Asal-Usul Kamera Pertama Kali Ditemukan oleh Seorang Muslim, Siapa Dia?

Aji Reza Mahendra . September 14, 2022

Foto: Tirto.id

Teknologi.id - Kamera sekarang menjadi alat dan penemuan yang sangat berpengaruh bagi peradaban manusia. Bahkan kamera saat ini ada yang kemampuannya melebihi mata manusia. Namun apakah kamu tahu siapa atau dari mana asal-usul kamera? Pada artikel kali ini akan dibahas asal-usul kamera pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuan muslim yang sangat pintar.

Asal-usul kamera ditemukan pertama kali ternyata terdapat di dalam buku atau kitab Al Manazir yang dalam bahasa latin jika diterjemahkan menjadi Book of Optics atau buku tentang optik. Buku ini dibaca oleh ilmuwan-ilmuwan penting seperti Galileo Galilei, Kepler, Rene Descartes hingga Leonardo Davincy.

Buku ini sangat berpengaruh dalam sejarah sains di Eropa bahkan seluruh dunia terutama dalam bidang optik, tanpa buku Al Manazir mungkin sekarang tidak ada yang namanya kamera. Buku yang berusia lebih dari 1000 tahun ini hingga sekarang masih relevan. Bahkan buku ini sudah ada sebelum Newton lahir yang mana orang-orang mengira Newton lah yang menemukan asal-usul kamera bekerja.

Penulis buku ini adalah Ibn al-Haytham (965-1040) lahir di Basra (sekarang Iraq) atau dalam bahasa latin beliau dikenal Alhazeni. Beliau adalah seorang ilmuwan muslim yang hidup di abad ke-11 di mana pada abad tersebut Islam sedang dalam puncak kejayaannya atau disebut juga The Islamic Golden Age.

Mungkin kalian baru dengar nama Ibn al-Haytham, namun di Eropa beliau sangat terkenal dan disejajarkan dengan Galieo Galilei dan Newton. Ibn al-Haytam adalah orang yang meletakan dasar ilmu tentang cahaya sehingga beliau mendapat sebutan Fathers of Optics.

Pada tahun 2015 UNESCO bekerja sama dengan organisasi internasional 1001 Invention pernah mengadakan perayaan International Year of Light untuk mengenang 1000 tahun karya Ibn al-Haytham. Bahkan mereka meluncurkan kampanye global Ibn al-Haytham untuk mempromosikan ilmu tentang cahaya demi manfaat umat manusia.

Pada perayaan tersebut juga diputarkan film tentang peran penting peradaban Islam dalam sains modern. 

Baca juga: Keren! Aksara Kawi Kini Bisa Digunakan dalam Pemrograman Komputer

Foto: 1001 Invention

Bagaimana Ilmu al-Haytham Menemukan Kamera

Salah satu penemuan Ibn al-Haytham yang paling merevolusi pandangan sains adalah bagaimana beliau menjelaskan cara mata kita bekerja. Sebelum lahirnya Ibn al-Haytham para ilmuwan Yunani seperti Plato dan Ifrit percaya bahwa mata mengeluarkan semacam sinar ke objek untuk dapat melihat.

Hal tersebut dibantah oleh Ibn al-Haytham karena justru mata lah yang menangkap pantulan cahaya sehingga kita dapat melihat, bahkan beliau juga memetakan bagian-bagian mata yang berfungsi mengatur masuknya cahaya seperti iris, pupil, kornea, dan retina. 

Temuannya ini bukan hanya sekedar teori belaka, beliau melakukan eksperimen yang bisa dikatakan cukup sederhana pada saat itu yang menjadi dasar bagi penemuan kamera sekarang yang pada saat itu disebut Camera Obscura (Albeit Almuzlim). Dalam bahasa latin, camera artinya adalah ruangan, sedangkan obscura artinya gelap jadi Camera Obscura adalah ruangan gelap.

Mengapa dinamakan seperti itu, karena Ibn al-Haytham melakukan ekperimennya di ruangan gelap saat beliau dipenjara. Beliau dipenjara karena pada saat itu dipanggil untuk mengatasi banjir di sungai Nil, namun usahanya saat itu gagal dan sang raja marah lalu memenjarakannya.

Nah, justru saat di penjara ini lah momen bersejarah bagi Ibn al-Haytham dan dunia sains modern salah satunya adalah penemuan Camera Obscura.

Baca juga: 4 Cara Mandiri untuk Membuat DIY WiFi Extender

Temuannya Sangat Berharga Bagi Perkembangan Dunia Terutama dalam Bidang Optik

Ibn al-Haytham bukan saja menjelaskan cara kerja mata, tapi sifat cahaya itu sendiri, beliau lah yang pertama menemukan bahwa cahaya berjalan dalam lintasan lurus sehingga beliau dapat menjelaskan pantulan cermin, pembiasan cahaya dan fenomena-fenomena lainnya.

Penemuan beliau ini lah melandasi penemuan semua teknologi yang melibatkan cahaya seperti kabel optik, laser, komunikasi satelit hingga akselerator partikel. 

Itu lah kenapa buku al-Haytham ini menjadi sangat penting bagi perkembangan sains modern. Bahkan jika kalian pelajari di sekolah ataupun kuliah, dalam bab optik seperti cermin, pembiasan cahaya, lensa, cara kerja kamera, teleskop, mikroskop, semuanya berasal dari buku yang ditulis Ibn al-Haytham ini yang usianya sudah 1000 tahun lebih. 

Namun yang sangat disayangkan, nama Ibn al-Haytham tidak pernah dituliskan di buku-buku sekolah. Orang-orang di seluruh dunia menganggap bahwa Newton lah bapaknya optik, namun ternyata 1000 tahun yang lalu, 700 tahun sebelum Newton, Ibn al-Haytham telah menuliskan itu semua di dalam bukunya tersebut.

Selain menulis tentang cahaya dan optik, Ibn al-Haytham juga menulis ilmu pengetahuan lain seperti matematika, astronomi dan enginering. Ia menulis lebih dari 200 buku yang sayangnya besar bukunya hilang. 

Di antara buku hasil karyanya pada bidang optik sebagai berikut:

  1. Risalah Fi Al-Ain Wa Al-Abshar
  2. Risalah Fi Al-Maraya Al-Muhriqah Bi Ad-Dawa'ir
  3. Risalah Fi In'inthaf Adh-Dhau
  4. Risalah Fi Al-Maraya Al-Muhriqah Bi Al-Quthu
  5. Kita Fi Al-Halah Wa Qauz Qazah

Selain itu Ibn al-Haytham juga menulis buku dalam bidang Astronomi sebagai berikut:

  1. At-Tanbih Ala Ma Fi Ar-Rashdi Min Al-Ghalath
  2. Irtifa' Al-Kawakib
  3. Maqalah Fi Ab'ad Al-Ajram As-Samawiyyah wa Iqdar I'zhamiha wa Ghairiha
  4. Kitab Fi Hai'ati Al-Alam
  5. Risalah Fi Asy-Syafaq

Beliau juga sangat terampil dalam bidang matematika, berikut karyanya di dalam bidang matematika:

  1. AL-Jami' Fi Ushul Al-Hisab
  2. Ilal Al-Hisab Al-Hindi
  3. Ta'liq Ala Ilm Al-Jabar
  4. Al-Mukhtashar Fi Ilm Al-Handasah[10]
  5. Tarbi' Ad-Da'irah
  6. Al-Asykal Al-Hilaliyah


Karena sebegitu pentingnya beliau dalam bidang sains, namanya bahkan dijadikan nama salah satu kawah yang ada di Bulan dengan nama “The crater Alhazen” dan untuk nama asteroid 59239 Alhazen. Beliau juga diabadikan dalam mata uang Iraq 10.000 Dinar.

(arm)

Share :