Pendiri Netflix Stop Kerja Tiap Selasa Jam 5 Sore Selama 30 Tahun: Agar Tetap Waras

Teknologi.id . November 18, 2025
pendiri netflix stop kerja selasa
Foto: Vanity Fair


Teknologi.id - Di tengah budaya kerja Silicon Valley yang identik dengan lembur tanpa henti, Marc Randolph—co-founder Netflix—justru memegang satu aturan unik yang tidak pernah ia langgar selama lebih dari 30 tahun: setiap hari Selasa pukul 17.00, ia berhenti bekerja apa pun kondisinya.

Aturan itu bukan sekadar kebiasaan, tapi prinsip hidup yang ia sebut sebagai “waktu suci”.

Ritual Selasa Jam 5 Sore yang Tak Bisa Diganggu

Randolph menceritakan bahwa sejak awal kariernya, ia menetapkan batas waktu yang sangat tegas setiap Selasa. Begitu jam menunjukkan pukul 5 sore, pekerjaan selesai. Tidak peduli cuaca, jadwal, atau ada rapat mendadak—aturan tetap aturan.

Ia selalu menghabiskan Selasa malam bersama sahabat dekatnya: menonton film, makan malam, atau sekadar berjalan-jalan. Tidak ada panggilan penting, tidak ada meeting tambahan, tidak ada urusan bisnis yang boleh masuk.

Menurutnya, momen Selasa malam inilah yang menjaga kewarasannya, membantu memulihkan energi, dan membuatnya tetap fokus menghadapi pekerjaan di hari-hari berikutnya.

Baca juga: Netflix Gunakan AI Generatif untuk Efek Visual Pertama Kalinya dalam Serial Orisinal

Bukan "Me Time" Biasa: Ini Cara Randolph Menjaga Waras

Bagi Randolph, berhenti bekerja di waktu tertentu bukan sekadar istirahat. Ia menyebutnya sebagai strategi bertahan hidup di dunia startup dan teknologi yang serba cepat.

Selasa malam menjadi waktu untuk:

  • melepaskan diri dari bisnis dan tekanan kerja,

  • menjauh dari data, analitik, dan rencana produk,

  • mengingat bahwa hidup bukan hanya soal mengejar pertumbuhan,

  • menjaga hubungan personal tetap sehat,

  • memulihkan energi mental.

Ia percaya bahwa bisnis yang berkembang tidak harus dibayar dengan kelelahan.

Kebiasaan yang Bertahan Sejak Era Netflix Masih Menyewakan DVD

Randolph memulai Netflix dari masa ketika perusahaan tersebut belum menjadi raksasa streaming seperti sekarang. Namun bahkan di masa awal yang penuh tekanan, jadwal Selasa pukul 17.00 tetap tidak berubah.

Jika ada masalah, semuanya harus diselesaikan sebelum jam lima.
Jika ada krisis, tim harus menyesuaikan, bukan Randolph yang melanggar batasan waktunya.

Ia ingin membuktikan bahwa disiplin menjaga waktu pribadi sama pentingnya dengan ambisi bisnis.

Dunia Teknologi yang Gemar Lembur vs. Filosofi Randolph

Di industri teknologi, terutama startup, budaya lembur adalah hal yang dianggap wajar. Banyak tokoh memilih bekerja ekstrem:

  • Lucy Guo (Scale AI) bisa bekerja hingga 90 jam per minggu.

  • Andrew Feldman (Cerebras) menilai konsep work-life balance tidak relevan.

Namun pandangan berbeda datang dari tokoh-tokoh senior:

  • Jamie Dimon (JPMorgan) menekankan pentingnya kesehatan mental.

  • Jason Buechel (Whole Foods) mendorong karyawan benar-benar menggunakan cuti berbayar.

Randolph berada pada sisi yang menyeimbangkan ambisi dan kewarasan. Ia menunjukkan bahwa kesuksesan bisa dicapai tanpa harus mengorbankan kesehatan dan kebahagiaan pribadi.

Baca juga: Netflix Sekarang Bisa Screenshot Film dan Langsung Share ke Medsos

Pesan Randolph: Keseimbangan Bukan Slogan, Tapi Kebiasaan

Di era ketika banyak pemimpin mempromosikan “grind nonstop” dan bangga tidur hanya lima jam, Randolph justru membawa pesan berbeda:

Keseimbangan lahir dari kebiasaan yang dijaga, bukan dari teori.

Satu jam pulang tepat waktu setiap Selasa ternyata cukup untuk membuatnya lebih fokus, lebih sehat, lebih produktif, dan tetap bahagia.

Dan yang paling menarik: justru dengan cara itulah ia berhasil membangun salah satu perusahaan teknologi paling berpengaruh di dunia.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)

Share :