Teknologi.id - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, fitur Do Not Disturb (DnD) yang tersedia di hampir semua ponsel kini menjadi andalan banyak orang, terutama Gen Z, untuk memblokir notifikasi yang berpotensi mengganggu.
Dari urusan pekerjaan, belajar, hingga memastikan tidur yang nyenyak, fitur ini dirancang untuk menciptakan ketenangan dalam kehidupan yang semakin padat dan sibuk.
Namun, bagi sebagian orang, terutama Gen Z, DnD juga berfungsi sebagai pereda kecemasan akibat notifikasi yang berlebihan.
Ketika dunia semakin terhubung secara digital, Gen Z justru memilih untuk menghindari komunikasi langsung melalui telepon dan lebih memilih cara yang lebih terkendali serta minim tekanan.
Alasan Gen Z Sering Mengaktifkan Mode DnD
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2023 oleh CommBank dan penyedia layanan telekomunikasi More mengungkapkan bahwa 90% dari Gen Z merasa cemas saat berbicara melalui telepon.
Hal ini kemungkinan berkaitan dengan tingginya penggunaan ponsel dalam mode Do Not Disturb (DND), yang memungkinkan mereka menghindari interaksi langsung.
Bagi Gen Z, mengaktifkan mode Do Not Disturb di ponsel telah menjadi kebiasaan yang lumrah. Padahal, sebagai generasi yang paling mahir dalam teknologi, mereka sangat aktif di berbagai platform media sosial dan grup obrolan, serta sering kali terlibat dalam banyak percakapan sekaligus. Generasi ini juga sering dikenal dengan sifatnya yang takut ketinggalan informasi (fear of missing out atau FOMO).
Hal tersebut menimbulkan sebuah kontradiksi yang menarik. Sebab, tampak cukup aneh jika Gen Z justru sering sulit dihubungi melalui telepon.
Namun, seperti yang dikutip dari Psychology Today, mematikan notifikasi menciptakan ruang aman dari tekanan sosial (social anxiety) bagi mereka yang kerap merasa cemas dalam situasi sosial.
Mode Do Not Disturb sering kali digunakan untuk menghindari panggilan yang tidak diinginkan, seperti panggilan dari penipu atau sistem otomatis (robocalls).
Baca juga: TikTok Jadi Pilihan Utama Gen Z untuk Cari Berita: Google Mulai Tergeser?
Percakapan langsung melalui telepon juga sering kali membawa tantangan tersendiri. Menetapkan batasan, menyuarakan pendapat, memahami kebiasaan unik orang lain, hingga mengatasi jeda canggung menjadi bagian yang tak terhindarkan.
Bagi banyak orang, terutama Gen Z, situasi ini terasa kurang nyaman. Misalnya, menolak undangan secara langsung melalui telepon kerap menghadirkan tekanan yang jauh lebih besar dibandingkan sekadar mengetik penolakan melalui pesan teks.
Sebagai generasi yang tumbuh di tengah pesatnya perkembangan ponsel pintar dan media sosial, Gen Z justru lebih nyaman mengekspresikan diri melalui pesan teks atau rekaman suara.
Bagi Gen Z, menerima panggilan telepon mendadak sering kali dianggap mengganggu kenyamanan mereka. Mereka cenderung berpikir, "Bagaimana bisa seseorang menelepon saya, padahal kita bisa dengan mudah mengirim pesan teks?"
Panggilan telepon dianggap sebagai sebuah interaksi yang penuh dengan ketidakpastian. Mereka tidak bisa menebak apa yang akan diminta, seberapa banyak energi emosional yang harus dikeluarkan, atau bahkan berapa lama waktu yang akan terbuang hanya untuk percakapan yang belum tentu penting.
Panggilan telepon kini lebih dianggap sebagai cara untuk berkomunikasi dalam situasi darurat daripada sekadar untuk mengobrol santai.
Panggilan telepon kini terasa lebih formal, karena tidak memberi ruang untuk kesalahan, sementara dengan teks pesan, mereka bisa dengan mudah mengedit atau bahkan menghapus pesan yang sudah terkirim.
Selain itu, penggunaan GIF atau meme juga telah menjadi cara yang populer untuk meredakan kecemasan dan membuat percakapan terasa lebih santai dan menghibur.
Tidak Terbatas Pada Gen Z?
Dalam postingan yang diunggah oleh Max Burns via X, ia menyebutkan bahwa beberapa Gen Z mengatur ponsel mereka di mode Do Not Disturb seharian penuh.
Meskipun banyak Gen Z yang setuju dengan postingan tersebut, beberapa orang berpendapat bahwa kebiasaan ini tidak sepenuhnya khas Gen Z.
Mereka merasa bahwa kecenderungan untuk menghindari panggilan telepon mendadak lebih merupakan respons terhadap kecemasan yang dialami banyak orang di berbagai generasi, bukan hanya milik satu kelompok usia tertentu.
Seorang dari Generasi Millennial berkomentar, "Saya seorang millenial. Menelepon seseorang di ponsel mereka tanpa ada situasi darurat itu sangat tidak sopan."
"Bukan Gen Z, tapi Gen X. Ponsel saya selalu dalam mode DND. Saya tidak punya waktu untuk menghadapi hal-hal seperti itu," komentar seorang Gen X.
Baca berita dan artikel yang lain di Google News.
(aia)