Foto: SpaceTech Asia
Teknologi.id - Mengutip dari CNN Indonesia, warga di Papua disebut protes terhadap rencana peluncuran roket untuk proyek SpaceX.
Warga Biak juga menentang karena peluncuran luar angkasa akan menciptakan deforestasi, meningkatkan kehadiran militer Indonesia, dan mengancam masa depan mereka di pulau itu.
Bahkan warga Biak dilaporkan tidak menerima proyek itu dibangun di tanah mereka karena akan menghancurkan ekosistem pulau dan membuat warga meninggalkan rumah mereka.
Namun Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menjelaskan soal program bandar antariksa di Pulau Biak, Papua.
Baca juga: SpaceX Akan Meluncurkan Satelit Baru NASA
Lapan mengklaim sudah menerima dukungan dari sejumlah tokoh adat setempat terkait rencana pembangunan bandar antariksa ini.
"Bandar antariksa sudah diamanatkan di UU Keantariksaan dan sudah masuk di Rencana Induk Keantariksaan 2015-2040. Lapan menetapkan Biak sebagai lokasi bandar antariksa," kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin, dikutip dari Detik hari Jumat 12 Maret 2021.
Thomas menjelaskan bahwa dukungan terhadap program ini telah disetujui oleh tokoh adat setempat. Bandar antariksa ini tidak terkait langsung dengan pembangunan landasan SpaceX dari Elon Musk.
"Lapan sudah menerima surat dukungan dari tokoh-tokoh adat Biak soal pembangunan bandar antariksa sejak beberapa tahun lalu. Tidak terkait dengan berita soal Elon Musk atau SpaceX," ujarnya.
Baca juga: Sempat Tertunda, SpaceX Resmi Luncurkan Satelit GPS Canggih
Dia juga menjelaskan bahwa kerja sama dengan sejumlah pihak masih termasuk rencana Lapan, sedangkan pembangunan landasan SpaceX tersebut masih gagasan umum.
"Gagasan bandar antariksa dengan Elon Musk masih gagasan umum. Lapan sedang menjajaki kemitraan dengan banyak pihak," ungkapnya.
Menurut Lapan peluncuran roket yang akan dilakukan SpaceX di luar wilayah Amerika Serikat (AS) bukan untuk mengorbitkan satelit.
"SpaceX mau membuat bandara untuk membawa penumpang, seperti pesawat terbang tapi sangat cepat," kata Peneliti Lapan Robertus Heru dikutip dari CNN Indonesia.
Robertus mengaku bahwa SpaceX memang sedang mencari lokasi peluncuran moda transportasi tersebut di laut Indonesia dan dekat kota besar.
Baca juga: Warga Papua Geram Jokowi Tawarkan Pulau Biak ke Elon Musk
Lebih lanjut. Lapan merespons tudingan bahwa pembangunan peluncuran roket di darat dan laut akan merusak lingkungan.
Lapan mengungkapkan peluncuran roket seperti di Cape Canaveral, Amerika Serikat justru lokasi sekitarnya menjadi suaka margasatwa.
Begitu juga di Ouchinoura, Jepang yang terdapat desa nelayan hanya 2 kilometer dari tempat peluncuran roket.
Selain itu ada di Shriharikota, India yang terdapat kota kecil dan kampung nelayan di dekatnya.
Elon Musk berencana meluncurkan 12.000 satelit pada tahun 2026 untuk menyediakan internet berkecepatan tinggi yang murah melalui layanan internet Starlink.
Sumber daya alam Papua Barat yang melimpah meliputi tembaga dan nikel disebut juga menjadi dua logam terpenting untuk roket serta baterai jarak jauh yang digunakan dalam kendaraan listrik Tesla.
(fpk)