Teknologi.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah memperkenalkan Sistem Nasional Peringatan Dini Kebencanaan. Sistem ini akan memberikan informasi penting kepada masyarakat melalui TV digital dan ponsel saat terjadi bencana alam. Anggaran yang dikeluarkan untuk sistem ini sekitar Rp 1 miliar per tahun.
Apa Itu Sistem Peringatan Dini?
Sistem peringatan dini ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu Early Warning System (EWS) dan Disaster Prevention Information System (DPIS). Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, menjelaskan bahwa tujuan dari sistem ini adalah untuk mengurangi risiko bencana di Indonesia. Dengan adanya informasi yang tepat dan cepat, diharapkan masyarakat bisa lebih siap menghadapi bencana.
“Saya berharap sistem EWS di TV digital, DPIS, dan SMS blast ini dapat mempermudah koordinasi dalam melakukan pertolongan yang responsif dan meminimalkan dampak terhadap masyarakat dan lingkungan,” ungkap Budi di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta.
Integrasi Berbagai Sumber Informasi
Sistem Nasional Peringatan Dini Kebencanaan ini mengintegrasikan informasi dari berbagai kementerian, lembaga, dan daerah. Informasi bencana akan diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Geologi Kementerian ESDM.
Budi menambahkan bahwa sistem EWS di TV Digital juga akan terhubung dengan penyelenggara telekomunikasi dan penyiaran. Hal ini memungkinkan lembaga penyiaran dan operator seluler untuk menyampaikan informasi kebencanaan ke wilayah yang terdampak.
Baca juga: Kominfo Pamerkan Sederet Pencapaian Digitalisasi di Indonesia, Apa Saja?
Fitur Utama Sistem EWS
Sistem EWS TV Digital memiliki dua fitur utama. Pertama, pengiriman SMS Blast kepada masyarakat di wilayah yang terkena dampak bencana secara real-time dan tanpa biaya. Kedua, sistem ini terintegrasi dengan kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah untuk memberikan informasi yang relevan kepada masyarakat.
Informasi peringatan dini ini akan muncul secara langsung di TV digital ketika ada bencana seperti gempa bumi dan tsunami. Selain itu, alarm di ponsel juga akan berbunyi keras agar masyarakat dapat segera mengetahui situasi yang terjadi di sekitar mereka.
Dukungan Teknologi dari Jepang
Teknologi DPIS yang digunakan dalam sistem ini merupakan hibah dari Jepang, dengan nilai mencapai 1,49 juta Yen, setara dengan sekitar Rp 1,57 miliar. Sementara itu, anggaran yang dikeluarkan oleh Kominfo hanya untuk pengoperasian dan pemeliharaan sistem EWS.
“Anggaran ini tidak terlalu besar karena sistem ini sudah dikembangkan oleh pihak Jepang. Jadi, anggaran yang disiapkan khusus hanya untuk pemeliharaan, dan jumlahnya tidak sampai satu miliar rupiah per tahun untuk seluruh Indonesia,” jelas Harapan Takaryawan, Ketua Tim Infrastruktur Keperluan Khusus Pitalebar, Ditjen PPI Kominfo.
Dengan adanya Sistem Nasional Peringatan Dini Kebencanaan ini, diharapkan masyarakat Indonesia akan lebih siap menghadapi bencana dan dapat mengurangi risiko yang mungkin timbul.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)