Teknologi.id - Malam ini, Selasa (9/7/2019), Planet Saturnus akan terlihat bersinar putih kekuningan dengan kecerahan sedang saat diamati dari Bumi, fenomena ini dikenal dengan istilah oposisi Saturnus. Dilansir dari
CNNIndonesia.com, Selasa (9/7/2019), Ketua Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengatakan fenomena oposisi Saturnus bisa dilihat di seluruh wilayah Indonesia. Untuk waktu terbaik, Thomas mengatakan fenomena ini bisa diamati sejak Magrib (sekitar pukul 18.00 WIB) hingga menjelang matahari terbit pada Rabu (10/7/2019) pagi pukul 05.26 WIB.
Saturnus 9 Juli
Malam Ini Saturnus Berada dalam Posisi Terdekat dengan BumiDari peta rasi bintang ini, Saturnus (Saturn) akan terlihat di arah timur hingga tenggara, sebab berdekatan dengan rasi bintang kalajengkin (Scorpius). (screenshot via in-the-sky.org) Dilansir dari
Earth Sky, Saturnus akan terbit di timur pada saat matahari tenggelam, lalu menanjak saat tengah malam, dan akan tenggelam di barat saat matahari terbit. Dalam posisinya yang berlawanan dengan Matahari ini, Saturnus berada dalam posisi pengamatan terbaik sehingga bisa terlihat sepanjang malam.
Thomas mengatakan masyarakat bisa menikmati fenomena oposisi Saturnus ini dengan mata biasa. Namun pengamatan menggunakan teleskop akan lebih baik karena bisa melihat cincin Saturnus. "Kalau dilihat pakai mata biasa hanya terlihat sebagai bintang terang. Bila menggunakan teleskop akan terlihat cincin Saturnus," jelasnya. Mengutip
In the sky, fenomena alam ini disebut oposisi Saturnus karena Bumi tengah mengorbit di antara Saturnus dan Matahari. Singkatnya, Matahari-Bumi-Saturnus tengah nampak berbaris lurus di bidang tata surya.
Saturnus merupakan bagian dari planet superior. Planet superior adalah planet yang orbitnya ada di luar orbit Bumi (planet lain kecuali Merkurius dan Venus). Ketika posisi Bumi dengan planet superior ini ada di posisi sejajar, biasanya planet superior itu tengah berada pada orbit terdekatnya dengan Bumi. Posisi Saturnus yang berlawanan (beroposisi) dengan Matahari sepanjang Juli hingga September, membuat planet itu mendapat pantulan sinar lebih baik dari Matahari. Sehingga membuat Saturnus tampak lebih terang dari biasanya ketika diamati dari Bumi. Kecerahan ini membuat pengamat bisa mengamati cincin es disekeliling planet tersebut dengan teleskop.
(dwk)