Roket Mega Moon, Misi Manusia ke Bulan, Berikut Faktanya!

Nurul Afifah . March 18, 2022

Administrasi Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat ( NASA ) telah menyiapkan pesawat ruang angkasa Orion di atas roket Space Launch System (SLS)atau dikenal sebagai “Mega Moon Rocket”. Roket ini akan diluncurkan dengan misi ke bulan Artemis 1.

Foto: piqsels


Teknologi id – Administrasi Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat ( NASA ) telah menyiapkan pesawat ruang angkasa Orion di atas roket Space Launch System (SLS) atau dikenal sebagai “Mega Moon Rocket”. Roket ini akan diluncurkan dengan misi ke bulan Artemis 1. 


Roket Mega Moon ini telah meninggalkan Gedung Perakitan Kendaraan, Kennedy Space Center yang sebelumnya direncanakan menjalani pra peluncuran pada Kamis lalu tepatnyatepatnya pada 17 Maret pada pukul 17.00 waktu setempat, dan mulai bergerak perlahan dengan pengangkut ke Kompleks Peluncuran 39B, yang berjarak 6,5 kilometer. Perjalanan tersebut dilakukan dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida.


Sebelumnya telah dilakukan penyusunan dan pembersihan pada Senin 14 Maret 2022. 


Direktur peluncuran NASA's Exploration Ground Sistem Program, Charlie Blackwell-Thompson, menjelaskan bahwa perjalanan roket akan memakan waktu sekitar 11 jam untuk mencapai tujuannya, dibawa oleh Crawler-Transporter 2 dengan kecepatan 1,3 km/jam.


Baca juga: NASA Menyewa Lockheed Martin untuk Membangun Roket Mars


Namun ada beberapa fakta yang perlu diketahui dari Roket Mega Moon ini yang dikutip dari cnn Indonesia.


Biaya yang besar


Dengan tingginya melebihi dari Patung Liberty, Space Launch System atau dapat disingkat dengan SLS berdiri dengan tinggi 98 meter. Kapsul kru Orion terpasang di atasnya.


Beroperasi dengan menghasilkan daya dorong maksimum 8,8 juta ton atau setara dengan 39,1 Meganewtons, roket ini diharapkan menjadi roket paling kuat di dunia pada saat ini. 


Inspektur Jenderal NASA, Paul Martin berujar bahwa Misi Artemis 1 ini dalam sekali peluncuran bisa memakan biaya sekitar US$4,1 miliar. 


Pada saat roket telah sampai pada landasan peluncuran, ada waktu kira kira sekitar dua minggu untuk melakukan pemeriksaan oleh para insinyur sebelum dilakukan 'wet dress rehearsal' atau pra peluncuran terakhir.


Pada 3 April nanti, tim SLS akan berlatih perhitungan mundur saat peluncuran dengan memuat lebih dari 3,2 juta liter bahan bakar dengan jenis propelan kriogenik ke dalam roket. Tujuan dilakukan pelatihan tersebut agar dapat mengetahui adanya respons dari roket terhadap skenario penghentian penerbangan sebelum menyelesaikan latihan.


Propelan ini nantinya akan dikeringkan dengan tujuan upaya peluncuran yang aman.


Baca juga: Misi Sinar-X NASA Akan Pelajari Misteri Eksistensi Black Hole


Pengembangan di bulan


Mei 2022 menjadi target Nasa untuk pembuka Artemis 1 yang memiliki misi Bulan tanpa awak yang akan menjadi penerbangan pertama untuk SLS dan Orion.


Orion akan ditempatkan ke orbit Bumi yang rendah oleh SLS. Lalu kemudian akan secara bertahap ke orbit atas dengan melakukan injeksi trans lunar.


Dengan misi tiga minggunya ini, Orion akan mengerahkan CubeSats, sebuah satelit dengan ukuran kotak sepatu dengan berjumlah 10. Tujuanya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang lingkungan yang berada di luar angkasa.


Misi ini akan melakukan perjalanan di sisi jauh dari Bulan, berkat pendorong yang disediakan oleh modul layanan Badan Antariksa Eropa (ESA). Pendorong nantinya akan kembali ke Bumi, di mana pelindung panasnya akan bertahan terhadap atmosfer.


Pesawat ruang angkasa Orion NASA bisa menampung hingga empat orang, tetapi tidak akan ada manusia di dalamnya untuk misi Artemis 1 di tahun ini.


Nantinya misi Artemis-2 akan menjadi uji coba berawak pertama, terbang mengelilingi Bulan tetapi tidak mendarat.


Sekitar tahun 2030-an mendatang, NASA berkeinginan untuk menguji teknologi yang diperlukan untuk misi perjalanan ke Mars dengan menggunakan Bulan. Nantinya juga turut digunakannya evolusi Blok 2 dari SLS.


Baca juga: Jaringan 5G Kecepatan 5 Gbps Disiapkan Pada MotoGP Mandalika 2022


SLS dan pesawat luar angkasa


NASA menyebut SLS sebagai "Kendaraan Eksplorasi Super Berat". Satu-satunya roket super berat yang saat ini beroperasi adalah Falcon Heaven milik SpaceX. 


SpaceX, perusahaan Elon Musk juga mengembangkan roket luar angkasanya sendiri Starship yang sepenuhnya dapat digunakan kembali yang dikatakan akan siap untuk pengujian orbital tahun ini. 


Telah diungkap bahwa nantinya roket tersebut hanya menghabiskan US$10 juta dalam sekali peluncuran


Saat ini SLS dirancang untuk terbang langsung ke tujuan akhirnya. Sementara SpaceX diharapkan untuk menempatkan Starship pada orbit dan kemudian mengisi bahan bakar dengan Starship lain sehingga dapat melanjutkan perjalanannya dengan bertujuan untuk memperluas jangkauan dan muatannya. 


NASA juga mengontrak versi Starship sebagai pendarat bulan untuk Artemis.


(na)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar