Foto: flightglobal
Teknologi.id - Drone tempur terbaru milik China, WJ-700, belum lama ini sukses melakukan penerbangan perdana. Drone China ini memiliki kemampuan pengintaian yang tinggi, tahan lama, dan memiliki kecepatan yang tinggi.
Dikutip dari Airspace Review hari Selasa 09 Februari 2021, Drone WJ-700 dirancang untuk melaksanakan peran pengintaian, pengawasan, peringatan dini, dan penyerangan terhadap sasaran darat dengan senjata presisi tinggi.
Menurut Global Times, sejumlah persenjataan yang dapat dibawa oleh drone ini di antaranya rudal penghancur situs radar, pos komando, dan kapal permukaan.
Baca juga: Rudal Balistik Milik Korea Utara ini Bisa Jangkau Indonesia?
Lebih dari itu, WJ-700 yang dikembangkan oleh HIWING anak perusahaan CASIC (China Aerospace Science Corporation) ini juga mampu melaksanakan peperangan elektronik.
Para pengamat percaya bahwa drone WJ-700 akan menciptakan pola baru dalam pertempuran drone di masa depan. Dilansir dari Kontan hari Selasa 09 Februari 2021, WJ-700 memiliki kapasitas yang besar serta memiliki kemampuan untuk meluncurkan amunisi besar dari luar jangkauan senjata anti-pesawat lawan.
Baca juga: Intip Ketangguhan USS Gerald R Ford, Kapal Induk milik AS
Drone model ini diyakini dalam kurun waktu 5-10 tahun kedepan akan menjadi standar kebutuhan baru untuk berbagai negara. Berdasarkan sejumlah keunggulan yang telah disebutkan sebelumnya, drone China terbaru ini adalah satu-satunya drone di kelasnya yang mampu melakukan misi serangan dan pengintaian di China.
WJ-700 diperlihatkan pertama kali oleh perusahaan di Zhuhai Airshow 2018. Dalam brosurnya saat itu disebutkan, drone berbobot maksimum 3,5 ton ini mampu terbang selama 20 jam.
Baca juga: Rudal Balistik RS-28 Sarmat Milik Rusia Bisa Hancurkan AS
Desain dari drone bermesin turbofan ini menyerupai drone Avenger (Predator C) buatan General Atomics yang terbang perdana pada tahun 2009.
Dalam pertempuran, drone WJ-700 kemungkinan besar akan ditugaskan untuk menargetkan instalasi radar, kapal perang, dan pusat komando, sehingga bisa segera melumpuhkan jalur koordinasi.
Tidak hanya untuk kekuatan militer tetapi juga bisa menguntungkan dari segi ekonomi. Pasalnya, penjualan drone China ini diperkirakan akan melebihi 110 miliar Yuan atau lebih dari Rp238 triliun dalam 10 tahun ke depan.
(fpk)