Teknologi.id - Meskipun layanan telekomunikasi telah pulih di Gaza setelah pemadaman komunikasi, seruan untuk bantuan internet dari Starlink, milik Elon Musk, terus berlanjut. Ketika Gaza mengalami pemadaman komunikasi total pada Jumat pekan lalu, seruan di platform media sosial semakin gencar agar taipan miliarder Elon Musk memberikan internet lewat Starlink.
Starlink, usaha internet satelit yang dioperasikan oleh SpaceX, terdiri dari konstelasi ribuan satelit yang mengorbit sangat dekat dengan Bumi pada jarak sekitar 550 km (340 mil) dari permukaan. Sehingga, memudahkan penyediaan layanan internet di wilayah pedesaan dan terpencil di seluruh dunia.
Meski begitu, bisakah Starlink milik Elon Musk menyediakan layanan internet ke Gaza?
Walaupun tagline Starlink adalah janji “konektivitas di tempat yang paling tidak Anda duga,” Marc Owen Jones, profesor Kajian Timur Tengah di Universitas Hamad Bin Khalifa yang berbasis di Doha, tidak yakin apakah hal ini dapat berhasil di Gaza.
Includes some comments from me. Can Elon Musk’s Starlink provide internet service to Gaza? https://t.co/3A4FcL45we #starlinkforgaza #gazabombing
Jones menyebut terminal atau antena Starlink di Gaza akan sulit untuk diselundupkan dan didistribusikan dalam skala besar. Dia juga mencatat bahwa pemerintah Israel kemungkinan tidak akan mengizinkan impor legal. Selain itu, ada kendala lain yang harus diatasi, seperti pasokan bahan bakar yang sangat terbatas di Gaza.
Baca juga: Israel Bakal Halangi Elon Musk untuk Sediakan Internet Starlink di Gaza
Jalur Gaza berada di bawah blokade Israel sejak 2007, dan Israel mengendalikan wilayah udara dan perairan Gaza serta mengatur semua barang dan jasa yang masuk dan keluar. Owen Jones juga mencatat bahwa jaringan Starlink bergantung pada stasiun bumi yang memerlukan persetujuan di Gaza, yang menurutnya tidak mungkin terjadi dalam situasi saat ini.
"Memiliki terminal Starlink dengan transmisi dua arah dapat membahayakan warga Gaza jika terdeteksi oleh otoritas Israel," katanya. Dia juga menyebut penyediaan internet akan mendapat tentangan dari pemerintah Amerika Serikat dan Israel.
Pada Sabtu lalu, Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karhi, mengecam Musk di platform media sosial karena mempertimbangkan penyediaan Starlink untuk organisasi bantuan di Gaza. Karhi mengkhawatirkan penggunaan Starlink oleh HAMAS untuk kegiatan teroris.
We are not so naive.
Per my post, no Starlink terminal has attempted to connect from Gaza.
If one does, we will take extraordinary measures to confirm that it is used *only* for purely humanitarian reasons.
Moreover, we will do a security check with both the US and Israeli…
Elon Musk menanggapinya dengan mengatakan bahwa perusahaannya tidak terlalu naif dan akan melakukan pemeriksaan keamanan dengan pemerintah AS dan Israel sebelum menyalakan satu terminal pun.
Sementara itu, situasi di Gaza tetap sulit, dengan jumlah korban terbunuh akibat serangan militer Israel terus meningkat. Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah korban terbunuh telah mencapai lebih dari 8.700 orang sejak pecahnya konflik pada tanggal 7 Oktober lalu, termasuk ribuan warga sipil, termasuk anak-anak..
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)
Tinggalkan Komentar