Foto : Mastel
Pengertian Ekonomi Digital
Ekonomi digital merupakan segala bentuk kegiatan ekonomi yang memanfaatkan bantuan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini termasuk transaksi jual beli, pemasaran dan lainnya yang dapat mempengaruhi perekonomian.
Digitalisasi ekonomi ini adalah suatu terobosan yang baik karena dapat menghindari kasus pencurian dan pencopetan dengan transaksi cashless. Selain itu, setiap proses transaksi bakal berjalan lebih lancar, cepat dan aman.
[Baca Juga: Berkat Startup, Ekonomi Digital Indonesia Tembus Rp 560 T]
Contoh Ekonomi Digital Ekonomi digital Indonesia semakin dikembangkan dan diintegrasikan oleh pemerintah melalui peraturan dan loka karya yang diadakan oleh Kementerian.
Walaupun demikian, praktik digitalisasi ekonomi ini telah lama berlangsung di Indonesia. Adapun contohnya antara lain:
#1 Gojek dan Grab Untuk Transportasi
Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan Grab dan Gojek sebagai salah satu startup yang berkembang dengan cepat melalui pelayanan transportasi.
Transportasi daring ini memberikan dampak ekonomi yang baik bagi para driver sehingga pemerataan ekonomi masyarakat Indonesia semakin baik.
#2 OVO, Dana dan Lainnya Untuk E-Wallet
E-wallet merupakan salah satu aplikasi yang banyak digunakan warga negara Indonesia. Karena teknologi ini bisa memudahkan transaksi yang ada. Oleh karena itu, perkembangan e-wallet ini semakin baik dari waktu ke waktu sehingga menyerap banyak tenaga kerja.
#3 BukaLapak, Lazada dan Lainnya Untuk E-commerce
E-commerce juga merupakan salah satu contoh dari digitalisasi ekonomi yang banyak digunakan di Indonesia. Bahkan, beberapa e-commerce mampu berkembang pesat dan memiliki market share sendiri di Indonesia.
Namun, bertahan dibidang ini tidaklah mudah karena persaingan yang sangat tinggi. Tentunya masih banyak lagi contoh dari digital ekonomi tersebut.
Namun, tiga contoh diatas merupakan yang paling banyak digunakan dan paling mudah diakses oleh masyarakat Indonesia.
Tujuan Ekonomi Digital
Melalui perkembangan digital di segala lini kehidupan terutama ekonomi tentunya terdapat beberapa dampak di Indonesia yang dapat kamu rasakan, seperti:
- Ekonomi; transaksi yang lebih cepat, pemerataan ekonomi, integrasi data ekonomi dan lainnya.
- Pendidikan; akses pendidikan, informasi dan bahan pelajaran menjadi lebih mudah serta membuka bisnis baru untuk pelatihan dan les online.
- Sosial; menjadi landasan untuk melakukan pembangunan ekonomi inklusif, sehingga usaha kecil dapat berkembang.
- Pemberdayaan SDM yang lebih baik; hal ini didapati dari mitra driver Gojek dan Grab yang merupakan penyandang disabilitas.
Tentunya masih banyak lagi dampak dari digitalisasi ekonomi ini bagi masyarakat Indonesia. Namun, 4 poin diatas dapat mewakili dampak positif dari ekonomi berbasiskan digital tersebut.
Perkembangan Ekonomi Digital di Indonesia
Ekonomi digital di Indonesia terus mengalami perkembangan yang signifikan. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya jumlah e-commerce yang menjamur. Bahkan, beberapa di antaranya mampu berkembang pesat sehingga menjadi bisnis unicorn.
Digitalisasi ekonomi ini ternyata menjadi peluang tersendiri untuk industri UMKM. Karena, UMKM dapat memasarkan produk dan jasanya dengan lebih luas, lebih mudah dan lebih murah. Jadi, UMKM tersebut dapat bertahan, bahkan pada masa krisis atau pun pandemi seperti sekarang.
Jadi, dengan bantuan teknologi digital banyak jumlah usaha dan bisnis yang bertahan dan berkembang. Hal ini tentu akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan mengurangi tingkat pengangguran.
Hingga pada akhirnya hal ini akan memberikan dampak positif pada perekonomian negara. Potensi Ekonomi Digital Indonesia Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dari segi digital ekonomi.
Mengapa? Karena masih banyak ruang dan sisi digitalisasi ekonomi yang belum terjelajahi. Bahkan yang ada saja masih bisa dikembangkan agar menjadi lebih baik. Oleh karena itu, ekonomi berbasis digital di Indonesia akan terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi.
Kamu bisa meniru jenis usaha digital yang ada di luar negeri tapi belum ada di Indonesia. Walaupun potensinya sangat besar, ekonomi digital ini juga memiliki beberapa kendala yang vital seperti keamanan.
Ekonomi berbasis digital membutuhkan berbagai perangkat keamanan agar tidak mudah diretas oleh hacker. Karena sistem digital sangat rentan disusupi orang jahat yang bisa menguras semua asset kamu.
