Foto: India Today
Teknologi.id – China
dikabarkan sedang mengalami krisis energi yang disebabkan pasokan listrik
berkurang.
Hal tersebut karena faktor cuaca yang membuat produksi batu bara
terhambat. Belum lama ini China merencanakan untuk membuat matahari buatan yang diklaim bisa memberikan pasokan energi
besar.
Namun, apakah matahari buatan tersebut
mampu mengatasi krisis energi yang terjadi di negeri tirai bambu tersebut?
Matahari buatan China disebut memiliki kemampuan menyinari negara
tersebut selama satu dekade alias 1 dasawarsa (10 tahun).
Akan tetapi tentunya, ini bakal
terjadi jika proyek tersebut mendapatkan persetujuan akhir atau dukungan dari
pemerintah di bawah kendali Presiden Xi Jinping.
Dilansir South China Morning Post
(SCMP), pembangunan reaktor fusi nuklir diperkirakan rampung pada awal 2030
mendatang, jika pemerintah Beijing mendukungnya.
Hal tersebut dikemukakan Profesor
Song Yuntao kepada media lokal pada konferensi pengendalian karbon di Beijing.
Teknologi fusi, yang dikenal sebagai matahari buatan, disebut dapat menyediakan pasokan energi bersih tanpa akhir dengan mensimulasikan fusi nuklir di matahari.
Baca juga: Ini Kemampuan Matahari Buatan China dan Negara Lainnya
Rencana ini membawa serta
tantangan yang ada yakni mengendalikan gas yang sangat panas, hidrogen, dengan
suhu di dalam reaktor yang diperkirakan mencapai atau melebihi 100 juta derajat
Celcius.
Dilansir dari CNBC, pada tahap pertama operasinya, matahari
buatan ini dirancang untuk menghasilkan keluaran daya yang stabil yang
diperlukan untuk menghasilkan listrik sebesar 200 megawatt, kira-kira sebesar
pembangkit listrik tenaga batu bara kecil.
Meskipun gagasan matahari buatan membuahkan hasil untuk pertama
kalinya, pembakaran yang dihasilkannya tidak dapat menghasilkan energi yang
cukup untuk produksi listrik, seperti yang diinginkan oleh reaktor China.
Song mengatakan tujuan proyek
China berikutnya adalah meningkatkan waktu pembakaran menjadi 400 detik
kemudian 1.000 detik.
(fpk)