Foto: BHMNews
Teknologi.id – Startup asal
Jepang yang didukung Sony bernama H2L Technologies sedang berupaya
menciptakan pengalaman merasakan sakit pada kehidupan nyata di metaverse.
Startup sedang mengerjakan gelang metaverse untuk digunakan
bersama headset VR.
Gelang ini bertujuan untuk
memungkinkan pengguna bergerak di dunia maya tetapi merasakan sensasi seperti
rasa sakit dan berat benda.
Ia bekerja dengan merangsang otot
lengan pemakainya secara elektrik.
Ban lengan tersebut memanfaatkan
stimulasi listrik untuk mengontrol otot lengan, ini memungkinkan pengguna untuk
merasakan sensasi di sekitar avatar.
Seorang pengguna dikatakan dapat
merasakan sensasi seperti kulit mereka dicubit
atau beban di tangan mereka.
Menurut Financial Times , Emi Tamaki, CEO H2L
Technologies, memiliki ide untuk teknologi tersebut ketika dia memiliki
pengalaman mendekati kematian di masa remajanya.
Ketika menderita penyakit jantung,
dia memikirkan konsep menghubungkan pengalaman fisiknya dengan komputer.
"Merasa sakit memungkinkan
kita untuk mengubah dunia metaverse menjadi [dunia] nyata, dengan peningkatan
perasaan kehadiran dan pencelupan," ujarnya dikutip dari Financial Times.
Bir japon girişimcinin küçükken yaşadığı kalp hastalığı nedeniyle yaşadığı acıyı unutamaması ve bunu her insana entegre etme düşüncesinden doğan start-up, çok yakında #sony destegiyle piyasaya çıkabilir.
Bu sayede metaverse deneyimi yaşarken bedenen acı çekebileceğiz.. @h2linc pic.twitter.com/aOmKXo1auf
Baca juga: Kembangkan Metaverse, Kolaborasi CAKRA dan Litedex untuk RI
Tamaki mengatakan teknologi
tersebut dapat digunakan untuk permainan tetapi orang juga dapat menggunakannya
untuk merasakan peristiwa dunia maya dalam kehidupan nyata.
Misalnya, teknologi dapat
menyampaikan perasaan berpartisipasi dalam suatu aktivitas sejak masa kecil pengguna,
seperti melempar bola bersama orang tua, dengan mereplikasi indera yang terkait
dengan melempar dan menangkap bola saat aktivitas tersebut dimainkan di dunia
maya.
H2L berencana go public dengan meluncurkan
penawaran umum perdana (IPO) yang diprediksi bakal tembus 168 juta dolar AS
(Rp2,4 triliun) dalam 5 tahun ke depan.
(fpk)