Foto: Gambaran
Teknologi.id - Media sosial TikTok telah meraih popularitas yang sangat besar di seluruh dunia termasuk Indonesia. Setiap tahunnya jumlah pengguna pada platform ini terus menerus bertambah. Sebagai sebuah langkah untuk mempertahankan dan terus meningkatkan jumlah pengguna, TikTok melakukan berbagai upaya dalam mengembangkan layanan yang dimiliki. Salah satu layanan yang kini tengah TikTok coba kembangkan adalah aplikasi pembayaran digital. Belum lama ini, baru saja terdengar kabar bahwa TikTok tengah mengajukan lisensi dompet digital pada Bank Indonesia.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Watermark TikTok Tanpa Aplikasi
TikTok Mengajukan Lisensi Dompet Digital Pada Bank Indonesia
Ilustrasi bank indonesia. Foto: Fajarsumbar.com
Saat ini, TikTok tengah memulai pembicaraan dengan Bank Indonesia. Dimana, Bank Indonesia akan dijadikan sebagai regulator bagi TikTok dalam menjalankan rencananya untuk meluncurkan dompet digital di Indonesia. Pembicaraan yang dilakukan terkait dengan pengajuan lisensi pembayaran di Indonesia. Aplikasi dompet digital yang telah dibuatpun, kini tengah dalam proses pemeriksaan oleh Bank Indonesia.
Terdapat sumber anonim yang telah mengkonfirmasi bahwa pembicaraan mengenai dompet digital TikTok ini tengah berlangsung. Namun, Bank Indonesia sendiri belum memberikan tanggapan lebih lanjut terkait dengan berita ini. Hingga saat ini belum ada kabar lebih lanjut mengenai proses pembicaraan yang tengah dilakukan karena pembicaraan ini bersifat rahasia.
Tujuan dari pengadaan dompet digital ini sendiri untuk membantu para kreator dan penjual lokal pada platform TikTok. Selain itu, hal ini akan menguntungkan TikTok dari biaya transaksi dan langsung menempatkan platform ini dalam peta persaingan dengan raksasa e-commerce lainnya di Asia Tenggara, yaitu Shopee dan Lazada. Pengajuan perizinan ini juga sejalan dengan ambisi perusahaan yang ingin mendominasi pasar utama pada berbagai negara.
Kabar ini pun berdasarkan dengan pengumuman dari CEO TikTok yaitu Shou Zi Chew pada awal bulan Juni terkait platform video pendek ini akan menginvestasikan uang sejumlah miliaran dollar di Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya. Hal ini dilakukan karena peluang pertumbuhan TikTok di Asia Tenggara terutama Indonesia sangatlah besar. Investasi yang dilakukan bertujuan untuk membantu lebih dari 120.000 UMKM untuk dapat mentransmisikan bisnis secara online dan ikut ambil bagian dalam ekonomi digital. Uang sebesar 12,2 juga USD juga siap untuk dialirkan dalam bentuk uang tunai, pelatihan keterampilan digital, dan kredit periklan.
Hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut dan pasti mengenai negara mana saja yang telah memberikan izin pada TikTok mengenai dompet digital yang dibuat. Dalam informasi yang tersedia, hanya negara Cina lah yang memberikan izin pada aplikasi TikTok mengenai dompet digital. Aplikasi ini pun telah diperbolehkan dipergunakan semenjak tahun 2020.
Layanan Dompet Digital Akan Memberikan Banyak Keuntungan Bagi TikTok
Ilustrasi penjualan live melalui TikTok. Foto: Bloombertechnoz
Di Indonesia sendiri, TikTok memiliki 125 juta pengguna aktif perbulannya. Jumlah pengguna yang sangat besar ini tentunya akan memberikan banyak keuntungan bagi TikTok. Karena melalui transaksi yang dilakukan dalam aplikasi pembayaran milikinya sendiri, TikTok bisa mendapatkan total biaya transaksi yang sangat besar dari pengguna di Indonesia. Indonesia sendiri memilik lebih dari 270 juta populasi yang setiap tahunnya menyumbang hampir 52 USD pada transaksi e-commerce. Dari jumlah tersebut, masyarakat melakukan proses transaksi pada TikTok terutama melalui penjualan siaran langsung sebesar 5%.
Baca Juga: Cara Dapat Uang dari Tiktok yang Mudah Dilakukan Pemula
Project S TikTok
Ilustrasi project s. Foto: Financial Times
Sebelum pemberitaan mengenai aplikasi pembayaran digital milik TikTok muncul, telah tersebar kabar bahwa aplikasi ini akan meluncurkan platform e-commerce untuk menjual barang-barang buatan Tiongkok di Amerika Serikat. Platform ini pun diasumsikan akan diluncurkan di Indonesia. Project peluncuran platform e-commerce ini disebut dengan Project S.
Tentunya kabar mengenai adanya kemungkinan bahwa TikTok akan meluncurkan platform ini meresahkan pemerintah dan sejumlah pemilik UMKM di Indonesia. Karena dengan kehadiran platform ini dapat memudah pengguna untuk mengakses barang langsung dari Cina. Hal ini tentu menyebabkan kekhawatiran akan kemungkinan UMKM lokal yang mengalami kerugian karena kehilangan konsumen. Namun, kabar ini dibantah oleh TikTok, dimana aplikasi ini tidak berencana meluncurkan layanan tersebut di Indonesia. Apalagi ketika pemerintah sendiri telah mengungkapkan keprihatinannya dan penolakan akan barang impor buatan China yang dapat secara mudah diakses oleh masyarakat Indonesia.
Baca Berita dan Arikel yang lain di Google News
(ras)
Tinggalkan Komentar