Ini Fakta dan Kecanggihan Bom yang Dijual AS ke Israel

Fabian Pratama Kusumah . May 19, 2021

Foto: The World

Teknologi.id -  Amerika Serikat (AS) di bawah rezim Joe Biden dilaporkan diam-diam hendak menjual senjata bom canggih Joint Direct Attack Munition (JDAM) buatan Boeing kepada Israel.

Nilai pembelian senjata itu diperkirakan mencapai US$735 juta (sekitar Rp10,5 triliun).

Perangkat itu bisa mengubah bom yang mulanya tidak berpemandu yang diluncurkan dari pesawat tempur atau pesawat pembom ringan menjadi bisa dikendalikan dengan menggunakan Global Positioning System (GPS).

Dikutip dari CNN Indonesia, JDAM adalah senjata udara-ke-permukaan berpemandu yang menggunakan hulu ledak bom BLU-109/ MK 84 seberat hampir 1.000 kilogram, BLU-110 / MK 83 seberat 500 kg, atau BLU-111/ MK 82 seberat 250 kg sebagai muatannya.

Selain kemampuan GPS/INS segala cuaca, laser JDAM memiliki fleksibilitas untuk menyasar target peluang, termasuk target seluler dan bahkan target laut.

Baca juga: Gertak Rusia, AS Kirimkan 4 Pesawat Pengebom B-1

Laser JDAM ini digunakan juga di pesawat tempur F-15E dan F-16 Angkatan Udara AS serta F / A-18 dan A / V-8B Angkatan Laut AS.

Setelah dilepaskan dari pesawat, JDAM mampu secara mandiri menavigasi ke koordinat target yang ditentukan.

Satu unit JDAM buatan Boeing sekitar US$20 ribu atau sekitar Rp285 juta (kurs Rp14.257). Daya jangkau senjata itu juga bisa sejauh 24 kilometer.

Dikutip dari Detik, beberapa keunggulan Laser JDAM, antara lain:

  • Sangat akurat dan dapat dikirim dalam cuaca apa pun
  • Dapat diluncurkan dari jarak lebih dari 24 km dari target
  • Satelit GPS bisa membantu memandu senjata.

Baca juga: Israel Konflik dengan Palestina, ini Tindakan Indonesia

Ukuran JDAM buatan Boeing bervariasi. Paling besar bisa sepanjang 3,8 meter dan yang terkecil bisa mencapai 2,3 meter. Diameter JDAM juga bervariasi tergantung jenisnya, mulai dari 27 cm hingga 46 cm.

Rencana penjualan senjata canggih itu memunculkan kekhawatiran bisa memperburuk situasi antara Israel dan Palestina yang kian memanas saat ini.

Meski Kongres AS diberi wewenang menolak menjual senjata canggih ini, tetapi sepertinya hal itu tidak bakal terjadi.

Sebab, dilihat dari riwayatnya, Israel termasuk di antara segelintir negara dengan proses pembelian senjata dari AS yang dipercepat.

(fpk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar