Teknologi.id - Pemerintah melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) berencana membangun bandar antariksa pertama Indonesia. Hal itu diungkapkan dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional LAPAN beberapa hari lalu. LAPAN sudah melakukan kajian terhadap beberapa alternatif lokasi, yakni Pulau Enggano, Pulau Nias, Pulau Morotai, dan Pulau Biak. Hasilnya, lokasi yang memenuhi persyaratan teknis sebagai lokasi pembangunan bandar antariksa adalah Pulau Biak, Desa Soukobye, Kabupaten Biak Numfor, Papua.
Biak dipilih karena beberapa alasan. Diantaranya yakni posisinya sangat dekat dengan ekuator atau garis khatulistiwa sehingga memudahkan peluncuran roket untuk membawa satelit, lebih efisien dan murah. Selain itu, posisi Desa Soukobye dinilai masih satu derajat Lintang Selatan dan berhadapan langsung dengan Samudra Pasifik. Maka, daerah ini dianggap aman untuk dijadikan lokasi peluncuran wahana antariksa. Kabarnya, akan ada dua bandar antariksa pertama Indonesia, yakni Bandar Antariksa skala kecil untuk uji terbang dan peluncuran roket-roket kecil, satunya lagi Bandar Antariksa skala besar. “Adanya keterbatasan anggaran, LAPAN akan membangun bandar antariksa atau
space port skala kecil dulu untuk uji terbang dan peluncuran roket kecil. Bandar antariksa skala besar nanti akan dibangun dengan kemitraan internasional,” kata Thomas seperti dikutip dar
i Uzone.id, Senin (11/11/19).
Kajian lebih lanjut mengenai pembangunan bandar antariksa ini akan dimulai pada 2020. Target LAPAN, pembangunan ini bisa rampung pada 2024. Diketahui LAPAN telah memiliki 100 hektar lahan di Biak Utara yang bisa digunakan untuk membangun bandar antariksa skala kecil. Sembari mengembangkan rencana pembangunan bandar antariksa besar, LAPAN akan mengoptimalkan lahan itu terlebih dahulu. Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan menyambut 100 tahun Indonesia merdeka, negara ini harus punya kemampuan antariksa.
(dwk)