Netizen Indonesia Dinilai Punya Kekuatan Besar yang Positif

Fabian Pratama Kusumah . March 25, 2021

Foto: The Daily Star

Teknologi.id - Pakar keamanan siber dari Vaksin.com, Alfons Tanuwijaya menilai netizen di Indonesia kini memegang peranan penting di dunia digital.

Hal itu dinilai dari beberapa kasus di dunia digital yang melibatkan pengguna internet di RI.

"Netizen Indonesia harus diperhitungkan oleh siapapun yang ingin eksis di dunia digital," ujar Alfons lewat keterangan tertulis dikutip dari CNN Indonesia hari Kamis 25 Maret 2021.

Alfons menyebut peran netizen RI di insiden tim bulutangkis Indonesia yang dilarang bermain di All England yang berakhir penyerangan di akun Instagram Badminton World Federation (BWF).

Baca juga: Akun Instagram All England Hilang, Efek Netizen Indonesia?

Selain itu ada juga insiden netizen Indonesia di perseteruan Gotham Chess dengan Dewa Kipas, serta hasil survei Digital Civility Index yang dipublikasikan oleh Microsoft.

Namun ia menilai banyaknya pengguna internet Indonesia bisa menjadi bumerang atau blunder jika tidak dikelola dengan baik.

Warganet RI yang tidak terkontrol dan kurang mendapatkan informasi akurat malah berpotensi salah dalam melakukan aksi geruduknya.

"Hal ini dapat mencoreng nama Indonesia," kata Alfons.

Dalam kasus akun Instagram BWF, Alfons menilai kalau badan bulutangkis dunia ini memang perlu diprotes, karena keputusan yang mereka lakukan sangat merugikan dunia bulutangkis Indonesia.

Baca juga: Kominfo Bentuk Komite Etika Berinternet, Apa Tugasnya?

Tetapi pada beberapa kasus seperti survei Digital Civility Index yang dilakukan oleh Microsoft tidak bisa diselesaikan dengan menyerbu akun Instagram Microsoft.

Hal yang sama pada polemik Dewa Kipas dan Gotham Chess. Menurut Alfons secara statistik permainannya memang menunjukkan anomali yang tidak wajar dan memiliki performa setara juara dunia catur.

Dia juga menjelaskan netizen indonesia sering bermasalah pada keakuratan sumber informasi yang dipakai.

Dengan keterbatasan informasi inilah netizen mengambil keputusan dan secara alamiah membela siapapun yang dianggap sebagai pihak yang lemah dan tertindas.

Lebih lanjut menurutnya ancaman disinformasi seperti penyimpangan informasi, fake news, hoax dan cyber crime sangat berpotensi mencoreng nama baik Indonesia bahkan bisa merugikan bagi Indonesia.

Karena itu pihak terkait dan netizen perlu menyadari hal ini sehingga bisa memberikan manfaat maksimal dan tidak menjadi bumerang.

Baca juga: Survei Sebut Orang Indonesia Murah Senyum, dan Baik Hati

Alfons juga berharap netizen RI tidak asal membela apa yang dianggap benar, tanpa mengetahui lebih detail duduk permasalahannya.

"Hati-hati terhadap penyesatan informasi dan informasi yang hanya diberikan sepotong atau tidak lengkap untuk menyesatkan fakta yang ada," ujarnya.

Ia mengimbau untuk tidak mudah tertipu oleh tampilan seseorang yang tidak berdosa yang terlihat seperti orang baik-baik, tetapi faktanya tidak seperti yang terlihat di permukaan.

Hal ini berpotensi mempermalukan orang Indonesia sendiri dan memberikan kesan netizen RI tidak sopan dan tidak sportif.

Tercorengnya netizen RI di kancah dunia dapat merugikan negara sendiri ketika ingin berhubungan dengan netizen lain di luar negeri, baik dalam pariwisata, bisnis atau kerja sama lainnya.

"Mari kita manfaatkan kekuatan besar yang kita miliki ini dengan sebaik-baiknya untuk kemajuan Indonesia," tutupnya.

(fpk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar