Teknologi.id - Simbol '@' sudah menjadi bagian penting dalam komunikasi digital, terutama pada alamat e-mail. Dalam dunia tipografi, simbol ini dikenal sebagai "At sign". Namun, di berbagai negara, penyebutannya berbeda-beda. Di Italia, simbol ini disebut "siput", sementara di Belanda dikenal sebagai "ekor monyet". Dalam penggunaannya, simbol '@' sering dibaca sebagai "at", seperti pada alamat e-mail xxx@gmail.com yang dilafalkan sebagai "xxx(at)gmail(dot)com".
Selain itu, simbol '@' memiliki fungsi yang beragam. Dalam akuntansi dan faktur komersial, simbol ini digunakan untuk menunjukkan "penilaian". Sedangkan dalam komunikasi digital, seperti di media sosial atau aplikasi chatting, '@' sering digunakan untuk menyebut atau memanggil seseorang (mention). Kini, simbol ini juga menjadi awalan nama akun pengguna di media sosial, seperti "@kompascom". Namun, apa sebenarnya arti simbol '@' dan bagaimana sejarahnya?
Sejarah Simbol '@' di Dunia
Penggunaan simbol '@' ternyata sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Berdasarkan catatan sejarah, simbol ini pertama kali ditemukan dalam sebuah manuskrip Bulgaria bernama Manasses Chronicle pada abad ke-12, tepatnya tahun 1345. Dalam dokumen tersebut, simbol '@' digunakan sebagai pengganti kata "amin".
Selain itu, simbol ini juga ditemukan dalam catatan perdagangan Spanyol pada tahun 1448. Catatan tersebut menjelaskan pengiriman gandum dari Kerajaan Kastilia ke Aragon. Di Italia, simbol '@' digunakan dalam surat dagang yang ditulis oleh pedagang Florentine bernama Francesco Lapi pada 4 Mei 1536. Dalam surat tersebut, '@' digunakan untuk menunjukkan satuan ukuran bernama "amphora", yaitu guci tanah liat yang digunakan untuk menyimpan anggur.
Di Spanyol, simbol '@' juga dikenal sebagai satuan ukuran bernama "arroba", yang berasal dari bahasa Arab "ar-rub" yang berarti seperempat. Sementara itu, menurut Kamus Oxford, simbol '@' digunakan oleh pemuka agama sebagai pengganti kata Latin "ad", yang berarti "di", "menuju", atau "sekitar". Penggunaan ini dianggap sebagai cara praktis untuk menggabungkan huruf 'a' dan 'd' menjadi satu, sehingga lebih cepat ditulis.
Baca juga : FBI Minta Pengguna Gmail untuk Ganti Alamat Email Mulai 2025, Ini Alasannya
Simbol '@' di Era Modern: Awal Mula E-mail
Meski memiliki sejarah panjang, simbol '@' mulai dikenal luas di era modern berkat penggunaannya dalam e-mail. Pada tahun 1971, seorang ilmuwan komputer asal Amerika Serikat bernama Ray Tomlinson memperkenalkan simbol ini dalam sistem komunikasi digital.
Tomlinson menciptakan program bernama SNDMSG (singkatan dari Send Message), yang memungkinkan pengguna untuk saling mengirim pesan di komputer yang sama. Ia kemudian mengembangkan program ini untuk jaringan ARPANET, cikal bakal internet. Dalam sistem e-mail yang ia rancang, Tomlinson membutuhkan simbol yang dapat memisahkan nama pengguna dan nama komputer. Pilihannya jatuh pada '@', karena simbol ini tersedia di perangkat teletype model 33 yang ia gunakan.
Teletype, atau teleprinter, adalah alat komunikasi yang digunakan untuk mengirim pesan melalui saluran komunikasi tertentu. Tomlinson memilih simbol '@' karena dianggap sederhana dan belum memiliki makna lain yang dapat membingungkan. Keputusan ini membuat simbol '@' menjadi standar universal dalam sistem e-mail.
Perkembangan Simbol '@' di Era Digital
Seiring waktu, simbol '@' tidak hanya digunakan dalam e-mail, tetapi juga meluas ke berbagai platform digital. Di media sosial seperti Twitter dan Instagram, simbol ini digunakan untuk menyebut nama akun pengguna atau handle. Misalnya, "@username" digunakan untuk memanggil atau menandai seseorang dalam sebuah percakapan.
Penggunaan simbol '@' yang awalnya hanya untuk kebutuhan teknis kini telah menjadi bagian penting dari komunikasi digital modern. Dengan sejarah panjang dan fungsinya yang terus berkembang, simbol '@' telah menjadi salah satu elemen paling ikonik dalam dunia teknologi dan komunikasi.
Baca berita dan artikel lain di Google News
(mha)