Padamkan Api Pakai Suara? Sonic Fire Tech Gunakan Infrasonik Tanpa Perlu Air!

Irmanon Riandina . December 30, 2025


Foto: Youtube/Sonic Fire Tech 

Teknologi.id - Beberapa waktu terakhir, kebakaran menjadi ancaman yang semakin serius, terutama kebakaran hutan yang merambat ke area permukiman. Data National Interagency Fire Center mengungkapkan bahwa setiap tahun kebakaran hutan di Amerika Serikat melahap jutaan hektar wilayah dan menyebabkan kerugian properti yang tidak sedikit. Kehancuran yang terjadi di banyak bangunan justru bukan dipicu oleh api besar, melainkan oleh bara api kecil yang sulit dikendalikan dan kerap tidak tertangani dengan cepat.

Bara api kecil  ini bisa terbawa hembusan angin dan mendarat di area rawan seperti celah atap, saluran ventilasi, atau sudut bangunan. Ketika menumpuk, bara tersebut dapat memicu titik api baru tanpa disadari. Fenomena ini mendorong para peneliti untuk mengembangkan metode pemadaman yang lebih presisi dan tidak menimbulkan dampak tambahan. Dari sinilah muncul pendekatan berbasis sains, yakni memadamkan api dengan bantuan gelombang suara melalui teknologi yang dikenal sebagai Sonic Fire Tech.

Baca juga: Meteor Jatuh Dekat Cirebon, NASA dan BRIN Ungkap Fakta Asal-usul Bola Api Tersebut

Gelombang Suara yang Mampu Memadamkan Api

Upaya memadamkan api selalu dikaitkan dengan penggunaan media fisik seperti air, busa pemadam, atau zat kimia tertentu. Padahal, berdasarkan penjelasan ilmiah yang dikutip dari Scientific American, suara juga dapat dimanfaatkan untuk menghentikan nyala api. Hal ini karena proses pembakaran hanya dapat berlangsung jika tiga elemen utama terpenuhi, yakni sumber panas, material yang terbakar, serta pasokan oksigen. Ketika salah satu elemen tersebut dibuat tidak stabil atau terputus, api tidak lagi mampu mempertahankan reaksinya dan akhirnya padam.

Gelombang suara bekerja dengan cara mengacaukan lapisan tipis oksigen di sekitar api. Ketika oksigen tidak dapat bercampur secara stabil dengan bahan bakar, reaksi pembakaran pun terhenti. Prinsip inilah yang menjadi dasar pengembangan teknologi pemadam api berbasis suara, khususnya menggunakan frekuensi rendah.

Dari Eksperimen Mahasiswa hingga Riset Militer

Foto: Youtube/Sonic Fire Tech

Gagasan memadamkan api menggunakan gelombang suara mulai dikenal luas sekitar tahun 2015. Pada periode tersebut, dua mahasiswa teknik dari George Mason University, Viet Tran dan Seth Robertson, memperkenalkan sebuah perangkat eksperimental bernama sound wave blaster. Perangkat ini bekerja dengan memancarkan suara berfrekuensi rendah, sekitar 30 hingga 60 Hz, yang terbukti mampu memadamkan api berukuran kecil tanpa bantuan air maupun bahan kimia.

Meski terlihat baru, konsep ini sejatinya telah lebih dulu dikaji oleh lembaga riset militer Amerika Serikat, DARPA. Sejak akhir dekade 2000-an hingga awal 2010-an, DARPA meneliti pemanfaatan gelombang suara sebagai metode pemadaman api di ruang tertutup, seperti di pesawat dan kapal selam. Walaupun penerapannya saat itu masih terbatas dan belum efektif untuk kebakaran besar, penelitian tersebut menjadi fondasi penting bagi pengembangan teknologi pemadam api berbasis suara yang lebih aman dan presisi di masa depan.

Lahirnya Sonic Fire Tech dan Pemanfaatan Infrasonik

Inovasi ini dikembangkan oleh perusahaan yang dipimpin Geoff Bruder, seorang mantan insinyur NASA. Berbeda dengan pendekatan sebelumnya, Sonic Fire Tech mengandalkan infrasound, yakni gelombang suara berfrekuensi sangat rendah di bawah 20 Hz yang berada di luar jangkauan pendengaran manusia.

Bruder menjelaskan bahwa sistem tersebut bekerja dengan menciptakan getaran intens pada molekul oksigen di sekitar api, sehingga oksigen tidak dapat dimanfaatkan secara efektif untuk mempertahankan nyala. Dengan mekanisme ini, api berskala kecil dapat dipadamkan dari jarak hingga sekitar 25 kaki. Keunggulan lainnya, metode ini tidak memerlukan air maupun zat kimia, sehingga tidak meninggalkan sisa atau residu yang berpotensi merusak struktur bangunan maupun peralatan di sekitarnya.

Baca juga: Bukan Sihir! Startup Jepang Ini Ubah Selembar Kain Jadi Speaker Aktif

Fokus Utama: Menangani Bara Api

Menurut catatan IFSJ, lebih dari 90 persen penyalaan rumah akibat kebakaran hutan disebabkan oleh bara api kecil atau embers, bukan api besar, Fire Tech secara khusus dirancang untuk menangani ancaman ini. Sistemnya dilengkapi sensor yang memantau suhu dan pergerakan bara secara real-time.

Ketika terdeteksi potensi bahaya, sistem akan menciptakan “zona non-ignisi” di sekitar bangunan. Area ini terus diganggu oleh gelombang suara sehingga oksigen tidak dapat mendukung proses pembakaran. Menariknya, sistem ini tetap dapat beroperasi meskipun listrik padam karena dilengkapi baterai cadangan.

Menjanjikan, tetapi Masih Memiliki Batasan

Meski terdengar futuristik, Sonic Fire Tech bukan solusi untuk semua jenis kebakaran. Menurut Albert Simeoni dari Worcester Polytechnic Institute, efek gelombang suara terhadap api memang sudah lama dikenal, tetapi tantangan terbesarnya adalah skala api. Teknologi ini efektif untuk api kecil, namun sulit diterapkan pada kebakaran besar yang kompleks dan dipengaruhi banyak faktor lingkungan seperti angin.

Meski demikian, Sonic Fire Tech menunjukkan potensinya sebagai sistem perlindungan tambahan yang mampu mencegah kebakaran sejak masih berupa bara kecil. Uji coba saat ini sedang berlangsung di California, dengan rencana pemasangan puluhan unit pertama pada 2026. 


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(ir/sa)

Share :