Foto: REUTERS
Teknologi.id - Kapal induk USS Gerald R. Ford, megah dan canggih, kini berlayar melintasi Laut Mediterania menuju Israel. Dalam perjalanannya, kapal sepanjang 330 meter ini meninggalkan jejak putih yang besar di lautan, mencerminkan kehebatan teknologinya.
Kapal ini diiringi oleh kapal-kapal perang lainnya, termasuk kapal penjelajah USS Normandy dan kapal perusak berpeluru kendali seperti USS Thomas Hudner, USS Ramage, USS Carney, dan USS Roosevelt.
USS Gerald R. Ford: Kapal Induk Paling Canggih di Dunia
USS Gerald R. Ford adalah kapal induk kelas Gerald R. Ford, kapal induk terbaru dan paling canggih yang dimiliki Angkatan Laut Amerika Serikat. Kapal ini memiliki bobot 100.000 ton dan panjang 337 meter, menjadikannya kapal perang terbesar di dunia.
Kekuatan Senjata
USS Gerald R. Ford dipersenjatai dengan berbagai jenis senjata, termasuk:
- 90 rudal RIM-162 Evolved Sea Sparrow
- 2 sistem peluncuran vertikal (VLS) Mk 41 dengan 96 sel untuk rudal permukaan-ke-udara, permukaan-ke-permukaan, dan anti-kapal selam
- 2 meriam Mk 45 kaliber 127 mm
- 2 sistem pertahanan rudal jarak dekat (CIWS) Phalanx
Baca Juga: Ini Cara Hamas Taklukan Benteng Pertahanan Israel, Iron Dome!
Teknologi Canggih
Selain persenjataan yang mumpuni, USS Gerald R. Ford juga dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih, termasuk:
- Sistem peluncuran pesawat elektromagnetik (EMALS), yang menggantikan ketapel uap tradisional
- Sistem pengisian ulang senjata otomatis (AAG), yang memungkinkan pesawat tempur untuk mengisi ulang senjata dan bahan bakarnya dengan lebih cepat
- Sistem radar AN/SPY-6F, yang memberikan cakupan radar yang lebih luas dan lebih akurat
- Sistem kontrol penerbangan digital, yang memungkinkan kapal untuk mengoperasikan pesawat tempur yang lebih modern
Dengan spesifikasi dan kemampuan USS Gerald R. Ford, sebanyak 5.000 pelaut yang ada di kapal USS Gerald R. Ford dan kelompok tempur yang menyertainya sudah tiba di Mediterania Timur. Tujuannya adalah untuk menghalangi upaya apapun yang ingin memperbesar atau memperpanjang konflik antara Israel dan Hamas.
Kapal induk ini membawa beragam pesawat tempur, seperti jet siluman F-35 dan F/A-18 E/F Super Hornet, EA-18G Growler, E-2D Advanced Hawkeye, serta helikopter angkut MH-60 R/S dan drone tempur.
Respon dan Kritik Global
Foto: REUTERS
Pergerakan USS Gerald R. Ford menuju wilayah Israel mendapatkan respon dari beberapa pemimpin negara lain, seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin, menyuarakan kekhawatiran dan kritik terhadap keputusan ini.
Presiden Erdogan, dalam sikap kerasnya, mengkritik Amerika Serikat karena mendekatkan kelompok tempur kapal induk ke Israel.
"Apa yang akan dilakukan oleh kelompok tempur lainnya di sekitarnya dan pesawat yang berada di atasnya? Mereka akan menyerang Gaza, dan mengambil langkah-langkah untuk melakukan pembantaian serius di sana,” kata Erdogan dalam konferensi pers di Ankara.
Ia mengkhawatirkan bahwa hal ini dapat mengakibatkan pembantaian serius di Gaza, Palestina. Erdogan bahkan menawarkan Turki sebagai mediator dalam konflik tersebut, menunjukkan upayanya untuk memainkan peran diplomatis guna mencari solusi damai.
Baca Juga: Ini Dia Paramotor yang Dipakai Hamas untuk Bombardir Israel dari Udara
Sementara itu, Presiden Putin dari Rusia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap keputusan AS. Ia menyebutnya sebagai sebuah kesalahan dan menyerukan solusi kompromi sebagai jalan keluar dari konflik yang terus berkecamuk di Timur Tengah.
“Saya tidak mengerti mengapa AS menyeret kelompok kapal induk ke Laut Mediterania. Saya tidak begitu mengerti maksudnya. Apakah mereka akan mengebom Lebanon atau bagaimana?” tanya Putin, seperti dikutip Reuters, Kamis (12/10/2023).
Putin berpendapat bahwa pendekatan AS yang membawa kelompok kapal induk ke Laut Mediterania adalah tindakan yang tidak tepat, dan solusi kompromi harus diupayakan.
Reaksi keras dari Erdogan dan Putin menyoroti perbedaan pandangan dan strategi yang ada dalam menanggapi situasi di Timur Tengah. Sedangkan AS memberikan dukungan kepada Israel sebagai reaksi terhadap konflik yang memanas, Erdogan dan Putin menekankan perlunya mencari solusi yang lebih komprehensif dan berfokus pada dialog dan diplomasi untuk mencapai stabilitas dan perdamaian.
Konflik di Timur Tengah adalah tantangan besar bagi komunitas internasional. Perbedaan pendapat dan pandangan mengenai cara menanggapi konflik ini mencerminkan kompleksitas situasi dan berbagai kepentingan yang terlibat. Peran mediator dan dialog antar negara menjadi semakin penting untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan yang dapat membawa kedamaian dan stabilitas ke wilayah tersebut.
(anta)
Tinggalkan Komentar