eKYC atau Electronic Know Your Customer merupakan proses penting yang biasanya digunakan oleh perusahaan yang bergerak di sektor keuangan maupun sektor bisnis lain untuk mengenali dan mengetahui identitas seorang nasabah. e-KYC merupakan adaptasi KYC konvensional dengan memanfaatkan peranan teknologi.
Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk memangkas kegiatan verifikasi dan identifikasi data konsumen atau nasabah secara konvensional yang membutuhkan pertemuan tatap muka. KYC konvensional umum digunakan di dalam bidang industri finansial seperti perbankan, asuransi, dan teknologi finansial (fintech).
Kegiatan ini menjadi berguna untuk mengetahui identitas nasabah ketika melakukan kegiatan transaksi. Hal ini menyebabkan KYC konvensional berperan penting dalam mengantisipasi adanya Money Laundering yang dimana menjadi salah satu persyaratan AML (Anti Money Laundering). Namun, pertumbuhan teknologi yang pesat dan adanya adaptasi digital yang dikarenakan pandemi Covid-19, membatasi untuk perjumpaan dan pelayanan secara konvensional, itulah mengapa perlu untuk dilakukan proses KYC secara elektronik.
Baca juga: Kenalan Dengan e-KYC: Pengertian serta Keunggulannya
Mengetahui akan situasi ini, alternatif adaptasi proses KYC mulai banyak dilakukan dengan cara verifikasi Video Call yang memakan waktu sekitar 3-5 menit. Namun dengan perkembangan teknologi verifikasi dan identifikasi yang pesat telah memaksa manusia untuk terus berinovasi dan menghasilkan alternatif baru, yakni e-KYC (electronic know your customer).
Salah satu implementasi e-KYC adalah dengan memanfaatkan peranan teknologi Computer Vision (pengolahan citra visual) yang dapat mempercepat proses verifikasi data konsumen atau nasabah hanya dalam hitungan detik. Kemampuan computer vision dalam membantu proses verifikasi data, sangat memudahkan sektor bisnis untuk membantu proses-proses identifikasi yang diperlukan saat proses pengenalan nasabah atau identitas orang lain.
Melalui brand IdentifAI, Nodeflux telah mengembangkan solusi e-KYC dengan memanfaatkan teknologi Computer Vision. Nodeflux juga telah bekerjasama dengan Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri untuk Pemanfaatan Data Kependudukan. Inovasi yang dikembangkan oleh Nodeflux melalui IdentifAI berupa teknologi Face Recognition yang terbagi dalam beberapa fitur model Computer Vision, yaitu Optical Character Recognition (OCR), Face Match, dan Liveness Detection.
- OCR merupakan model yang memiliki kemampuan untuk membaca gambar berisi text dan mengubah text tersebut menjadi data string. Kemampuan ini dapat digunakan saat tahap pembacaan kartu identitas seperti KTP, SIM dan tanda pengenal lainnya.
- Face-Match merupakan kemampuan dalam menentukan kemiripan antara dua foto, yang dimana akan menghasilkan tingkat kemiripan dalam bentuk probabilitas. Pada umumnya proses ini membutuhkan foto yang diunggah dari foto wajah di KTP dan foto lainnya yang memuat wajah nasabah.
- Liveness Detection merupakan proses dimana nasabah perlu mengunggah gambar untuk menunjukan keaslian yang dimana keaslian gambar tersebut akan menjadi pertanyaan.
Dalam implementasinya, kemampuan teknologi Computer Vision ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, yaitu kualitas gambar dan jumlah gambar atau foto yang diinput. Oleh karena itu, gambar yang tidak jelas ataupun blur akan berdampak pada ketajaman model dalam melihat dan menginterpretasi objek.
Sebagai contoh, salah satu institusi di Amerika Serikat, NIST (National Institute of Standard and Technology) telah melakukan riset terhadap algoritma Face Recognition dan Face Match dengan studi kasus pengindentifikasian pengenalan wajah perempuan ras Asia dan Afrika-Amerika.
Riset ini menunjukan bahwa untuk Face Match, wajah Asia dan Afrika-Amerika salah diidentifikasi oleh model 10 sampai 100 kali lebih banyak daripada ras Kaukasia. Salah satu kemungkinan yang menyebabkan terjadinya kesalahan ini adalah penggunaan dataset training yang kurang representatif terhadap perempuan, dan ras Asia maupun Afrika.
Baca juga: Mengenal “Know Your Customer” dan Kegunaannya
Dengan adanya variasi wajah, dan kemungkinan adanya perubahan kontur wajah pada manusia seiring dengan bertambahnya usia, ataupun berubahnya penampilan wajah dengan aksesoris kepala, rambut di area wajah dan hal lainnya menjadi tantangan tersendiri.
Akan tetapi, Model Face Recognition dan Face Match pada dasarnya hanya mengembalikan nilai kemiripan, umumnya dalam bentuk persentase. Kemudian apakah angka tersebut akan dianggap cocok sebagai orang yang sama atau bukan akan bergantung pada sebuah nilai yang disebut threshold. Sebagai contoh, threshold ditentukan pada angka 80%, sehingga dua foto dengan nilai similaritas di atas 80% akan dianggap sebagai orang yang sama. Penyedia layanan e-KYC umumnya memiliki nilai threshold anjuran, tetapi nilai threshold sebenarnya bisa diubah sesuai kebutuhan.
Oleh karena itu, berbagai pengujian untuk jaminan kualitas teknologi yang digunakan baik serta keamanan dari penggunaan informasi pribadi seseorang, diukur dengan beberapa standar regulasi yang menjadi acuan eKYC, yaitu;
- GDPR (General Data Protection Regulation) yang dikeluarkan oleh Uni Eropa;
- CCPA (California Consumer Privacy Act) yang dikeluarkan oleh negara bagian California;
- ISO 27001 tentang Sistem Manajemen Keamanan Informasi;
- Sertifikasi Inovasi Keuangan Digital oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia;
- Perjanjian Kerjasama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) tentang penyelenggaraan Platform Bersama untuk akses verifikasi data kependudukan;
Dengan adanya inovasi teknologi eKYC, diharapkan mampu proses verifikasi dan identifikasi data calon nasabah atau konsumen pada sektor industri jasa keuangan maupun sektor bisnis lain. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang eKYC IdentifAI dan berdiskusi dengan tim kami, silahkan untuk menuju tautan berikut https://go.nodeflux.io/IdentifAI
Tinggalkan Komentar