Twitter, salah satu platform media sosial yang kerap digunakan penggunannya untuk membagikan berbagai informasi. Komunitas, lembaga, bahkan badan pemerintah menggunakan Twitter sebagai media untuk membagikan informasi resminya.
Sebagai platform media informasi, Twitter berada di bawah tekanan untuk memilah informasi yang benar dan valid, serta menghapus informasi yang menyesatkan atau palsu yang beredar di platform-nya.
Awal tahun 2021, Twiiter telah meluncurkan program Birdwatch yang dapat membantu pengguna untuk midentifikasi informasi yang didapat fakta tweet yang menyesatkan.
Sebagai bagian dari upaya memerangi penyebaran informasi yang salah atau hoaks, dikutip dari laporan Reuters pada Selasa (03/08/2021) Twitter akan bermitra dengan Reuters dan Associated Press (AP) untuk memberikan informasi yang terpercaya di situs jejaring sosial.
Wakil presiden pengembangan bisnis global AP, Tom Januszewski mengungkapkan antusias-nya, "Kami sangat senang memanfaatkan skala dan kecepatan AP untuk menambahkan konteks ke percakapan daring, yang dapat memanfaatkan akses mudah ke fakta,"
Ini merupakan kali pertama bagi Twitter melakukan kerjasama dengan platform berita. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan keakuratan informasi di platformnya.
Kepala berita global User-generated Content (UGC) Reuters Hazel Baker dalam pers hari ini mengatakan, “Kepercayaan, akurasi, dan netral adalah inti dari apa yang dilakukan Reuters setiap hari. Nilai-nilai itu juga mendorong komitmen kami untuk menghentikan penyebaran informasi yang salah.”
Rencananya, Twitter akan bekerja secara terpisah dengan Reuters dan AP serta jaringan berita tidak akan berinteraksi satu sama lain.
Foto: Rafael Henrique/SOPA Images/LightRocket via Getty Images
Google Luncurkan Handphone Flagship, Pixel 6 dan 6 Pro
Ini Dia 6 Produsen Lokal Yang luncurkan Laptop Chromebook