1. Instagram Stories
Fitur ini memungkinkan Anda membuat video pendek berdurasi 15 detik. Dengan keterbatasan itu, pastikan konten yang disampaikan ringan dan mudah dicerna. Lantas bagaimana dengan akun media politik atau ekonomi yang bahasannya distereotipkan "berat"? Menurut Nicci Meek, hal ini bisa diakali dengan memanfaatkan tool kreatif pada Stories.
Baca juga: Cara Hide Akun Instagram Agar Tak Bisa Dilihat Orang lain
2. IG Live
Interaksi dengan followers paling terakomodir lewat fitur ini. Sifatnya real-time, di mana Anda dan followers bisa langsung saling bereaksi. "Bagi organisasi media, Live paling efektif ketika sedang wawancara atau meliput hal-hal yang sifatnya breaking news," Nicci Meek menjelaskan. Ia mengatakan format video ini tak perlu diproduksi dengan estetika sedemikian rupa layaknya di Instagram Stories. Kemasan bisa lebih apa adanya, tetapi kontennya harus kuat dan sifatnya jarang terjadi.
3. IGTV
Hadir sebagai fitur video paling bungsu, IGTV bisa dibilang sebagai perpanjangan tangan Stories. Durasinya lebih panjang, sehingga Anda bisa menjahit beberapa stok video dan melengkapinya dengan musik yang pas.
Pemanfaatannya pas untuk liputan yang bersifat feature atau timeless, contohnya kuliner dan tips kecantikan. Produksinya pun harus lebih rapi, sebab followers diproyeksikan menikmati konten IGTV di waktu senggang. "Video panjang dalam format vertikal punga kekuatan, yakni membuat penonton seakan berada di dalam video. Kedekatannya lebih terasa," Nicci Meek menuturkan. Selain dari fitur-fitur video, engagement yang kuat di Instagram juga terbentuk melalui konsistensi. Dalam hal ini, admin harus menetapkan jadwal untuk mengunggah konten secara teratur. Karakteristik yang dibangun (branding) pun harus fokus dan sebaiknya tak berubah-ubah. Terakhir, yang terpentin, Nicci Meek, menyebut soal kejujuran. "Utamakan konten yang menunjukkan sesuatu dengan apa adanya ketimbang harus melulu tampil sempurna," ia memungkasi.(DWK)