Teknologi.id - Lembaga penelitian geopolitik terkemuka asal Australia, Lowy Institute melakukan riset yang mengungkapkan fakta bahwa ada ketegangan tinggi di Indo-Pasifik yang berpotensi terjadinya perang.
Riset tersebut menganalisis peperangan Indo-Pasifik akan disebabkan oleh polarisasi kekuatan antara kubu China dan juga Amerika Serikat, serta gencarnya perlombaan senjata antar negara di wilayah tersebut.
"Ini (bukan hanya) melibatkan AS dan China, tetapi juga melibatkan banyak pemain lain seperti India, Jepang, dan negara-negara Asia Tenggara yang lebih kecil seperti Vietnam yang memiliki sengketa maritim dengan China," tulis laporan tersebut, dikutip Senin (6/12/2021).
Selain itu, riset yang sama juga merangking sejumlah 26 negara terkuat di Asia-Pasifik di mana Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara paling kuat di wilayah tersebut, sementara Indonesia berhasil merangsek ke 10 besar, tepatnya di rangking 9 sebagai negara terkuat di Asia-Pasifik.
Baca juga: Cara Memilih Koin Micin Potensial dan Rekomendasinya
10 besar negara terkuat di Asia-Pasifik sebagaimana dilaporkan Lowy Institute:
1. AS
2. China
3. Jepang
4. India
5. Rusia
6. Australia
7. Korea Selatan
8. Singapura
9. Indonesia
10. Thailand
Amerika Serikat sebagai pemuncak negara terkuat di Asia-Pasifik diduga karena dimotori oleh penguasaan Negeri Paman Sam atas vaksin Covid-19. Ini membuat Negeri Joe Biden semakin memiliki pengaruh dalam melawan rivalnya, China.
"AS mengalahkan tren penurunan pada tahun 2021 dan telah menyusul China dalam dua peringkat kritis," lanjut laporan tersebut.
"Diplomasi vaksin adalah mata uang baru geopolitik, dan AS memimpin perlombaan."
Baca juga: 5 Teknologi Militer Ini Sangat Canggih Namun Tak Berguna
Sementara itu, Indonesia mendapat sorotan khusus dari riset Lowy, di mana RI untuk pertama kalinya masuk dalam 10 besar negara terkuat di wilayah ini.
Hal itu akibat banyaknya negara dunia yang menganggap Jakarta sebagai pusat diplomasi baru kawasan ini, utamanya di wilayah ASEAN. RI naik peringkat dari sebelumnya, dengan skor 19,4 namun dengan tren kekuatan turun 0,5 dari tahun lalu.
"Indonesia untuk pertama kalinya mencapai posisi sepuluh besar dalam Indeks. Jakarta kini mengungguli Singapura sebagai pemain paling berpengaruh secara diplomatis di Asia Tenggara," tambah laporan tersebut.
(dwk)