Revolusi dalam Pengembangan Game, AI Ciptakan Game Sendiri bernama 'Angry Pumpkins'

Ni'matul Rihhadatil Aisy . November 05, 2023

Foto: Javi Lopez


Teknologi.id – Dalam sebuah akun Twitter (X), salah seorang pengguna bernama Javi Lopez telah menciptakan permainan yang dinamakan 'Angry Pumpkins' yang dibuat menggunakan bantuan teknologi AI alias Artifcial Intelligence. Adapun web berbasis AI yang digunakan di antaranya adalah ChatGPT GPT-4, Dall-E 3, dan MidJourney.


Game yang dirancang oleh AI ini merupakan game yang memiliki konsep mirip dengan game Angry Birds. Pada game ini, pemain memiliki kendali atas labu dan menggunakannya untuk menyerang pasukan monster yang dijaga oleh berbagai struktur, termasuk boks dan tulang. Kemudian, latar suasana game dibuat seperti Halloween, lengkap dengan rumah hantu, kelelawar, serta kuburan.


 

Adapun level yang diciptakan hanya terdiri atas satu level. Tetapi, pemain Angry Pumpkins bisa mengatur tingkat kesulitan level, seperti dengan menambah jumlah monster. Untuk memainkan game ini, pengguna dapat menggunakan mouse untuk melepaskan objek.

 

Dibangun oleh AI, lewat ChatGPT 4.0. Chatbot AI tersebut membantu menulis 600 kode permainan untuk membuat instruksi serta versi yang lebih interaktif dari “Angry Pumpkins”. Sementara itu, MidJourey dipakai untuk membuat objek, karakter, dan juga latar belakang. Kemudian, pada grafik judulnya memakai DALL-E 3 dari Open AI.

 

Seperti diketahui, industri pengembangan game alias game development merupakan sesuatu yang mahal. Setiap tahunnya, para studio pengembang ini mengeluarkan jutaan hingga miliaran dolar serta ratusan anggota tim untuk mengembangkan game. Bahkan untuk sang game original, Angry Birds yang dirilis pada 2010 silam, menghabiskan $140.000 untuk biaya produksi.

 

Untuk mengembangkan suatu video game dibutuhkan biaya produksi yang cukup besar, dikarenakan pengembangannya melibatkan berbagai lintas disiplin dan lintas sectoral dari kreativitas manusia. Mulai dari penulis, pembuat program sistem permainan, hingga para ilustrator game, semua bekerja sama untuk menciptakan video game yang sukses.

 

Tak lupa, dibutuhkan juga orang-orang yang terlibat dalam pemilihan musik atau sinematografi video game agar pemain game merasakan interaksi yang nyata dan pengalaman terbaik saat memainkan game tersebut. 


Baca Juga: The Beatles Rilis Lagu Baru “Now And Then” dengan Bantuan AI

 

Melihat betapa banyaknya biaya dan tenaga yang dikeluarkan untuk produksi sebuah game, Angry Pumpkins karya Javi Lopes menunjukkan jika AI telah menekan jumlah biaya yang sangat besar untuk mengembangkan game. Dari biaya asli yang memerlukan $140.000 di tahun 2010, kini dengan bermodalkan akses komputer dan koneksi internet serta prompt untuk chatbot AI, seseorang sudah dapat menciptakan sekaligus mengembangkan video game.

 

Dengan ChatGPT yang membantu dalam pembuatan kode, Dall-E yang menciptakan gambar, serta sederet AI yang bisa memproduksi musik, suara, hingga menerjemahkan game ke bahasa lain. Pastinya, dapat memangkas biaya produksi game tersebut. Lebih canggihnya lagi, hal ini juga menciptakan efisiensi dalam bekerja.


Kendati demikian, kita juga harus mengingat bahwa setiap adanya pemangkasan biaya, maka aka nada sesuatu yang harus dikorbankan. Misalnya, pada game yang dikembangkan oleh AI ini, harga yang dibayar adalah seni murni yang dibuat oleh tangan manusia. Sebab, semakin banyak bantuan AI yang digunakan, semakin sedikit pula campur tangan manusia ke dalam setiap aspek game tersebut.

 

Baca Juga: TikTok Melarang Platformnya Jadi Tempat Iklan dan Kampanye Politik


Namun, di sisi positifnya, dukungan dari tenaga AI juga dapat meningkatkan angka para pengembang game untuk membuat game mereka sendiri. Baik untuk konsumsi pribadi, maupun berbagi dengan yang lain. Akan tetapi, hingga saat ini, masih harus ditelusuri bagaimana hak cipta dari konten-konten yang dibuat oleh AI. Hal ini dikarenakan, terdapat laporan bahwa baru-baru ini banyak pembuat konten yang dirugikan karena karyanya diduga telah dipakai untuk melatih pembuatan konten AI.

 

Mengenai game yang dikembangkan dan hampir keseluruhannya diciptakan oleh bantuan AI, Angry Pumpkins karya Javi Lopez bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya, ChatGPT pernah dipakai untuk membuat game beranama Sumplete, yakni game yang mirip dengan permainan teka-teki Sudoku.

 

ChatGPT telah merancang game tersebut, mulai dari konsep, coding, hingga proses penamaan game. Seluruh tahap pembuatan game ini murni menggunakan ChatGPT yang diberikan instruksi.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(NRA)


Share :