[Baca Juga: Ekonomi Digital Indonesia Terbesar di ASEAN: Peluang dan Tantangannya]
Oleh karena itu, sebelum ikut berkecimpung dalam bidang ini pastikan kamu telah memiliki tim yang ahli dalam menangani hal tersebut. Kamu bisa memulai mengembangkan potensi digital dengan mempromosikan bisnis konvensional menjadi daring.
Tidak perlu biaya tinggi untuk merealisasikan hal ini, karena kamu hanya memerlukan website yang dibangun menggunakan web hosting yang baik, serta nama domain unik untuk memudahkan branding.
Ekonomi Digital Semakin Jadi Tonggak Perekonomian Ekonomi digital terus tunjukkan kemajuan seiring kemajuan teknologi di era 4.0. Di Tanah Air, ekonomi digital memberi harapan besar dan diyakini menjadi penggerak mendukung transformasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dosen Prodi Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, UII, Sigit Pamungkas mengatakan, tren adopsi teknologi sangat mempengaruhi perubahan sosial. Termasuk, mengubah perilaku konsumen yang berdampak perkembangan praktik bisnis modern. Dengan adanya loncatan kemajuan teknologi yang begitu tinggi, maka tiap organisasi bisnis harus memahami pemanfaatan teknologi secara tepat. Hal ini penting untuk menghadapi berbagai potensi disrupsi di era industri 4.0 ini.
“Kunci persaingan organisasi bisnis modern kini terletak di tiga tantangan utama, yaitu bagaimana membuat produk yang ditawarkan jadi lebih baik, lebih cepat dan lebih murah,” kata Sigit dalam webinar yang digelar Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) UII.
Tiga tantangan itu perlu dihadapi kekuatan strategi dan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Untuk bisa melakukannya, Sigit menekankan, perusahaan harus lincah dalam mengolah sumber daya informasi.
“Pada era ekonomi digital, penggunaan teknologi sudah menjadi keniscayaan untuk meningkatkan pengelolaan data dan informasi, mendorong keunggulan kompetitif perusahaan,” ujar Direktur Pemasaran UII tersebut.
[Baca Juga: Pengaruh Ekonomi Digital Terhadap Ekonomi Nasional]
Mengutip tulisan tren dataisme Steve Lohr, ia mengingatkan, manajer modern kini lebih banyak memakai hasil analisis data sebagai dasar pengambilan keputusan. Mereka tidak lagi menggunakan intuisi atau pengalaman.
“Ekonomi digital juga telah mendorong transformasi gaya manajerial organisasi modern, kini lebih saintifik dibanding sekedar pakai nyali,” kata Sigit.
Terkait perkembangan ekonomi digital di Indonesia, Sigit menyoroti peluang dan tantangannya. Ia melihat Indonesia memiliki modal untuk membangun kekuatan ekonomi digital yang semakin besar. Dalam pasar domestik, Indonesia miliki potensi pasar yang sangat besar dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet.
Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat jumlah pengguna internet Indonesia pada 2019 sebanyak 171,17 juta. Itu sama dengan 64,8 persen dari keseluruhan total penduduk Indonesia yaitu 264,16 juta jiwa. Bahkan, pada 2019 Google menobatkan Indonesia negara dengan nilai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan valuasi 40 miliar dolar AS atau Rp 566 triliun.
“Sedangkan, dari sisi potensi meningkatkan pelaku usaha, Indonesia juga sedang menikmati bonus demografi. “Kita memiliki penduduk usia produktif yang lebih besar dan didominasi generasi milenial, yang jadi aktor ekonomi potensial,” katanya.
Tantangan cukup besar terkait kesenjangan digital yang masih jadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Meski pengguna internet meningkat, tapi yang belum jadi pengguna masih cukup besar jumlahnya. Pemerataan infrastruktur untuk mendukung akses teknologi, terutama di daerah rural juga penting.
Baik dari sisi akses teknologi dan literasi digital jadi faktor penting dalam kesenjangan digital di tanah air. Tanpa akses teknologi, sulit untuk meningkatkan literasi digital. Meski begitu, Sigit mengapresiasi usaha mengatasi kesenjangan digital melalui pemerataan infrastruktur teknologi, seperti proyek nasional Palapa Ring.
Lalu, inisiatif untuk meningkatkan literasi digital melalui desain kurikulum merdeka belajar. Ia merasa, dengan kondisi geografis sebagai negara kepulauan dan populasi penduduk yang besar, atasi kesenjangan digital tentu tidak mudah.
“Namun, ini penting untuk jadi prioritas karena Indonesia punya peluang dan masih menyisakan tantangan, dan kini kita berlomba dengan waktu untuk terus memperkuat ekonomi digital sebagai tonggak perekonomian di Tanah Air,” kata Sigit.
Tantangan Digital Ekonomi di Indonesia
Revolusi Industri 4.0 mendorong berbagai negara di dunia untuk terus berinovasi dalam ranah perekonomian digital. Melakukan inovasi dan mengikuti perkembangan yang ada memang tidak selalu mudah.
