Foto: NASA
Teknologi.id - Badan
Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menggandeng 24 teolog, atau
ahli agama untuk mencari kehidupan di luar Bumi.
Tak hanya itu, para teolog juga akan melihat bagaimana hal
tersebut akan mempengaruhi gagasan tentang Tuhan dan berbagai ciptaannya.
Dari semua pemuka agama yang dilibatkan, antara lain dr.
Andrew Davison yang merupakan seorang teolog dari Universitas Cambridge.
"Tradisi agama akan menjadi
fitur penting dalam bagaimana umat manusia akan bekerja melalui konfirmasi
kehidupan seperti itu di tempat lain," ucap Davidson.
Ia mengatakan tradisi agama
dianggap sebagai bagian dari tujuan berkelanjutan NASA untuk mendukung
pekerjaan astrobiologi.
Alasan NASA mempekerjakan ahli
agama adalah karena ada kemajuan dalam upaya manusia untuk menemukan kehidupan
lain di alam semesta.
Kolaborasi ini bagian dalam
programnya di Pusat Penyelidikan Teologis (CTI) di Universitas Princeton, New
Jersey.
Program ini bertujuan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah membingungkan manusia sejak
mempertanyakan kehidupan makhluk hidup di tempat lain.
Serangkaian misi baru pun diharapkan dapat menambah pemahaman manusia tentang ruang angkasa, termasuk Teleskop James Webb yang akan diluncurkan menjelang akhir tahun.
Baca juga: Pesawat Luar Angkasa Rakitan NASA Berhasil “Menyentuh” Matahari
Selain itu, penjelajah Rosiland Franklin dari Badan Antariksa Eropa akan
diluncurkan tahun depan.
Rosiland Franklin akan mengebor permukaan Mars untuk mencari fosil
mikroba untuk mendeteksi jejak kehidupan.
Menurut Carl Pilcher, mantan kepala Institut Astrobiologi NASA hingga
2016, para teolog dituntun untuk mempertimbangkan implikasi dari penerapan
alat-alat sains akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21.
Terhadap pertanyaan yang dipertimbangkan dalam tradisi keagamaan selama
ratusan atau ribuan tahun.
(fpk)