Andhika Sudarman, Pembicara Indonesia Pertama di Wisuda Harvard Law School

Teknologi.id . June 10, 2020

Teknologi.id - Seorang putra bangsa berhasil menjadi orang Indonesia pertama dalam sejarah yang terpilih sebagai pembicara dalam pidato wisuda Harvard Law School.

Dialah Andhika Putra Sudarman, seorang pemuda asal Tanjungpinang, Kepulauan Riau, yang menjadi satu-satunya lulusan dari Indonesia tahun ini di almamater mantan presiden AS, Barrack Obama, tersebut.

Andhika yang juga merupakan “Harvard Law School’s Class Marshal” ini lulus dengan penghargaan “Harvard Law School’s Dean’s Award” dan diberikan kehormatan untuk menjadi pembicara dalam pidato hari kelulusan Harvard Law School mewakili kelas angkatan “Class of 2020”.

Pencapaian tersebut tentunya menjadi sebuah prestasi yang tak hanya mengharumkan nama dirinya dan keluarga, namun juga bagi nama bangsa Indonesia.

Baca juga: Irmandy Wicaksono, Orang Indonesia di Balik Teknologi "Saving Face" MIT

Sebelum menempuh pendidikan di Harvard Law School, Andhika merupakan lulusan SMA Negeri 1 Tanjungpinang yang kemudian berhasil diterima di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 2011.

Andhika mengungkapkan dirinya tidak pernah menyangka bisa menjadi seorang mahasiswa dan bahkan lulus dengan predikat terbaik di Harvard Law School.

"10 tahun yang lalu, saya mimpi pun tidak berani untuk berkuliah di sini. Istilahnya mimpi aja nggak nyampe. Tetapi lihat saya sekarang, tidak hanya lulus tetapi mendapatkan berkat yang luar biasa. Dari situ saya belajar, hidup harus berjuang keras demi impian, dan tidak mimpi yang terlalu tinggi untuk digapai. Saya (adalah) buktinya.”

Andhika yang juga merupakan penyandang predikat Juara 1 Mapres (Mahasiswa Berprestasi) Tingkat Nasional 2014 tersebut, berhasil diterima di Harvard Law School melalui jalur beasiswa LPDP.

Ia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan padanya sehingga menjadi motivasi dirinya untuk berprestasi sebaik mungkin.

"Saya di sini berkat LPDP, pajak masyarakat Indonesia. Kalau saya tidak benar-benar memanfaatkannya, saya merasa bersalah pada rakyat-rakyat yang mau makan saja susah,” ujar Andhika kepada Teknologi.id.

Kiprah perkuliahan

Sejak awal kuliah, Andhika sudah terpilih untuk menjadi “Class Marshal” (perwakilan kelas yang dipilih melalui eleksi) di angkatannya.

Hanya terdapat 6 orang Class Marshal yang mewakili sekitar 800 orang, dan biasanya mahasiswa dari Amerika dan Amerika Latin-lah yang lebih condong untuk dipilih.

“Jujur, awalnya hanya bercanda untuk hendak ikut pemilihan karena mengetahui tingkat kesulitannya," ujarnya.

Andhika yang juga menjadi bagian dari “Harvard Law School’s First Class Association" tersebut, juga pernah memenangkan kompetisi hackaton yang diadakan oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) bersama mahasiswa Indonesia lainnya, Susan (S3 MIT) dan Nadia Amalia (S2 MIT).

Baca juga: Peneliti MIT Kembangkan Teknologi “Saving Face” untuk Lawan Virus Corona, Apa Itu?

Pengalaman unik lainnya, Andhika juga pernah menjadi pembicara dalam American Democratic Debate, acara Harvard Law School yang mensimulasikan debat calon presiden saat itu.

Tak hanya akademik, di bidang non-akademik pun prestasi Andhika cukup mentereng. Ia sempat menjabat Ketua Taekwondo FHUI dan juga sempat mewakili Harvard University dalam lomba Taekwondo di Brown University dan Princeton University.

Agen CIA hingga calon presiden

Salah satu hal yang juga berkesan bagi Andhika saat menuntut ilmu di Harvard Law School adalah bertemu "keluarga baru" dengan berbagai latar belakang yang menarik.

Selain mahasiswanya, Andhika mengatakan bahwa para pengajar di Harvard Law School benar-benar “gila” kerennya.

“Mulai dari mantan agen CIA sampai calon presiden, semuanya ada. Proses belajarnya menekankan pada diskusi, dan baik dosen maupun mahasiswa harus siap “diserang” habis-habisan di dalam kelas. Orang sini tidak ada segan-segannya dalam berdiskusi,” jelasnya.

Dari situlah ia juga berkesempatan untuk bertamu ke kediaman Elizabeh Warren, Senator dari Negara Bagian Massachusetts sekaligus satu-satunya calon presiden Amerika dari Democratic Party yang juga merupakan mantan pengajar Harvard Law School.

Baca juga: MIT Kembangkan “RFocus”, Permukaan Pintar untuk Tingkatkan Sinyal Wi-Fi Hingga 10x Lipat

Atas kelulusannya dan pencapaiannya selama ini Andhika pun berterima kasih kepada para guru dan dosen yang telah mendidiknya selama ini.

“Saya tidak mungkin bisa di sini tanpa guru dan dosen saya. Terima kasih kepada bapak dan ibu yang telah membimbing saya selama ini. Jasa bapak/ibu tidak pernah saya lupakan, dan akan menjadi penyemangat bagi saya untuk suatu saat berbagi kepada generasi yang lebih muda daripada saya,” ungkap Andhika.

Harus gigih

Andhika pun berpesan untuk anak muda yang ingin masuk Harvard, “Harus gigih mempersiapkan sejak S1, bahkan jika bisa sejak SMA. Berprestasilah sebisa mungkin, di bidang akademik dan  non-akademik. Punya mentor akan sangat membantu, karena orang awam seperti saya dulu, bahkan rupa esai yang harus ditulis saja tidak yakin,” tegasnya.

Setelah lulus, Andhika yang juga penulis buku “Masuk PTN itu Gampang?” dan “Kitab Suci Kuliah" berniat akan meluangkan waktu beberapa bulan ke depan untuk berbagi pengalaman dengan adik-adik kelasnya yang ingin meningkatkan kapasitas diri.

(dwk)

Share :