Teknologi.id – Proses digitalisasi memang mempermudah
pekerjaan manusia. Meski begitu, selalu ada kejahatan yang mengintai di balik
kemajuan teknologi. Saat ini modus-modus penipuan yang beredar di internet
semakin beragam. Kabarnya, kini Google Search juga dimanfaatkan oleh hacker
untuk melancarkan aksi penipuan.
Penipuan dengan memanfaatkan iklan yang beredar di Google
disebut malveritising. Kata malveritisng berasal dari kata malware dan advertising.
Biasanya pelaku memasukan iklan jahat ke dalam sebuah jaringan periklanan yang
bertujuan untuk mengarahkan korban ke situs berbahaya. Ketika pengguna masuk ke
situs tersebut, situs akan menginstal malware berbahaya ke dalam perangkat
Anda.
Menurut perusahaan keamanan Crowdstrike pada situs resminya, malware yang terinstal saat malvertising akan bekerja selayaknya malware pada umumnya yaitu untuk merusak berkas, mencuri data, memantau aktivitas pengguna, dsb. The New York Times, BBC, Forbes, dll pernah terlobat dalam serangan malvertising pada beberapa tahun terakhir. Masalahnya malvertising tersebut berasal dari iklan yang disusupi sehingga perusahaan tersebut kesulitan untuk mendeteksinya.
Baca Juga: #AwasJebakanBadman: Tiga Langkah Bedakan Link DANA Kaget Asli dan Palsu
Dikutip dari cnbcindonesia.com, menurut laporan perusahaan
keamanan siber Malwarebyte pada September 2023, terdapat peningkatan kasus malvertising
sebesar 42% setiap bulan. Hal ini
dilakukan dengan tujuan phising atau hanya menyebarkan malware.
Iklan jahat seringkali muncul di kueri desktop dan HP. Akan
tetapi, banyak pula iklan jahat yang tersembunyi di situs-situs utama yang
sering dikunjungi konsumen. Sebagian iklan hanya bisa menjerat korban ketika mereka
mengkliknya. Sebagian lain bisa menyerang korban hanya dengan memasuki situs
yang telah terinfeksi malware dan iklan jahat.
Berikut serangan-serangan yang dilakukan ketika
malvertising:
·
Angler Exploit Kit
Malvertising ini dilakukan untuk
mengarahkan pengguna ke situs web berbahaya di mana hacker dapat
mengeksploitasi kerentanan di situs web resmi.
·
Rough Ted
Malvertising ini dapat menghindari berbagai
jenis pemblokiran iklan dan antivitus menggunakan URL yang berubah-ubah. Untuk
melakukan seragan jenis ini, hacker akan memanfaatkan jaringan pertukaran iklan
yang kompleks.
·
KS Clean
Malevertising ini akan memicu pemberitahuan pengguna
untuk memperbarui aplikasi tertentu. Apabila pembaruan dilakukan, hacker bisa
mendapatkan akses ke perangkat seluler korban.
Baca Juga: Kode QR Jadi Modus Penipuan Baru, Kenali Quishing, Ciri-Ciri, dan Tips Menghindarinya
Di internet, malvertising bukanlah fenomena yang baru.
Namun, iklan malvertising seringkali dibuat semirip mungkin dengan aslinya sehingga
banyak orang yang akan tertipu. Sayangnya, Google menjadi mesin pencari yang paling
populer. Banyak pengguna Google yang percaya dengan hal-hal yang muncul di
sana. Meski begitu, malvertising tidak hanya terdapat di Google melainkan di mesin
pencari lainnya.
Untuk menghindari adanya malvertising, pengguna diminta
untuk menghindari mengklik iklan selama melakukan aktivitas pencarian di Google
maupun mesin pencari lain. Jika pengguna mengklik iklan harap memastikan iklan
yang dikunjungi merupakan situs resmi dengan cara melihat tautannya. Selain
itu, pengguna dapat menginstal aplikasi anti virus yang bisa mendeteksi dan
memblokir malware yang ada.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(sap)