Sintesis Verticillin A Berhasil! Peneliti MIT Temukan Kunci Basmi Kanker Otak

Wildan Nur Alif Kurniawan . December 24, 2025


Foto: Kemenkes

Teknologi.id - Dunia sains mencatat sejarah besar setelah peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) berhasil memecahkan teka-teki kimia selama setengah abad. Para ilmuwan akhirnya sukses mensintesis secara mandiri molekul jamur kompleks bernama Verticillin A, yang selama ini diyakini memiliki kekuatan luar biasa dalam membunuh sel kanker namun mustahil untuk diproduksi di laboratorium.

Molekul ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1970. Namun, karena struktur kimianya yang sangat rumit, para ahli kimia di seluruh dunia gagal mereproduksinya secara sintetis selama 50 tahun terakhir, hingga tim MIT menemukan jalannya.

Rumitnya Struktur Kimia Verticillin A

Keberhasilan profesor kimia MIT, Mohammad Movassaghi, terletak pada kemampuannya menaklukkan arsitektur molekul Verticillin A yang sangat menantang. Senyawa ini memiliki 10 cincin kimia dan 8 pusat stereogenik, yaitu bagian molekul yang posisinya harus sangat presisi dalam ruang tiga dimensi.

Menariknya, Verticillin A hanya berbeda dua atom oksigen saja dari senyawa serupa yang pernah disintesis MIT pada tahun 2009. Namun, dua atom oksigen tambahan ini membuat molekul tersebut menjadi jauh lebih rapuh dan sangat sensitif terhadap reaksi kimia. Hal inilah yang membuat para peneliti harus merombak total strategi mereka dan menyusun ulang urutan pembentukan ikatan kimia dalam 16 tahap sintesis yang ketat.

Baca juga: Wow! AI Baru Ini Prediksi Risiko Kanker Payudara Hingga 5 Tahun Lebih Awal

Menargetkan Kanker Otak Paling Mematikan

Penemuan ini bukan sekadar pencapaian di bidang kimia murni, tetapi memiliki dampak medis yang nyata. Tim peneliti dari Dana-Farber Cancer Institute menguji hasil sintesis ini pada jenis kanker otak anak yang sangat agresif, yaitu Diffuse Midline Glioma (DMG). 

Hasil pengujian menunjukkan bahwa turunan dari Verticillin A mampu bekerja sangat presisi pada sel kanker yang memiliki kadar protein EZHIP tinggi. Berikut adalah mekanisme kerjanya:

  • Meningkatkan Metilasi DNA: Senyawa ini secara signifikan meningkatkan proses metilasi DNA pada sel kanker.
  • Kematian Sel Terprogram: Peningkatan metilasi tersebut memicu sel kanker untuk melakukan "bunuh diri" atau kematian sel secara terprogram.

Masa Depan Terapi Kanker Presisi

Jun Qi, profesor madya di Dana-Farber, menjelaskan bahwa kemampuan untuk mensintesis Verticillin A memungkinkan para ilmuwan menciptakan varian atau turunan yang lebih stabil dan lebih efektif daripada versi aslinya yang ditemukan di alam.

Saat ini, tim peneliti telah memprofilkan senyawa unggulan mereka pada lebih dari 800 lini sel kanker untuk melihat potensinya pada jenis kanker lainnya. Meski belum siap digunakan secara klinis dan masih memerlukan uji coba pada hewan, keberhasilan mensintesis struktur kimia yang "mustahil" ini telah membuka pintu lebar bagi generasi baru obat kanker yang lebih presisi.

Baca juga: Menkes Budi Berencana Latih AI untuk Bantu Dokter Deteksi Stroke hingga Kanker


Foto: IHC  Rumuah Sakit Pusat Pertamina

Menuju Dunia Tanpa Ketakutan Kanker

Penemuan peneliti MIT ini memberikan pesan yang sangat kuat: tidak ada musuh yang tidak bisa dikalahkan jika sains diberikan waktu dan dukungan yang cukup. Angka 50 tahun bukan sekadar durasi, melainkan bukti ketekunan manusia dalam menghadapi salah satu penyakit paling menakutkan dalam sejarah.

"Kami tidak hanya memberikan harapan, kami memberikan solusi nyata. Kita sedang melihat akhir dari era di mana kanker adalah momok yang tak terkalahkan," ujar salah satu peneliti utama dalam laporan tersebut.

Kabar dari MIT ini adalah kado akhir tahun terbaik bagi dunia. Setelah 50 tahun berperang, manusia akhirnya menemukan cara untuk memenangkan pertempuran melawan kanker. Meskipun masih ada proses regulasi dan uji klinis yang harus dilewati, arah masa depan sudah jelas: sebuah dunia di mana kanker hanyalah penyakit masa lalu yang bisa disembuhkan dengan sekali suntik.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.

(WN/ZA)

Share :