.

Baca Juga: Cara Login Facebook Tanpa Password, Simak Caranya!

Kerugian Fantastis Reality Labs

Sekarang unit Reality Labs, yang bertanggung jawab atas proyek Metaverse, HeadSet VR Quest, dan perangkat Augmented Reality (AR), menjadi pusat kerugian terbesar Meta. Sejak 2021, unit ini tercatat mengalami kerugian lebih dari US$70 miliar, menjadikannya salah satu divisi paling merugi dalam sejarah teknologi. Bahkan pada kuartal kedua 2025, divisi ini terus mengalami kerugian hingga US$4,53 miliar, memperburuk keadaan keuangan perusahaan. 

Investor semakin gelisah karena kerugian beruntun ini. Metaverse tidak lagi menjadi masa depan teknologi yang diimpikan Mark Zuckerberg, tetapi malah menjadi masalah keuangan yang mengganggu kepercayaan pasar. Sementara, adopsi pengguna dunia virtual masih sangat terbatas, banyak analis berpendapat bahwa strategi besar Meta terlalu dini dan terlalu mahal.

Pemangkasan Anggaran Drastis

Sebuah laporan berita Bloomberg menyebutkan bahwa Meta akan memangkas anggaran Metaverse sebesar 30% mulai 2026. Ini kemungkinan akan mencakup pemutusan hubungan kerja yang akan dimulai pada Januari 2026. 

Ironisnya, pengumuman tersebut menghasilkan kenaikan saham Meta lebih dari 4%. Ini menunjukkan bahwa investor lebih senang melihat perusahaan meninggalkan rencana MetaVerse yang dianggap tidak berhasil.

Respon Investor dan Pasar Saham

Pasar sangat menyambut berita bahwa anggaran proyek Metaverse akan dikurangi 30%. Setelah berita tersebut diumumkan, saham Meta dilaporkan naik lebih dari 4%. Lonjakan ini menunjukkan bahwa investor sudah muak dengan kerugian besar Reality Labs dan ingin perusahaan berkonsentrasi pada bidang yang lebih menguntungkan. 

Menurut analisis yang dilakukan oleh Huber Research Partners, pemangkasan ini disebut sebagai "Langkah pintar, hanya saja terlambat". Pernyataan ini mencerminkan pandangan bahwa MetaVerse sudah kehilangan momentum, sementara teknologi lain seperti AI dianggap lebih relevan dan menguntungkan dalam jangka pendek.

Dampak Terhadap Reality Labs

Divisi Reality Labs, yang selama ini menjadi pusat pengembangan Metaverse, Headset VR Quest, dan perangkat AR, akan terkena dampak paling besar dari pemangkasan anggaran. Laporan menyebutkan bahwa pemotongan bisa mencakup PHK masalah mulai Januari 2026

Dengan pemangkasan ini, masa depan Horizon Worlds dan perangkat VR Quest menjadi semakin tidak pasti. Banyak pihak menilai bahwa Meta akan mengurangi ambisi VR plastik dan hanya mempertahankan produk yang masih memiliki potensi pasar terbatas.

Baca Juga: Dapat Cuan Dari VOD Facebook, Kamu Harus Tau!

Pergeseran Fokus ke Artificial Intelligence

Di tengah kegagalan MetaVerse, Meta kini beralih ke kecerdasan buatan (AI). Perusahaan berkomitmen menggelontorkan dana fantastis sekitar US $60-72 Miliar untuk pengembangan AI pada tahun 2026. 

Zuckerberg menyebutkan AI sebagai obsesi baru perusahaan, dengan proyek besar seperti Llama 4 dan rencana membangun pusat data raksasa berisi lebih dari 1,3 juta GPU. Fokus ini diharapkan mengembalikan relevansi Meta Dalam persaingan teknologi melawan Microsoft dan Google.

Apakah Ini Akhir Metaverse?

Pertanyaan besar kini muncul “Apakah ini benar-benar akhir dari impian Metaverse Zuckerberg?”. Meski proyek mungkin masih bertahan dalam bentuk terbatas, tanda-tanda kegagalan yang sudah jelas. Horizon World tidak berkembang, Headset VR Quest tidak mampu menembus pasar massal, kerugian Reality Labs terus kian membengkak. 

Investor tampaknya sudah kehilangan kesabaran. Dengan pergeseran fokus ke AI, MetaVerse praktis ditinggalkan sebagai ambisi yang terlalu dini dan terlalu mahal.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(dim/sa)



Share :