Teknologi.id - Pelantikan Presiden Amerika Serikat ke-47 Donald Trump menjadi momen bersejarah yang menarik perhatian dunia, termasuk para raksasa teknologi. Sejumlah CEO dari perusahaan teknologi ternama dilaporkan menyumbangkan dana besar untuk mendukung acara pelantikan ini. Nama-nama besar seperti Sam Altman dari OpenAI, Jeff Bezos dari Amazon, dan Mark Zuckerberg dari Meta disebut-sebut berada di antara para penyumbang utama.
Baca juga: Trump Rencanakan Perubahan Besar Kebijakan AI, Ini Risiko yang Mengancam
Sam Altman: Dukungan untuk Visi AI Trump
Sam Altman, CEO OpenAI, dilaporkan menyumbangkan 1 juta
dollar AS (sekitar Rp 16 miliar) dari dana pribadinya. Altman mengungkapkan
bahwa sumbangan ini merupakan bentuk dukungannya terhadap visi Trump untuk
membawa Amerika Serikat menjadi pemimpin global dalam era kecerdasan buatan
(AI).
“Presiden Trump memiliki visi yang jelas untuk menjadikan AI
sebagai kekuatan utama Amerika, dan saya mendukung langkah ini untuk memastikan
posisi AS tetap unggul,” kata Altman dalam sebuah pernyataan resmi.
Langkah Altman ini tidak hanya mencerminkan keyakinannya
terhadap potensi AI, tetapi juga menunjukkan bagaimana industri teknologi mulai
menyelaraskan diri dengan kebijakan pemerintah yang akan datang.
Jeff Bezos dan Peran Amazon
Jeff Bezos, pendiri Amazon, turut memberikan kontribusi yang
signifikan. Bezos dilaporkan menyumbangkan 1 juta dollar AS melalui Amazon
untuk mendukung acara pelantikan. Selain itu, Amazon Prime Video akan
menyiarkan upacara pelantikan ini sebagai bentuk dukungan tambahan senilai 1
juta dollar AS dalam bentuk kontribusi non-moneter.
Langkah Bezos ini menandakan perubahan pendekatan
dibandingkan pemilu sebelumnya, di mana sebagian besar tokoh teknologi lebih
memilih untuk bersikap netral. Dengan komitmen finansial ini, Bezos tampaknya
ingin memperkuat hubungan Amazon dengan pemerintahan baru.
Mark Zuckerberg dan Kontribusi Meta
Mark Zuckerberg, CEO Meta, juga tidak ketinggalan. Meta,
perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp, dikabarkan
menyumbangkan jumlah yang sama, yakni 1 juta dollar AS. Kontribusi ini
memperlihatkan bagaimana perusahaan teknologi besar ingin memainkan peran
strategis dalam mendukung pemerintah yang akan datang.
Meta sebelumnya dikenal cukup berhati-hati dalam urusan
politik, tetapi langkah ini menunjukkan bahwa Zuckerberg melihat peluang untuk
memperkuat hubungan dengan pemerintahan Trump.
Elon Musk: Komitmen Besar untuk Trump
Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, mengambil langkah yang
lebih besar dengan mendukung kampanye dan pelantikan Trump. Musk dilaporkan
telah menghabiskan 277 juta dollar AS (sekitar Rp 4,44 triliun) untuk
memastikan kemenangan Trump dalam Pemilu AS 2024. Sumbangan ini menjadikan Musk
sebagai salah satu penyumbang terbesar.
Tidak hanya itu, Musk juga dikabarkan akan memegang posisi
strategis di pemerintahan Trump, yakni sebagai Wakil Kepala Departemen
Efisiensi Pemerintah yang baru dibentuk. Langkah ini menunjukkan betapa eratnya
hubungan Musk dengan pemerintahan baru.
Perbedaan Pendekatan Dibandingkan 2016
Langkah para bos teknologi ini cukup berbeda dibandingkan
dengan pelantikan Trump pada tahun 2017. Kala itu, sebagian besar raksasa
teknologi tidak begitu antusias untuk mendukung acara pelantikan. Pada
pelantikan Trump 2016, sebagian besar sumbangan berasal dari sektor olahraga,
kasino, dan perbankan.
Namun, pelantikan 2025 ini tampaknya menjadi titik balik,
dengan perusahaan teknologi mengambil peran yang lebih aktif. Komite pelantikan
Trump, yang dikenal sebagai Trump-Vance Inaugural Committee, Inc., mampu
menarik donasi besar dari berbagai sektor, termasuk teknologi.
Komite Pelantikan dan Penggunaan Dana
Komite pelantikan Trump bertugas merencanakan seluruh acara
pelantikan, termasuk upacara resmi dan acara-acara tambahan. Sumbangan yang
diberikan oleh para donatur tidak hanya digunakan untuk kemeriahan acara,
tetapi juga untuk menciptakan peluang bagi mereka yang ingin membangun hubungan
dengan pemerintahan baru.
Donatur besar, seperti Altman, Bezos, dan Zuckerberg, akan
mendapatkan akses istimewa, termasuk undangan ke acara eksklusif bersama
presiden dan pejabat tinggi lainnya. Selain itu, komite pelantikan juga
menawarkan kesempatan untuk bertemu langsung dengan para anggota kabinet baru.
Tantangan dan Kontroversi
Meskipun dukungan finansial dari para bos teknologi ini menjadi sorotan, langkah mereka juga menuai kritik. Beberapa pihak menganggap bahwa kontribusi besar seperti ini dapat memengaruhi kebijakan pemerintah secara tidak langsung. Namun, bagi para CEO, dukungan ini lebih kepada memperkuat kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah dalam menghadapi tantangan global, termasuk dalam bidang teknologi dan inovasi.
Baca juga: Nvidia Bangun Pusat AI di Vietnam, Indonesia Diabaikan?
Apa Selanjutnya?
Dengan pelantikan Trump yang dijadwalkan berlangsung awal
2025, perhatian kini tertuju pada bagaimana visi Trump untuk AI dan teknologi
akan diwujudkan. Apakah dukungan dari para bos teknologi ini akan memberikan
dampak positif bagi perkembangan industri teknologi di Amerika Serikat? Atau
justru memunculkan tantangan baru dalam hubungan antara pemerintah dan sektor
swasta?
Yang jelas, langkah para raksasa teknologi ini menunjukkan
bahwa mereka melihat peluang besar di bawah pemerintahan Trump. Dukungan
finansial ini bukan hanya soal politik, tetapi juga strategi bisnis jangka
panjang.
Pelantikan ini akan menjadi salah satu momen paling penting
dalam sejarah modern, dengan keterlibatan langsung dari para pemimpin teknologi
dunia. Kita tunggu bagaimana kolaborasi ini akan membentuk masa depan Amerika
Serikat di era teknologi canggih.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google
News
(emh)