Foto: Fox.com
Teknologi.id - Chief Executive Officer (CEO) Google Sundar Pichai mengambil sikap defensif ketika dikritik terkait efisiensi yang dilakukan Google. Menurut dirinya kesenangan tidak dapat dinilai lewat uang.
Hal ini dikatakannya dalam sebuah rapat dengan para karyawan Google yang salah satu topiknya merupakan efisiensi yang dilakukan Google. Efisiensi tersebut merupakan memotong berbagai anggaran untuk biaya perjalanan dan hiburan, meningkatkan produktivitas, dan potensi PHK.
Dalam rekaman audio yang diterima CNBC, seorang karyawan Google menanyakan perihal tersebut. Ia bertanya mengapa Google begitu pelit ke karyawan dengan memotong biaya perjalanan dan menyunat berbagai anggaran di saat Google mencatat rekor pemasukan dan punya dana cadangan yang sangat banyak.
Menjawab pertanyaan tersebut, CEO Google meminta para karyawannya untuk melihat kondisi ekonomi secara makro. Menurutnya saat ini adalah kondisi yang sangat sulit dalam konteks makro. Alasan itu lah yang membuat Google perlu melakukan efisiensi.
Baca juga: Fitur Baru WhatsApp: Pengguna Bisa Bikin Status WA dalam Bentuk Pesan Suara
"Saya pikir ini sangat penting sebagai perusahaan kita bisa melewati masa seperti ini bersama-sama," kata Pichai, dikutip dari Inet detik, (26/9).
Ia juga mengeluarkan pernyataan terkait tema utama rapat yaitu pemotongan anggaran. Menurut Pichai, budaya Google tetap bisa dinikmati meskipun beberapa hal sudah tak disediakan lagi.
"Saya ingat saat Google masih kecil. Kesenangan tidak selalu, kita seharusnya tidak selalu menyamakan kesenangan dengan uang. Saya pikir kamu bisa masuk ke startup yang bekerja keras dan banyak pegawainya tetap senang dan ini seharusnya tidak selalu disamakan dengan uang," ungkapnya.
Seperti yang kita tahu, Google dikenal sebagai salah satu perusahaan yang menyediakan banyak fasilitas untuk para karyawannya. Namun pada juli lalu Alphabet, induk Google, mencatat pendapat yang lebih lemah dari perkiraan.
Baca juga: Game Indonesia 'Battle of Guardians' Tawarkan Konsep Play to Earn Pakai NFT
Bahkan pertumbuhan untuk Q3 2022 pun diperkirakan akan turun menjadi satu digit, ini turun lebih dari 40% dibanding tahun sebelumnya.
Setelah mencatatkan rekor pemasukan tahunan tersebesar yaitu USD 257 miliar pada tahun 2021 lalu, Alphabet memulai 2022 dengan pemasukan Q1 yang naik 23% dibanding Q1 2021.
Rekor tersebut adalah di saat pemasukan Alphabet pertama kalinya menembus USD 200 miliar dalam setahun. Sementara pada Q1 2022 lalu pemasukan Alpabet mencapai hingga USD 68 miliar.
Hanya saja, meski pemasukannya naik 23%, keuntungan bersih Alphabet malah menurun USD 1 miliar (Rp 14,4 triliun) menjadi USD 16,4 miliar dari USD 17,9 miliar pada Q1 2021. Hal ini dikarenakan biaya riset dan pengembangan yang meningkat lebih dari USD 1 miliar dibanding Q1 2021, yaitu dari USD 7,485 miliar menjadi USD 9,1 miliar.
(arm)