Foto: LAzone
Teknologi.id – Jaringan 5G kini sudah resmi di Indonesia. Kecepatan
internet generasi kelima ini bisa membawa berbagai dampak.
Tidak hanya dampak positif tetapi
bisa jadi 5G membawa dampak negatif untuk industri tertentu misalnya konsol game.
Direktur Square Enix sekaligus
produser game Final Fantasy, Naoki Yoshida, mengatakan kemunculan jaringan
internet 5G akan mengubah tren dalam industri game.
Menurut Yoshida, jaringan 5G akan
"membunuh" konsol game populer seperti PlayStation, Xbox, hingga
Nintendo.
"Setelah 5G menjadi standar global, pasti akan tiba saatnya kami mampu memindahkan gambar ke perangkat apa pun," ujar Yoshida dikutip dari Kompas hari Senin 07 Juni 2021.
Baca juga: PS 5 Seharga 7 Miliar, Apa Istimewanya?
Yoshida mengatakan, jaringan 5G
akan memungkinkan pengembang untuk membawa game ke berbagai perangkat.
Oleh karena itu, gamer tak lagi
perlu mengandalkan perangkat konsol untuk bermain game. "Kami pasti menuju
ke arah itu, dan saya tidak berpikir virus corona akan memperlambat perubahan
ini," imbuh Yoshida.
Meskipun mungkin berdampak negatif
bagi industri konsol game, sebaliknya hal ini bisa membuka peluang bagi game
berbasis cloud untuk mengubah tren industri game.
Dua raksasa teknologi yakni
Google dan Amazon sudah lebih dulu meluncurkan layanan cloud gaming Stadia dan
Luna.
Meski demikian, para pelaku
industri dan analis mengaku masih ragu untuk benar-benar menerima perubahan
tersebut.
Perangkat konsol sendiri masih terbilang eksis dan digemari sejak kemunculannya pada pertengahan tahun 1970-an.
Baca juga: 100 Game Gratis Tersedia untuk PC dan PS Mulai Maret 2021
Terlebih lagi, belakangan ini
pasar konsol telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini
terlihat dari besarnya pendapatan yang dikantongi Square Enix.
Pengembang game tersebut mengaku
telah meraih keuntungan tertinggi 47,2 miliar Yen (sekitar Rp 6,1 triliun),
naik sebesar 44 persen dari pendapatan tahun 2020.
Kenaikan ini didorong oleh
tingginya angka pejualan game Final Fantasy VII Remake dan sejumlah judul game
baru lainnya di pasaran.
Yoshida menjelaskan, pandemi
Covid-19 telah mendorong pengguna lebih banyak memanfaatkan waktu luangnya
untuk bermain game.
Namun, tingginya popularitas
konsol juga masih dibayangi oleh krisis chip global. Jika kelangkaan ini terus
terjadi, bisa jadi tren konsol di pasaran akan menurun signifikan.
(fpk)