Teknologi.id - Starlink sedang hangat dibicarakan masyarakat Indonesia akhir-akhir ini setelah diluncurkan di Bali beberapa hari yang lalu. Berbagai respon dari mereka yang telah menggunakan Starlink beragam, beberapa merasa puas dan beberapa juga berkomentar akan ketidakstabilan jaringan Starlink. Lalu, benarkah cuaca penyebab ketidakstabilan ini? Mari simak penjelasannya!
SpaceX menciptakan jaringan broadband global, Starlink menggunakan konstelasi satelit orbit rendah Bumi (LEO) untuk menyediakan layanan internet berkecepatan tinggi. Selain itu, satelit LEO dan antena phased array membantu menjaga kinerjanya tetap utuh selama kondisi cuaca ekstrem.
"Dirancang dan diuji secara ketat untuk menangani berbagai macam suhu dan kondisi cuaca, Starlink terbukti tahan terhadap suhu dingin dan panas yang ekstrem, hujan es, hujan lebat, dan angin kencang - bahkan dapat mencairkan salju," tulis situs web Starlink.
Dikutip dari TechTarget, berikut penjelasan lebih lengkap pengaruh cuaca terhadap Starlink!
Cuaca Mendung atau Berawan
Foto: Pxhere
Cuaca berawan pada umumnya tidak akan memengaruhi Starlink. Namun, awan badai dapat memengaruhi sinyal, karena cenderung menimbulkan hujan, yang dapat menyebabkan gangguan sinyal. Awan badai juga lebih lembab dan lebih padat, yang dapat memainkan peran besar dalam degradasi sinyal satelit.
Hujan
Hujan ringan umumnya tidak menimbulkan masalah, tetapi hujan lebat dapat mempengaruhi kualitas sinyal Starlink. Hujan lebat berhubungan dengan awan yang tebal dan padat. Semakin padat awan, semakin tinggi kemungkinan sinyal radio yang datang dari dan ke satelit Starlink terhalang.
Angin
Starlink yang terpasang dengan baik dan tidak akan terpengaruh oleh angin kencang. Piringan Starlink dilengkapi dengan antena phased array yang dapat melacak satelit. Antena ini juga membantu mencegah gangguan sinyal.
Baca Juga: Uji Coba Starlink di Indonesia Sempat 'Lag', Menkominfo: Namanya Teknologi Kan Begitu
Salju
Hujan salju ringan tidak akan mempengaruhi sinyal Starlink, tetapi salju yang lebat dapat mempengaruhi kinerja karena adanya penumpukan uap air. Piringan Starlink dilengkapi dengan fungsi pemanas yang mencairkan salju secara otomatis, tetapi jika salju menumpuk di atas piringan, mungkin perlu dibersihkan secara manual untuk menghindari masalah sinyal.
Hujan es
Hujan es yang lebat juga dapat berdampak negatif pada sinyal Starlink. Fungsi pemanasan secara otomatis mencairkan es dan salju, tetapi hujan es atau hujan salju yang lebat akan memerlukan intervensi manual untuk membersihkan piringan.
Kabut
Kabut adalah uap air yang berada dekat permukaan tanah berkondensasi dan menjadi mirip awan. Kabarnya kabut normal tidak mempengaruhi sinyal Starlink, tetapi kabut tebal dapat menyebabkan hilangnya sinyal atau gangguan karena membawa banyak uap air yang dapat mengganggu sinyal.
Itulah beberapa penjelasan pengaruh cuaca terhadap kinerja Starlink. Walau pihak Starlink mengklaim cuaca tidak akan menyebabkan kinerjanya berubah tetap pastikan untuk selalu siap dan waspada ya!
Baca Berita dan Artikel Lain di Google News
(kar)