Foto: QZ
Teknologi.id – Dicky Budiman selaku Epidemiolog
Universitas Griffith Australia, memberikan tanggapan terkait vaksin Covid-19
asal China, Sinovac yang tidak diakui negara Singapura.
Dicky mengatakan, dalam konteks
kenegaraan setiap negara wajib memastikan orang yang masuk ke wilayahnya adalah
orang yang sudah mendapatkan vaksin dengan proteksi yang maksimal.
"Kalau bicara negara lain, tentu
setiap negara memastikan orang yang masuk ke wilayahnya adalah orang-orang yang
sudah dapat vaksin dengan fungsi proteksi yang optimal," ujar Dicky.
Dicky menjelaskan hal tersebut bukan tidak
mungkin terjadi pada vaksin Covid-19 lain bila ada temuan tidak ampuh melawan
virus coroan varian baru.
"Ini adalah kondisi yang bukan hanya bisa terjadi pada Sinovac, tapi beberapa vaksin lain yang tidak menunjukkan efektivitas pada varian terbaru yang mengancam," ujar Dicky.
Baca juga: Dari Sinovac Sampai AstraZeneca, Vaksin Mana yang Terbaik?
Meski begitu Dicky tidak menampik
bahwa vaksin Sinovac efektif untuk meminimalisir kesakitan dan kematian pada
pasien Covid-19, dengan varian tertentu. Namun, dijelaskan Dicky, harus tetap
dicari tahu berapa efikasi vaksin itu pada varian terbaru.
Dicky menggambarkan, efikasi vaksin
terhadap varian virus terbaru dengan virus orisinal tentunya berbeda. Ia menjelaskan
efikasi cenderung lebih menurun saat ini, terlebih dengan banyaknya kasus
kematian pada tenaga kesehatan yang sudah menerima Sinovac.
"Ini menjadi concern bahwa akan
ada potensi pertama mungkin dia menurun potensi proteksinya setelah enam bulan,
dia [vaksin Sinovac] tidak efektif terhadap varian baru," ucap Dicky.
Pemerintah Singapura sebelumnya dikabarkan
tidak mengakui keberadaan vaksin Covid-19 jenis Sinovac, dalam program
vaksinasi nasional. Singapura mengandalkan dua vaksin buatan Amerika Serikat,
yakni Moderna dan Pfizer-BionTech.
Hal tersebut dikarenakan dua vaksin itu memiliki efikasi lebih dari 90 persen berdasarkan uji klinis. Sementara Sinovac disebut menunjukkan tingkat kemanjuran yang jauh lebih rendah, yakni 50,4 persen hingga 90 persen.
(MIM)