Foto: Unsplash
Teknologi.id – Serangan siber menjadi pilihan Amerika Serikat guna mengganggu Rusia yang tengah melakukan serangan ke Ukraina.
Presiden dari Amerika Serikat (AS) Joe Biden dikabarkan memberi opsi tersebut guna mengganggu kemampuan Rusia mempertahankan operasi militernya dalam skala besar.
Informasi ini dilansir dari laporan NBC News yang mengutip empat sumber yang tak bersedia diungkap identitasnya, terdiri dari dua pejabat intelijen AS, seorang pejabat intelijen Barat dan satu orang lainnya.
Mereka mengatakan intelijen dan prajurit siber militer telah mengusulkan penggunaan serangan siber AS dalam skala besar. Salah satu opsinya mengganggu konektivitas internet di seluruh Rusia, mematikan tenaga listrik serta merusak sakelar kereta api.
Baca juga: Facebook & Twitter Cegah Disinformasi Konflik Rusia - Ukraina
"Anda bisa melakukan segalanya dari memperlambat kereta hingga membuat mereka jatuh dari rel," kata seorang sumber.
Mereka menjelaskan pilihan serangan siber itu didesain guna mengganggu bukan menghancurkan. Ide tersebut bertujuan merusak jaringan bukan pada orang.
Para pejabat berdiskusi soal otoritas mana yang melakukan serangan itu terjadi. Termasuk apakah tindakan itu rahasia atau kegiatan militer klandestin.
Seorang sumber juga menjelaskan AS tidak akan secara terbuka mengakui melakukan operasi. Kemungkinan lembaga seperti Cyber Command, National Security Agency dan CIA yang akan memainkan peran dalam operasi tersebut.
NBC News mengutip para sumber menyebut tidak adanya keputusan akhir yang dibuat. Sementara itu pada awalnya pemerintah AS tidak menanggapi permintaan berkomentar.
Namun setelah publikasi, Emily Horne selaku juru bicara National Security Council mengatakan laporan tersebut tidak masuk akal dan tidak mencerminkan apa yang sebenarnya sedang dibahas dalam bentuk atau format apapun.
Pilihan yang diberikan pada Biden, menurut para pejabat mencakup banyak hal. Dari gangguan sederhana hingga sangat drastis.
(MIM)