Teknologi.id - Penggerebekan layanan rapid test antigen di Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) yang diduga menggunakan alat bekas menyita perhatian netizen.
Nama Kimia Farma pun kini jadi trending topic di Twitter Indonesia dengan banyaknya keluh kesah dari netizen. Mereka marah, kecewa, dan kaget tidak menyangka lantaran layanan rapid test antigen itu dilakukan petugas dari perusahaan farmasi ternama.
Mengagetkan apa yang dilakukan oknum petugas Kimia Farma. Mereka diduga mengambil sampel dengan alat bekas yang dicuci. Tega sekali. Hal itu kan memberi rasa aman yang salah jika hasilnya negatif.
Ini pelanggaran yang amat berat. Apalagi itu dikerjakan oleh tenaga kesehatan.
Sebagai informasi, pengelola rapid test antigen itu merupakan PT Kimia Farma Diagnostik yang merupakan cucu PT Kimia Farma Tbk.
Polisi hingga saat ini belum mendetailkan kasus tersebut. Namun, Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostik Adil Fadhilah Bulqini mengatakan berdasarkan koordinasi dengan Polda Sumut, ada 7 orang karyawannya yang ditangkap karena diduga menggunakan rapid test antigen palsu.
Terkait dugaan penggunaan rapid test antigen bekas ini, Adil mendukung sepenuhnya penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian.
“Pada dasarnya kami mendukung dan mensupport penuh proses pemeriksaan dan penyidikan yang dilakukan oleh Kepolisian terkait dugaan penggunaan bahan medis habis pakai secara ulang," kata Adil saat menggelar konferensi pers bersama PT Angkasa Pura II di Bandara Kualanamu, Rabu (28/4/2021).
Baca juga: Riset Terbaru: Obat Asam Urat Ampuh Obati Covid-19
Meski begitu, PT Kimia Farma Diagnostika selaku pengelola layanan masih enggan meminta maaf terkait temuan Polda Sumatra Utara (Sumut) pada Selasa, 27 April 2021 kemarin.
"(Soal permintaan maaf), saya pikir belum ya. Karena kan ini masih dugaan. Kecuali nanti kalau sudah terbukti," kata Adil. Adil memahami jika masyarakat resah dengan apa yang ditudingkan Polri ke layanan mereka di Bandara Kualanamu. Namun, dia meminta masyarakat menunggu hasil penyelidikan Polisi terkait dugaan penggunaan alat tes cepat Covid-19 bekas pakai itu.
"Kita tunggu dulu hasil penyelidikan polisi," ujarnya.
Adil mengungkapkan bahwa praktik penggunaan peralatan rapid test palsu seperti yang ditudingkan Polda Sumut atas layanan mereka, murni merupakan permainan oknum. Mereka pun memastikan layanan serupa di empat bandara lain, berjalan baik seperti SOP yang sudah mereka tetapkan.
(dwk)