Wilayah Hiroshima dan Nagasaki saat ini Masih Beradiasi?

Fabian Pratama Kusumah . August 10, 2021

Foto: Zamane

Teknologi.id – Pada hari Jumat 06 Agustus 2021 waktu setempat di Hiroshima, Jepang, diperingati 76 tahun sejak AS menjatuhkan bom atom pertama di dunia.

Bom atom ini sampai menewaskan sekitar 140.000 orang. Lalu, apakah masih ada radiasi di Nagasaki dan Hiroshima?

Melansir Detik dari situs resmi The City of Hiroshima, radiasi di Hiroshima dan Nagasaki saat ini setara dengan tingkat radioaktivitas alami yang sangat rendah.

Radiasi di Hiroshima dan Nagasaki diklaim tidak berpengaruh pada tubuh manusia.

"Bom atom berbeda dari bom konvensional dalam hal memancarkan energi ledakan, besaran dan radiasinya sama sekali berbeda. Dari energi yang dipancarkan, 5% adalah radiasi awal dan 10% adalah radiasi sisa," jelas situs tersebut.

Baca juga: Ini Fakta dan Kecanggihan Bom yang Dijual AS ke Israel

Radiasi awal yang dipancarkan pada saat ledakan awal menimbulkan kerusakan besar pada tubuh manusia.

Sebagian besar dari korban yang terkena radiasi langsung dalam radius satu kilometer kemungkinan besar akan meninggal dunia.

Radiasi sisa adalah radiasi yang dipancarkan kemudian setelah bom jatuh. Sekitar 80% dari semua radiasi sisa dipancarkan dalam waktu 24 jam.

Penelitian telah menunjukkan bahwa 24 jam setelah pengeboman, jumlah radiasi sisa yang akan diterima seseorang di hiposenter (pusat jatuhnya bom) menjadi 1 banding 1000 dari jumlah yang diterima setelah ledakan.

Seminggu kemudian, itu akan menjadi 1 per 1.000.000. "Dengan demikian, radiasi sisa menurun dengan cepat," tulis situs tersebut.

Radiasi juga dapat memiliki efek yang terjadi dalam skala yang lebih lama, seperti kanker, dengan menyebabkan mutasi pada DNA sel hidup.

Baca juga: Mengenal MAARS Robot, Tank Remote Control Penjinak Bom

Secara teori, radiasi dapat merusak DNA hingga mengubah gen. Namun, perlu bertahun-tahun setelah paparan sebelum adanya peningkatan angka kejadian kanker akibat radiasi.

Di antara efek jangka panjang yang diderita oleh para penyintas bom atom, yang paling mematikan adalah leukemia.

Peningkatan leukemia muncul sekitar dua tahun setelah serangan dan memuncak sekitar empat sampai enam tahun kemudian. Anak-anak terkena dampak paling parah.

The Radiation Effects Research Foundation memperkirakan risiko leukemia yang dapat diatribusikan adalah 46% dari korban bom.

Saat ini banyak ilmuwan dan tenaga kesehatan lebih banyak menaruh perhatian pada anak-anak yang lahir dari para penyintas bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

(fpk)

Share :