Ada berbagai macam tantangan yang dihadapi melalui strategi-strategi yang terencana. Untuk kasus di tanah air, ada lima tantangan dalam investasi digital ekonomi di Indonesia saat ini. Berikut di antaranya yang perlu kamu ketahui:
#1 Cyber Security
Cyber security masih menjadi tantangan utama di berbagai negara dalam hal perekonomian digital. Begitu pula dengan investasi digital ekonomi Indonesia.
Sebagai negara berkembang yang memiliki peluang besar, Indonesia memiliki arus transaksi online yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Hal ini akan menjadi celah baru bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penyerangan terhadap dunia cyber. Bahkan negara kita pernah mendapat 1.225 miliar serangan cyber setiap harinya.
Salah satu bentuk serangan cyber ini adalah ransomware yang dapat menyerang website yang bergerak di perekonomian digital. Kasus yang dapat dijadikan pelajaran adalah bagaimana ransomware dapat membobol bank sentral Bangladesh dan Malaysia.
Akibatnya, kerugian yang cukup besar pun tak bisa dihindari. Oleh karenanya, penting bagi pemerintah menciptakan sistem keamanan internet tingkat tinggi guna menjaga transaksi dan investasi ekonomi digital.
#2 Persaingan yang Semakin Ketat
Perekonomian digital juga membawa persaingan pasar semakin ketat. Berkembangnya e-commerce seolah menjadi keran masuknya produk-produk dari negara lain ke Indonesia dengan mudah.
Akibatnya, produk-produk lokal pun jika tidak berkembang akan tergerus oleh produk dari negara lain yang cenderung dijual dengan harga terjangkau. Misalnya saja membanjirnya produk-produk dari Cina, Singapura, maupun Jepang.
Ditambah lagi sat ini masih minim produk dari UMKM yang masuk dalam ranah e-commerce. Di sinilah diperlukan adanya sinergi dari pihak pemerintah maupun swasta agar produk lokal ini dapat bersaing.
Baik melalui pembinaan hingga bantuan inovasi supaya di masa mendatang produk lokal dapat menikmati keuntungan dari adanya investasi digital ekonomi Indonesia.
#3 Pembangunan Sumber Daya Manusia
Tantangan selanjutnya dalam menghadapi investasi digital ekonomi Indonesia ialah mengenai sumber daya manusia. Hal ini tentu menjadi tugas bagi pemerintah di negara-negara berkembang seperti Asia Tenggara, termasuk pula di Indonesia.
Pada tahun 2017, sebagaimana dilansir dari Kompas.com, Google menyebutkan bahwa di Asia Tenggara sumber daya profesional dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital masih minim. Seperti pekerjaan rumah di negara-negara berkembang, tenaga kasar masih mendominasi sumber daya dalam hal sistem perekonomian.
Tantangan ini memang tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Salah satu pemecahannya ialah pemerintah lagi-lagi harus bekerja sama dalam mengedukasi masyarakat dan mempersiapkan sistem pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman jika ingin memiliki daya saing yang baik dalam menghadapi ekonomi digital saat ini.
#4 Ketersediaan Akses Internet yang Mumpuni
Sama halnya dengan pembangunan sumber daya manusia, faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah mengenai infrastruktur. Dalam hal ini, yang menjadi poin penting adalah ketersediaan akses internet mumpuni di hampir seluruh wilayah.
Sebab, akses internet inilah yang mempengaruhi investasi digital ekonomi di Indonesia. Saat ini akses internet masih terpusat di pulau-pulau terbesar saja seperti Jawa, Sumatera, Bali, dan Nusa Tenggara. Sedangkan wilayah seperti Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua dinilai masih minim.
Data tersebut dilansir oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet di Indonesia pada 2017 lalu. Diharapkan dengan adanya program pembangunan internet, nantinya bisa mendorong peningkatan perekonomian.
#5 Regulasi yang Belum Mengikuti Perkembangan Zaman
Tantangan lainnya ialah mengenai adanya regulasi dan dasar hukum yang perlu dirancang untuk mengikuti perkembangan zaman. Hukum klasik yang menyebutkan bahwa hukum selalu berjalan tertatih-tatih mengejar perkembangan zaman mungkin akan berlaku jika aturan main mengenai digital ekonomi di Indonesia tidak ditangani dengan optimal.
Menanggapi hal ini, pemerintah pun dengan sigap membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur jalannya perekonomian digital nasional.
[Baca Juga: Seperti Apa Prediksi Ekonomi Indonesia Tahun 2021 di Mata Para Ahli?]
Begitu pula dengan lembaga-lembaga terkait. Ini semata-mata untuk melindungi hak-hak konsumen dan pelaku ekonomi digital agar dapat berjalan dengan baik di masa mendatang.
Setidaknya lima tantangan di ataslah yang saat ini sangat relevan dihadapi oleh pemerintah dalam hal investasi digital ekonomi di Indonesia.
Semoga ke depannya nanti tantangan-tantangan tersebut bisa segera teratasi demi ekonomi digital yang semakin berkembang di Indonesia. Dari penjelasan di atas dapat diprediksi bahwa e-commerce dan digital ekonomi kedepan akan mengalami perkembangan yang positif.
Tinggalkan Komentar