Inilah iStar, Teknologi AI yang Bisa Deteksi Penyakit Kanker

Novrizal Rizaldi . January 12, 2024

AI deteksi penyakit kanker
Foto: HBR

Teknologi.id - Perkembangan dunia teknologi saat ini memang sangat pesat, kita sebagai kaum penerus bangsa tentunya harus tetap update untuk mendapatkan informasi yang sedang berkembang saat ini. Ketika berbicara tentang teknologi, saat ini tentu saja kemampuan seperti AI telah banyak membantu banyak manusia dalam berbagai bidang. 

Terlebih bagi bidang kesehatan dan medis, saat ini AI sudah memiliki kemampuan yang dapat membantu tenaga kesehatan untuk membuat keputusan pengobatan yang lebih terarah berdasarkan data yang lebih tepat. Baru-baru ini peneliti dari Sekolah Kedokteran Perelman di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat telah mengembangkan alat AI bernama iStar yang dapat secara otomatis mendeteksi penyakit tumor dan berbagai jenis kanker yang sulit dilihat atau diidentifikasi.

Baca Juga: Riset Oxford: AI Bisa Prediksi Resiko Serangan Jantung

Cara Bekerja Teknologi iStar

Dari informasi yang kami dapatkan, ternyata iStar ini melakukan fungsi-fungsi yang akan dilakukan oleh seseorang patolog manusia. Patolog adalah dokter medis yang bertugas menganalisis biopsi jaringan, sampel cairan, atau organ untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit. 

Menurut para peneliti, iStar menghasilkan data transkriptomika spasisal (ST) dengan resolusi sel tunggal untuk seluruh transkriptom. Transkiptomika spasial memberika data posisional, langkah pertama dalam ekspresi gen yang disebut transkipsi untuk selatau jaringan yang utuh. Transkripsi terjadi ketika urutan DNA suatu gen disalin untuk menghasilkan molekul RNA baru. 

Dalam studi Histologi, studi ini belajar studi anatomi mikroskopis sel dan jaringan. Biasanya, ini melibatkan pemeriksaan potongan tipis sampel yang telah diwarnai di bawah mikroskoop. Fungsi alat AI iStar (Inferring Super-Resolution Tissue Architecture), pertama akan mengekstrak fitur dari gambar histologi untuk memprediksi ekspresi gen super-resolusi berdasarkan fitur histologi. Dari informasi ekspresi gen ini kemudian akan menghasilkan jaringan yang akan di segmentasi. 

Pengekstrak fitur histologi merupakan algoritma yang disupervisi sendiri dimana model AI dipre-training pada data tanpa label untuk menghasilkan label data. Tim menggunakan transformer viualisasi hierarkis AI (HViT) yang di pre-training pada dataset gambar histologi publik menggunakan pemebelajaran mandiri. 

Dalam persiapan data untuk pengekstrak fitur histologi, gambar histologi diubah ukurannya menjadi resolusi yang sama. Gambar besar tingkat tinggi akan menunjukan struktur jaringan global dan gambar tingkat kecil rendah akan menunjukan struktur jaringan seluler halus. Fitur diesktrak dari struktur jaringan halus. Ekspresi gen diprediksi dari fitur yang akan diproses oleh jaringan saraf maju AI yang dilatih melalui pembelajaran mingguan. 

Kemampuan iStar dalam Memprediksi Kanker

Peneliti mengatakan bahwa, langkah kunci dari iStar adalah memanfaatkan gambar histologi beresolusi tinggi yang diperoleh dari bagian jaringan ST yang sama untuk merekonstruksi ekspresi gen super-resolusi yang tidak teramati. Selain itu peneliti juga mengevaluasi iStar menggunakan data jaringan sehat dan dataset kanker untuk kanker payudara, prostat, kolokteral dan ginjal. 

Para tim peneliti juga menunjukan bahwa hasil sistem AI berhasil mendeteksi gugus sel imun yang disebut struktur limfoid tersier (TLS), biomarker prediktif potensial untuk kandidat imunoterapi pada tumor padat. Pada sebagian besar jenis tumor pada, keberadaan TLS menguntungkan terhadap imunoterapi dan hasil. Dengan menganalisis dataset di berbagai jenis kanker dan jaringan sehat, para peneliti telah menunjukan bahwa ekspresi gen super- resolusi yang diprediksi oleh iStar akurat. 

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(nr)

Share :