Setelah 16 Tahun, Spotify Akhirnya Raih Keuntungan Pertama

Anita Anggi Anggraeni . February 06, 2025

Foto: aqi.co.id

Teknologi.id - Coba kamu bayangkan sebuah perusahaan teknologi raksasa yang memiliki ratusan juta pengguna di seluruh dunia, tetapi selalu merugi selama lebih dari satu dekade. Kedengarannya mustahil, bukan?

Namun, itulah yang dialami oleh Spotify, sebuah platform streaming musik terbesar di dunia.

Sejak berdiri pada tahun 2008, Spotify telah menjadi pemimpin dalam industri platform streaming dengan lebih dari 600 juta pengguna aktif. Akan tetapi, selama 16 tahun, perusahaan ini terus merugi. Baru pada tahun ini, Spotify akhirnya mencatat keuntungan pertamanya.

Lantas, mengapa butuh waktu yang begitu lama bagi Spotify untuk mencapai keuntungan?

Baca juga: Spotify Hadirkan Offline Backup, Pengguna Dapat Mendengar Musik Tanpa Internet!

Laporan keungan Spotify

Berdasarkan laporan keuangan kuartal IV-2024 yang dirilis pada Selasa (4/2/2025), perusahaan asal Swedia ini meraih total pendapatan sebesar 4,2 miliar euro (sekitar Rp 71,17 triliun) dengan laba bersih mencapai 367 juta euro (sekitar Rp 6,2 triliun).

Spotify berhasil mengumpulkan laba bersih sebesar 1,14 miliar euro (sekitar Rp 19,33 triliun) di sepanjang tahun 2024. Ini merupakan sebuah pencapaian yang signifikan, mengingat pada 2023 mereka masih mencatat kerugian hingga 532 juta euro (sekitar Rp 9 triliun).

Selain itu, jumlah pengguna aktif bulanan (Monthly Active User/MAU) Spotify juga mengalami peningkatan. Pada akhir 2024, total MAU mencapai 675 juta, naik sebanyak 12% dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 664,3 juta.

Pencapaian lain yang diraih oleh Spotify yaitu pelanggan premium tumbuh 11% hingga menjadi total 263 juta. Jumlah tersebut meningkat dari 236 juta di tahun sebelumnya.

Pertumbuhan jumlah pengguna, terutama pelanggan premium, menjadi faktor utama di balik lonjakan pendapatan Spotify, yang akhirnya membawa perusahaan ini mencapai keuntungan setelah 16 tahun beroperasi.

Strategi Spotify dalam meningkatkan keuntungan

Seiring dengan pertumbuhan Spotify yang positif, pendiri sekaligus CEO Spotify, Daniel Ek, berencana untuk menggandakan bisnis musik perusahaan pada tahun ini.

"Spotify bukan hanya produk yang bagus, kini juga menjadi bisnis yang hebat. Kami akan menggandakan bisnis musik pada tahun 2025 dan saya tidak sabar menantikannya," ujar Daniel Ek, dikutip dari situs resmi Spotify, Kamis (6/2/2025).

Menariknya, pertumbuhan ini terjadi meskipun harga langganan Spotify premium mengalami kenaikan.

Pada Juli 2023, Spotify pertama kali menaikkan harga layanan premiumnya. Kemudian, diikuti dengan kenaikan berikutnya pada Juni 2024 menjadi 11,99 dollar AS (sekitar Rp 195.710) per bulan dari sebelumnya 10,99 dollar AS (sekitar Rp 179.387) per bulan, dilansir dari The Verge.

Selain kebijakan harga, pemangkasan jumlah karyawan juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan Spotify.

Sepanjang 2024, perusahaan memangkas 20,4% tenaga kerjanya, sehingga jumlah karyawan global berkurang dari 9.123 orang pada akhir 2023 menjadi 7.261 pada akhir 2024. Langkah ini dinilai turut memperkuat kondisi keuangan perusahaan, dilansir dari The Variety.

Aplikasi Mod tidak bisa digunakan lagi

Pada akhir tahun 2024, Spotify semakin tegas dalam memberantas pembajakan dengan melarang penggunaan aplikasi modifikasi (mod).

Kebijakan baru ini diterapkan melalui perubahan tingkat Application Programming Interface (API), yang memastikan layanan Spotify hanya dapat berjalan pada aplikasi resmi.

Aplikasi mod, yang dibuat oleh pihak ketiga untuk mengakses fitur premium tanpa berlangganan, kini tidak lagi berfungsi.

Sejak November 2024, Spotify membatasi akses API yang digunakan oleh aplikasi tidak resmi, termasuk fitur seperti rekomendasi, playlist, dan akses ke artis terkait. Akibatnya, pengguna aplikasi mod mengalami gangguan seperti daftar putar kosong dan ketidakmampuan mengakses musik.

Selain ilegal, aplikasi mod juga berisiko tinggi terhadap keamanan data pengguna, karena rentan disusupi malware untuk tujuan finansial.

Dengan kebijakan baru ini, bukan tidak mungkin ke depannya Spotify akan memblokir secara permanen pengguna yang masih mencoba menggunakan aplikasi mod.

Untuk itu, pengguna disarankan untuk hanya menggunakan aplikasi resmi yang dapat diunduh di Google Play Store maupun App Store untuk dapat menikmati fitur lengkap dan perlindungan keamanan yang terjamin.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(AAA)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar