Ilustrasi. Foto: Shutterstock/Leony Eka Prakasa
Teknologi.id - Pemerintah Indonesia menyusun rencana untuk menggabungkan sembilan nama perusahaan milik negara, termasuk maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan Citilink, serta perusahaan yang menjalankan situs pariwisata, dalam suatu perusahaan induk.
Integrasi tersebut bertujuan untuk menciptakan sinergi antar BUMN. Dengan menggabungkan maskapai penerbangan, bandara, dan perusahaan pariwisata yang beroperasi dalam satu payung yang sama, perusahaan bisa menghilangkan penghalang vertikal dan bahkan memungkinkan mereka menawarkan paket perjalanan yang lebih murah kepada para pelancong.
Langkah tersebut juga dapat mempermudah pengalihan dana publik ke Garuda Indonesia yang jatuh ke posisi merah dalam enam bulan pertama tahun ini. Ide ini bahkan mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Main Game saat Pandemi Bikin Laba Sony Naik 2 Kali Lipat
Foto: Pemerintah Indonesia
Selain maskapai, perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata, seperti Hotel Indonesia Natour, perusahaan yang mengoperasikan situs wisata dan warisan dunia, seperti Candi Borobudur sampai department store Sarinah turut bergabung dengan Garuda Indonesia.
Bisnis pariwisata dan penerbangan sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Presiden Jokowi juga sudah lama ingin mengintegrasikannya.
Baca juga: DFX Indonesia Luncurkan Sistem Monitoring Bursa Aset Crypto
Pada pertemuan tingkat menteri yang membahas mengenai Covid-19 pada awal Agustus lalu, Jokowi menyebutkan keinginannya untuk mengintegrasikan dan mengubah sektor pariwisata dan penerbangan karena hambatan dalam industri perjalanan malah memberikan peluang yang baik untuk merealisasikan tujuannya tersebut.
Indonesia memiliki banyak aset pariwisata, termasuk Bali, salah satu resor teratas dunia. Industri ini menyumbang sekitar 5% dari produk domestik bruto negara pada tahun 2019.
Industri ini berada dalam kesulitan yang mengkhawatirkan. Pemerintah menutup Indonesia untuk sebagian besar pengunjung luar negeri pada bulan April dan hanya sekitar 3,41 juta turis asing yang berkunjung dalam rentang waktu Januari sampai Agustus, turun sampai 68% dari tahun lalu.
Indonesia terus mengalami 3.000 hingga 4.000 kasus infeksi Covid-19 yang baru setiap hari.
Pemerintah Bali membatalkan rencana untuk membuka pariwisata bagi wisatawan asing, karena pemerintah pusat tidak memberikan indikasi akan meringankan pembatasan masuknya warga negara asing.
(im)