Foto: Wired
Teknologi.id – CEO Facebook Mark
Zuckerberg mengumumkan bahwa Facebook akan beralih dari perusahaan media sosial
menjadi perusahaan metaverse. Hal ini bertujuan untuk menggabungkan dunia nyata
dan virtual atau disebut "internet yang dibuat nyata".
Istilah "metaverse" rupanya
bukanlah sesuatu baru. Metaverse adalah realitas digital alternatif tempat
orang bekerja, bermain dan bersosialisasi. Dapat juga disebut mirror world, AR
cloud, magic verse, internet spasial, atau live maps.
Melansir dari New Scientist, kata
metaverse adalah kombinasi dari dua kata dari awalan "meta" yang
berarti di luar dan "universe" atau alam semesta.
Istilah ini digunakan sebagai gambaran konsep interaksi internet masa depan, yang terdiri dari ruang virtual 3D yang persisten dan terbagi kemudian dihubungkan ke dunia virtual yang dirasakan.
Baca juga: Mark Zuckerberg Minta Para Pengguna iPhone Lakukan Ini
Manusia sudah mengembangkan banyak
teknologi untuk mengelabui indera kita, mulai dari speaker, audio, televisi
hingga video game interaktif dan Virtual Reality (VR. Di masa depan kita dapat
mengembangkan alat untuk mengelabui indera kita yang lain seperti sentuhan dan
penciuman.
Kata-kata seperti
"internet" dan "dunia maya" sudah dihubungkan dengan
tempat-tempat yang kita akses melalui layar. Mereka tak cukup menangkap jalinan
internet yang stabil dengan realitas virtual, seperti dunia game 3D atau kota
virtual, dan AR sebagai hamparan navigasi.
Banyak akademisi yang sudah menulis ide
serupa terkait dengan nama "extended reality" selama bertahun-tahun.
Namun, nama tersebut agaknya terdengar membosankan.
"Metaverse", diciptakan
oleh penulis fiksi ilmiah Neal Stephenson dalam novelnya tahun 1992 berjudul "Snow
Crash,". Penulis memiliki kebiasaan mengenali tren yang diberi nama
seperti "Cyberspace" yang berasal dari buku tahun 1982 karya William
Gibson; "robot" berasal dari drama 1920 karya Karel Apek.
Neologisme baru-baru ini seperti
"cloud" atau "Internet of Things" sudah erat kaitannya pada
kita. Hal tersebut merupakan cara praktis untuk merujuk pada teknologi yang
menjadi semakin penting. Metaverse duduk dalam kategori yang sama.
Namun, rasanya sulit untuk tak berpikir
tentang bagaimana teknologi baru ini akan membentuk masyarakat, politik, dan
budaya kita, dan bagaimana kita dapat menyesuaikan diri dengan masa depan tersebut.
Gagasan ini disebut "determinisme teknologi", yang merupakan pengertian dari kemajuan teknologi yang membentuk hubungan sosial, hubungan kekuasaan, dan budaya umat manusia.
(MIM)