
Teknologi.id - Presiden Prabowo Subianto mengundang tujuh jurnalis senior sekaligus pemimpin redaksi (pemred) dari berbagai media nasional untuk berbincang secara terbuka di kediamannya di Hambalang, Jawa Barat, pada Minggu (06/04/2025) kemarin.
Hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya Alfito Deannova Gintings (Pemred detikcom), Lalu Mara Satriawangsa (Pemred tvOne), Uni Lubis (Pemred IDN Times), Najwa Shihab (Founder Narasi), Sutta Dharmasaputra (Pemred Harian Kompas), Retno Pinasti (Pemred SCTV-Indosiar), dan news anchor TVRI, Valerina Daniel, sebagai moderator acara.
Pertemuan digelar di sebuah meja bundar di ruang perpustakaan pribadi Prabowo, di mana dalam diskusi yang berlangsung selama hampir empat jam tersebut, Prabowo menjawab berbagai pertanyaan penting seputar kondisi dan arah ekonomi nasional.
Berikut adalah tujuh poin utama dari penjelasan Prabowo terkait isu-isu ekonomi nasional:
Baca juga: Ini Sosok Direksi dan Pimpinan Danantara yang akan Kelola Aset Lebih dari Rp 15.000 T
1. Target Pertumbuhan Ekonomi 8%
Prabowo optimis target pertumbuhan 8% bisa tercapai meski dunia sedang menghadapi perlambatan ekonomi. Menurutnya, Indonesia memiliki kekuatan konsumsi rumah tangga yang besar dan harus dimaksimalkan.
Program seperti Makan Bergizi Gratis, Cek Kesehatan Gratis, dan pembangunan 3 juta rumah dinilai mampu meningkatkan daya beli dan membuka lapangan kerja. Di sisi lain, lembaga seperti Danantara dan program hilirisasi juga dirancang untuk menciptakan pekerjaan berkualitas.
"Strategi kita sudah tepat. Sekarang tinggal bagaimana kita mengeksekusinya," ujar Prabowo.
2. Tanggapan Soal Penurunan IHSG
Prabowo menyebut fluktuasi pasar saham adalah hal biasa. Yang lebih penting baginya adalah peningkatan investasi langsung jangka panjang (FDI). Ia juga menekankan bahwa saat IHSG turun, itu bisa menjadi momentum bagi BUMN untuk melakukan buyback saham.
3. Isu Pemangkasan Anggaran PUPR dan Prioritas Infrastruktur
Meskipun ada pemotongan anggaran, Prabowo menegaskan infrastruktur tetap penting. Namun, ke depan proyek infrastruktur akan lebih banyak dikerjakan oleh swasta untuk menghindari pemborosan dan meningkatkan efisiensi.

4. Respons terhadap Tarif Presiden Trump dan Isu DHE
Prabowo menyatakan bahwa kebijakan tarif dari Amerika perlu disikapi lewat negosiasi. Ia dijadwalkan bertemu PM Malaysia untuk koordinasi regional ASEAN, sementara Menko Perekonomian dikirim langsung ke AS untuk dialog lebih lanjut.
Terkait DHE, Prabowo menjelaskan bahwa aturan hanya berlaku bagi entitas yang mendapat fasilitas negara. Jika entitas membiayai usahanya sendiri, maka mereka bebas.
"Ini tentang kedaulatan. Kita harus berdiri di atas kaki sendiri," tegasnya.
Baca juga: Danantara Resmi Diluncurkan, Ini Deretan BUMN yang Akan Dikelola
5. Thaksin di Dewan Penasehat Danantara
Menanggapi kehadiran mantan PM Thailand, Thaksin Shinawatra, sebagai penasihat Danantara, Prabowo menyebut Thaksin adalah sahabat lama Indonesia yang ikut memberi masukan secara sukarela, tanpa bayaran.
6. Keyakinan Mendatangkan Investor untuk Danantara
Prabowo meyakini Danantara mampu menarik investor jika proyeknya berkualitas dan punya dampak besar. Ia menekankan pentingnya feasibility study dan pengawasan yang ketat agar proyek Danantara tetap bermanfaat bagi rakyat.
Baca juga: Warganet Tolak Dwifungsi Militer, #TolakRUUTNI Jadi Trending Topic
7. Realokasi Anggaran dan Dampaknya
Sejak awal masa jabatannya, Prabowo sudah memotong anggaran perjalanan dinas dan kegiatan seremonial hingga ratusan triliun rupiah. Meskipun realokasi ini bisa menurunkan aktivitas ekonomi jangka pendek, dalam jangka panjang diyakini akan jauh lebih produktif.
"Banyak kegiatan seremonial yang saya hentikan karena tak berdampak langsung ke rakyat. Saya lebih memilih anggaran itu dipakai untuk renovasi sekolah dan program produktif lainnya," jelas Prabowo.
Wawancara ini menandai arah baru dalam komunikasi ekonomi nasional, sekaligus memberikan gambaran tentang bagaimana pemerintah berupaya menjaga pertumbuhan dan keadilan sosial dalam satu langkah strategis ke depan.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)