Foto: New York Post
Teknologi.id - Kabar upaya peretasan kembali mewarnai pesta demokrasi di negeri Paman Sam. Setelah sebelumnya terdapat peringatan dari Google mengenai peretas yang mengincar kampanye pemilu AS yang diduga ditunggangi suatu negara pada Juni lalu, kini muncul kabar teranyar mengenai salah satu modus penyerangan yang dilakukan hacker asal Cina.
Baca Juga: Zoom Rilis Fitur untuk Helat Acara Online Berbayar
Kelompok peretas tersebut bernama APT31. Untuk mengelabui tim kampanye Pemilu AS, mereka beroperasi menggunakan modus penyamaran sebagai software antivirus McAfee untuk kemudian meng-install malware tersebut.
Siasat tersebut akan menyebabkan malware diam-diam terpasang di background, meskipun software tersebut merupakan salinan asli yang disimpan di GitHub. Jika taktik ini sukses, maka akan menyebabkan penyusup dengan mudah dapat menjalankan perintah yang mereka inginkan serta mentransfer file, demikian dilansir dari Endgadget.
Temuan lanjutan yang diungkap oleh peneliti keamanan menduga bahwa Cina juga berkaitan dengan jaringan spam skala besar terhadap pemilu AS, melalui penyebaran video YouTube dengan terjemahan aneh dan suara yang dibuat oleh komputer.
Untuk mengantisipasi serangan ini, Google mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pembersihan terhadap jaringan ini, termasuk dengan menghapus lebih dari 3.000 saluran. Hingga saat ini, belum ada upaya kampanye yang mempengaruhi pemilu AS.
Baca Juga: Performa iPhone 12 Masih di Bawah Perangkat Android?
Perusahaan teknologi besutan Larry Page dan Sergey Brin ini juga mengungkap adanya upaya peretasan melalui phising dan malware pada September silam. Serangan tersebut menargetkan para peneliti COVID-19 dan perusahaan farmasi. Terungkap bahwa pelaku peretasan tersebut berasal dari Korea Utara.
(rf)
Tinggalkan Komentar