Foto : Lifepal
Teknologi.id - Bank Indonesia tengah mengembangkan sistem pengawasan transaksi menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Hal tersebut dikatakan oleh Dicky Kartikoyono selaku Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI). Ia juga memaparkan bahwa AI telah membantu pengembangan teknologi sistem pembayaran hingga manajemen risiko menjadi lebih mudah.
"Begitu disupervisi, AI sangat membantu. Kita menyentuh teknologi proactive risk management. Gak mungkin kita awasi pakai manual reporting. Semua harus di-capture dengan konfigurasi teknologi dan yang sangat membantu adalah AI," ujar Dicky Kartikoyono, di Jakarta.
Baca juga : Harga Bitcoin Melesat ke Angka Fantastis Rp 902 Juta, Ini Penyebabnya
Dilansir dari Antara, pengawasan terkait transaction realtime transaction maupun realtime fraud tidak dapat dilakukan secara langsung dengan cara manual maupun konvensional.
Menurut Dicky, Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), AI dapat membantu untuk mengumpulkan data dari sistem pembayaran yang dapat diolah untuk pengambilan keputusan dan kebijakan oleh BI maupun Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Konsep kecerdasan buatan akan disusun dalam bentuk semacam AI generatif yang dapat membantu menganalisis hasil data yang telah terkumpul.
“Nah itu semua sudah kami bangun, terutama kembali start-nya adalah untuk mengumpulkan data,” kata Dicky lagi.
Dilansir dari CNBC Indonesia, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa penggunaan AI sudah mulai diterapkan oleh bank sentral. AI digunakan untuk mendukung pusat data transaksi pembayaran BI.
"Pengembangan pusat data transaksi pembayaran untuk inovasi dengan AI juga mendukung kebijakan BI, pemerintah, maupun KSSK," kata Perry.
Baca juga berita dan artikel yang lain di Google News
(ftn)