Teknologi Smart Farming, Dorong MilenialTerjun ke Pertanian

Nurul Afifah . April 22, 2022



Pemerintah dorong milennial terjun ke pertaniang melalui teknologi smart farming


Foto: wallpaperflare


Teknologi id – Dengan perkembangan industri di Indonesia yang memasuki tahap baru, semua industri berlomba-lomba menggunakan teknologi yang menjadi ciri khas dari revolusi industri tersebut. Revolusi Industri 4.0 ini menaruh kunci utamanya, yaitu berbasis jaringan internet. 


Jaringan internet ini akan terintegrasi atau terhubung dengan mesin atau perangkat, karena menggunakan jaringan internet sebagai penghubung maka secara otomatis untuk mengoperasikan mesin atau perangkat tersebut dapat dilakukan secara jarak jauh.

Pertanian dengan Teknologi

Peran pertanian dalam menjaga kecukupan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia untuk masa sekarang dan masa depan menjadi isu regenerasi petani yang saat ini menempati posisi dengan urgensi tinggi. Menurut prediksi FAO, pada tahun 2050 mendatang, peningkatan jumlah penduduk dunia bisa mencapai 9,6 miliar. Dengan kondisi tersebut, produksi pertanian harus ditingkatkan sebesar 70 persen agar dapat mencukupi kebutuhan dan terhindar dari krisis pangan.


Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengungkapkan, bahwa saat ini semakin banyak pertanian berbasis Smart Farming yang memudahkan petani dalam budidaya. Hal itu sekaligus bisa mendorong generasi milenial mau terjun ke dunia pertanian. "Saya percaya ini merupakan sebuah kemajuan yang patut diapresiasi. Mekanisasi harus terus dimajukan agar produktivitas pertanian bisa meningkat, mengurangi biaya produksi, menekan losses dan mampu meningkatkan pendapatan petani,” ujarnya.


Baca juga: Melalui Startup Teknologi, Petani Dimudahkan Akses ke Pasar


Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, pertanian modern dengan teknologi Smart Farming merupakan sistem yang terdapat keterkaitan erat antar-subsistem, mulai dari hulu hingga hilir, yang didukung oleh tenaga kerja dan lembaga pendukung unggulan. "Pertanian kita saat ini sudah bergeser dari pola tradisional ke pola modern yang ditandai dengan penggunaan mekanisasi dan inovasi teknologi,” tutur dia.

Pelatihan Smart Farming

Untuk itu, BPPSDMP melalui BBPP Kupang mengadakan pelatihan Smart Farming bagi petani milenial di wilayah READSI (Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative). Sasaran peserta pelatihan berasal dari Kabupaten Kupang dan Belu. Pelatihan dilaksanakan selama 7 hari efektif (20-26 April 2022).


"Tujuan dari pelatihan ini adalah meningkatkan kapasitas petani sasaran READSI dan penyerapan akses KUR bagi pengembangan Smart Farming," jelas Dedi. 


Fasilitator yang memberikan materi khusus terkait perakitan modul sensor berasal dari Widyaiswara BPP Lampung. Yang membedakan materi perakitan modul sensor ini mengusung konsep mudah, murah dan high technology sehingga bisa diakses oleh petani.


Alat yang digunakan dapat dengan mudah dibeli di marketplace sehingga para petani tidak perlu khawatir jika sewaktu-waktu modul sensor yang dibuat mengalami kerusakan. Konsep ini merupakan hasil inovasi dari Kepala Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung, sehingga Smat Farming ini bisa dengan mudah dirasakan kebermanfaatannya di tingkat petani.


Dijumpai di tempat terpisah, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan, Leli Nuryati menjelaskan, hasil capaian pelatihan ini adalah peserta tidak hanya kompeten dalam merakit modul sensor, bahkan peserta pun diharapkan mampu mengakses KUR secara langsung, dan untuk selanjutnya akan diberikan pendampingan dalam pengelolaan dana KUR bagi peningkatan usahataninya.


Baca juga: Solusi Lahan Sulit Tanam, Berikut Pemanfaatan Teknologi Pertanian


Country Director, Head of the South East Asia and Pacific Hub International Fund for Agricultural Development (IFAD), Ivan Cossio mengharapkan para peserta dapat mengikuti pelatihan ini secara seksama, sehingga mampu mengimplementasikan dalam pertanian mereka nantinya. “Sehingga, akan memberikan nilai tambah kepada petani dan mendorong peningkatan produktivitas pertanian di wilayah READSI,” ujar Ivan.

Tentang Smart Farming

Smart Farming merupakan konsep manajemen pertanian yang menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk pertanian. Menggunakan teknologi pemindaian tanah, manajemen data, akses GPS serta teknologi internet of things.


Baca juga: Tanidev: Maksimalkan Pertanian melalui Teknologi


Keberadaan Soil and Weather Sensor (sensor tanah dan cuaca) yang terpasang di lahan pertanian, juga akan membantu petani dalam memantau kondisi tanaman. Data yang dapat diperoleh dari sensor ini di antaranya seperti kelembaban udara dan tanah, suhu, pH tanah, kadar air, hingga estimasi masa panen. Penerapan metode Smart Farming 4.0 bisa jadi solusi bagi berbagai permasalahan di sektor pertanian Indonesia. Masa depan pertanian Indonesia adalah pertanian yang cerdas berbasis teknologi.


{na}


Share :