Masih Berlanjut, China Akan Balas AS dengan 'Rare Earth'

Kemala Putri . May 30, 2019
China Akan Balas AS dengan 'Rare Earth'

Foto: Reuters
Teknologi.id - Perang dagang antara Amerika Serikat dengan China semakin memanas. Setelah Huawei diboikot oleh AS, China mengancam akan melancarkan serangan balasan bermodalkan 'rare earth' atau 'tanah jarang'.

Apa itu rare earth?

Rare earth atau tanah jarang adalah sebutan untuk kelompok 17 elemen kimia yang sangat penting dan dipakai sebagai komponen utama dalam berbagai produk elektronik sampai peralatan militer. China merupakan salah satu produsen besar dan mengekspornya ke Amerika Serikat. Kunjungan presiden China, Xi Jinping, belum lama ini ke pabrik mineral rare earth memunculkan spekulasi bahwa material itu akan menjadi salah satu senjata ampuh Negeri Tirai Bambu untuk melancarkan balas dendam. Bisa dengan membatasi ekspor atau menaikkan harga.

Mengapa rare earth menjadi senjata ampuh bagi China?

Media corong pemerintah China, People's Daily, menyatakan AS terlalu bergantung dengan tanah jarang dari China. "Amerika Serikat, jangan rendahkan kemampuan China untuk memukul balik," tulis mereka. "Akankah rare earth jadi senjata bagi China untuk membalas tekanan dari Amerika Serikat yang tidak beralasan? Jawabannya bukanlah misteri," tambah People's Daily. Media pemerintah, Global Times, menambahkan larangan ekspor rare earth adalah senjata ampuh bagi China. Memang China akan rugi, tapi menurut Global Times, AS akan lebih menderita jika hal itu benar diterapkan.

Baca juga: AS Masukkan Huawei di Daftar Hitam, China Rencanakan Serangan Balasan?

China menghasilkan sekitar 78% dari tanah jarang di tahun 2018, dan memiliki sekitar 40% dari sumber daya global. China dominan karena pemerintah mengklasifikasikannya sebagai sumber daya strategis dan merencanakan eksplorasi dan ekstraksi bahan baku selama sekitar 100 tahun. Para analis mengatakan China membuat bahan itu tersedia dengan biaya rendah pada 1990-an, merugikan pesaing dan membatasi ekspansi pesaing. Ada 17 elemen tanah jarang, yang sebenarnya tak begitu langka, namun memurnikannya berbiaya mahal dan menghasilkan polusi.

Baca juga: Apple Jadi Sasaran Pembalasan China, Begini Komentar CEO Huawei

China sebelumnya diketahui pernah memakai rare earth untuk menekan negara lain. Tahun 2010, Beijing memangkas ekspor rare earth ke Jepang setelah kapalnya bertabrakan dengan kapal Jepang di dekat sebuah pulau yang sama-sama mereka klaim. Tahun 2012, Jepang, AS dan Uni Eropa komplain ke WTO karena pembatasan yang dilakukan China. AS sebenarnya hanya impor sekitar 4.000 ton rare earth dengan nilai sekitar USD 175 juta. Namun, material itu krusial dalam pembuatan produk seperti iPhone, kendaraan listrik, dan senjata canggih. (DWK)
Share :