Teknologi.id - Praktek bertani secara organik telah diterapkan sejak abad ke-20. Cara ini mengacu pada metode bercocok tanam tanpa menggunakan bahan kimia sintetis sama sekali agar hasilnya lebih aman dikonsumsi. Namun selama buah-buahan dan sayuran itu masih dibeli, kita tidak tahu zat apa yang terkandung di dalamnya.
Jika kita ingin bahan-bahan makanan yang kita makan benar-benar aman, maka yang dapat kita lakukan adalah menanam buah dan sayur itu sendiri.
Sayangnya, bertambahnya jumlah penduduk memang membuat lahan bercocok tanam kian menyempit. Namun berbekal teknologi, kini mulai bermunculan solusi atas masalah ini. Salah satunya adalah Aspara, sebuah taman pintar mini untuk menanam sayuran secara otomatis.
Aspara adalah unit smart grower portable yang berbasis hidroponik. Ukurannya yang mungil dan desainnya simpel, sehingga cocok ditempatkan di manapun dan akan terlihat bagaikan hiasan dalam rumah. Aspara memanfaatkan kombinasi dari sistem pencahayaan LED, teknologi pengairan otomatis serta didukung beragam sensor. Dan semua fungsi dan fiturnya tersebut dapat diakses melalui aplikasi mobile.
Baca juga: 8 Startup Keren yang Mendigitalkan Pertanian Indonesia
Cara Aspara Mengembangkan Sayuran
Pertama, metode hidroponik memungkinkan penggunaan air yang lebih hemat, kira-kira hanya 10 persen dari cara berkebun konvensional. Kebun pintar mini ini juga memberikan kita kendali penuh terhadap iklim, sehingga pertumbuhan tanaman lebih optimal dan diklaim membuat perkembangannya 50 persen lebih cepat.
Selain itu, Aspara ditopang sejumlah sensor built-in yang bertugas untuk memantau dan merekam perkembangan tanaman, melaporkan jika ada anomali, menakar kadar nutrisi, temperatur udara, kelembapan, hingga suhu air. Sensor-sensor di sana secara otomatis dapat mengatur cahaya, aliran air, serta mode penanaman berdasarkan kebutuhan tanaman. Dengan observasi yang presisi itu, pemberian air dan pupuk jadi lebih akurat.
Aspara juga memiliki sistem cadangan air dan mampu menyalurkannya secara cerdas sesuai kondisi dan tingkat pertumbuhan tanaman. Misalnya, semakin besar sayuran, maka kebutuhan akan air jadi meningkat dan perangkat bisa menyesuaikannya.
Untuk mulai berkebun bersama Aspara, produsen perlu menyediakan lebih dari 15 pilihan bibit dalam kapsul – mulai dari berbagai jenis selada, seledri, tomat ceri, kemangi, lobak merah, dan lain-lain. Selanjutnya, kamu hanya tinggal menempatkan kapsul di slot yang sudah disediakan.
Baca juga: Sipindo, Mudahkan Petani untuk Akses Informasi Pertanian
Aspara menggelar kampanyenya di situs crowdfunding Kickstarter dengan banderol USD 330. Namun sayang sekali konsumen Indonesia belum bisa memesannya, dikarenakan keterbatasan negara yang mereka cakup.
Jika sudah tersedia, Aspara tak cuma bisa menjadi alternatif dalam mengembangkan makanan sendiri, tapi juga dapat berperan sebagai media edukasi.
(FM)
Tinggalkan Komentar