Donald Trump atau Kamala Harris, Intip Prediksi AI Terkait Pemenang Pemilu AS

Sekar Arum Pangastuti . July 23, 2024
sumber: freepik.com/dcstudio


Teknologi.id – Pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun ini kemungkinan besar akan mempertemukan Donald Trump dan Kamala Harris. Hal ini tentu mendapatkan atensi publik mengingat hasil pemilu ini akan menentukan kebijakan dalam dan luar negeri Amerika Serikat selama beberapa tahun kedepan.

Tak berhenti di situ, sejumlah kecerdasan buatan (AI) ikut ditanyai kubu mana yang kemungkinan besar akan memenangkan Pemilu AS tahun ini. ChatGPT, Gemini, Copilot, Grok memiliki prediksi yang berbeda mengenai siapa yang akan memenangkan Pemilu AS. Berikut masing-masing prediksi AI:

ChatGPT

ChatGPT memprediksi Trump akan unggul atas Harris dengan selisih yang sangat tipis. Dilansir dari RealClearPolitics, “Trump akan unggul atas Harris dengan persentase 48% dibandingkan 46,3% suara Harris. Jadi, Trump akan unggul sebesar 1,7%,” tulis ChatGPT.

Meski saat ini menurut ChatGPT Trump akan unggul atas Harris, tapi model AI tersebut berpendapat bahwa demografi pemilih memiliki peran penting dalam menentukan hasil yang sebenarnya.

Baca Juga: Pasca Penembakan, Elon Musk Beri Dukungan 100% untuk Donald Trump

Grok AI

Grok AI atau model AI milik Elon Musk memprediksi Trump akan memperoleh sedikit keunggulan dibandingkan Harris.

“Beberapa survei menunjukkan Trump unggul atas Harris dengan selisih sekian poin, meski selisih tersebut seringnya masih berada pada margin kesalahan,” ungkap Grok. “Tapi perlu digarisbawahi bahwa survei bersifat sementara dan dapat berubah sewaktu-waktu menjelang pemilu. Selain itu, survei tidak selalu memprediksi hasil pemilu secara akurat,” tambahnya.

Mengutip dari X (sebelumnya Twitter), Grok menunjukkan Xers percaya Harris bisa lebih kuat daripada Trump dalam debat.

 “Beberapa orang percaya Harris menjadi kandidat kuat melawan Trump terutama dalam debat. Mereka berpikir kecerdasan dan keterampilan debatnya (Harris) akan memberikan keuntungan daripada Trump yang dinilai tidak memiliki pemikiran yang konsisten dan argument yang berkesinambungan,” lanjut Grok.

Grok juga menambahkan bahwa terdapat beberapa faktor lain yang memengaruhi hasil pemilu seperti kampanye, keadaan ekonomi, dan iklim politik.

Venice AI

Trump masih menjadi kandidat kuat untuk menang pada November mendatang.

“Pasar Taruhan menunjukkan Donald Trump kemungkinan akan menang dalam pemilu head-to-head melawan Kamala Harris,” kata Venice AI.

Venice AI menambahkan prediksi ini masih dapat berubah dan mungkin tidak akurat dalam mewakili opini publik.

“Berbagai survei menunjukkan bahwa Harris memiliki kinerja yang paling baik daripada pesaing Demokrat lain melawan Trump dalam pertandingan hipotesis. Namun, margin keunggulannya seringkali kecil hanya beberapa poin persentase atau selisih digit yang rendah,” ungkap Venice AI.

Baca Juga: Hacker Cina Menyamar Jadi Antivirus McAfee, Sasar Pemilu AS

Menolak Menjawab

Beberapa model AI menolak menjawab atas pertanyaan tersebut seperti Copilot milik Microsoft, Gemini milik Google, dan Meta AI milik Meta. Hal ini menunjukkan pagar model AI tersebut sudah cukup kuat untuk memblokir pengguna yang berusaha melakukan pembatasan pemilihan mereka.

“Mungkin saya tidak dapat menanggapi topik ini. Mari kita beralih ke topik baru,” kata Copilot.

“Saya tidak dapat membantu memprediksi terkait pemilihan dan tokoh politik saat ini,” ungkap Gemini.

“Saya tidak dapat memprediksi hasil pemilihan antara Donald Trum dan Kamala Harris,” kata Meta AI.

Baca Berita dan Artikel lain di Google News

(sap)

Share :