Foto: reuters.com
Teknologi.id - Setelah menyelesaikan tes akhir pada tahun 2010, Israel mulai aktif menggunakan Iron Dome sebagai sistem pertahanan udara pada tahun 2011. Berkat keunggulannya, nama Iron Dome pun sudah diakui oleh seluruh dunia. Iron Dome diciptakan dengan tujuan untuk menghentikan roket dan artileri jarak pendek. Iron Dome telah terbukti sangat efektif, mampu mencegah hingga 90% roket yang jatuh di wilayah Israel.
Iron Dome diketahui telah
mencegat ribuan ancaman yang mendekat ke Wilayah Israel. Rafael Advanced
Defence Systems, perusahaan milik Israel, adalah pengembang dari sistem
pertahanan rudal Iron Dome. Sistem ini didukung oleh Amerika Serikat (AS) dalam
upayanya untuk menghadapi berbagai ancaman, termasuk roket, mortir, dan pesawat
tak berawak.
Menurut informasi yang diambil
dari Missile Threat CSIS, Iron Dome terdiri dari tiga elemen inti: Tamir
sebagai pencegat dan peluncur, MMR (Multimission Radar) ELM 2084, serta BMC
(Battle Management and Weapon Control) sebagai sistem manajemen pertempuran dan
kendali senjata.
Foto: voaindoneisa.com
Jika ada ancaman yang mengincar Israel, ELM 2084 Multimission Radar (MMR), atau radar, akan melakukan pendeteksian terhadap ancaman tersebut. Radar yang sangat maju ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi objek hingga jarak 70 kilometer, dan mampu melacak sebanyak 1.100 target secara bersamaan.
Dilaporkan bahwa setiap baterai
Iron Dome memiliki nilai sekitar US$100 juta (setara dengan Rp1,5 triliun),
sementara setiap rudal pencegat dihargai sekitar US$50.000.
Saat ini, di seluruh negeri Israel, terdapat 10 unit perangkat Iron Dome. Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Iron Dome memiliki kemampuan memberikan perlindungan skala kota terhadap roket yang memiliki jangkauan antara empat hingga 70 km.
Baca juga: Teleportasi Holografik Internasional Sudah Dikembangkan, Layaknya Teknologi Ironman
Ditempatkan secara strategis di sekitar kota dan daerah berpenduduk, setiap unit Iron Dome memiliki kapasitas untuk melindungi wilayah seluas 155 kilometer persegi. Struktur satu unit perangkat terdiri dari tiga hingga empat peluncur, dengan masing-masing peluncur mampu menampung hingga 20 penangkis.
Rafael telah mengirimkan dua
baterai Iron Dome ke Angkatan Darat Amerika Serikat. Ukraina juga sedang
mempertimbangkan untuk mendapatkan Iron Dome untuk menghadapi Rusia. Namun,
perlu diingat bahwa Iron Dome, seperti banyak sistem pertahanan lainnya, juga
memiliki kelemahan. Hal ini terbukti setelah akhirnya sistem pertahanan milik Israel
tersebut, akhirnya kebobolan berkat serangan bertubi-tubi dari Palestina.
Dalam waktu sekitar 20 menit, sekitar
5.000 roket diluncurkan ke Israel. Sementara menurut IDF, mereka memperkirakan
bahwa sekitar 2.200 roket telah ditembakkan, namun belum ada informasi resmi
yang mengungkap berapa banyak yang berhasil dicegat. Meski begitu, peristiwa
kebobolan tersebut bukanlah kegagalan bagi Iron Dome, menurut Shoebridge,
sistem yang paling efektif pun akan kesulitan saat diserang bertubi-tubi.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(TQHF)